Arvin Evano dia adalah seorang Dokter Psikiater bisa dikatakan Dokter Gangguan Mental/Jiwa dia sangat terkenal tidak pernah tertarik dengan siapapun.
Namun hal berbeda terjadi pada dirinya, saat diminta untuk menyembuhkan satu pasien Gadis yang sudah lama berada dirumah sakit jiwa tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Yang ditunggu
Terlepas dari masalah kemarin, kini satu bulan telah berlalu dimana hari yang ditunggu Arvin dan Priscilla akhirnya tiba.
Setelah upacara selesai, dimana mereka tengah melakukan resepsi pernikahan. Air mata Denna mengalir terus-menerus dia benar-benar tidak bisa menahan rasa bahagia melihat Putra satu-satunya akhirnya mempunyai pasangan hidup.
Priscilla juga begitu air matanya mengalir terus-menerus dia tidak menyangka ada seseorang yang mencintai dirinya apa adanya sehingga mengganti statusnya menjadi seorang istri sekarang ini.
Wajah Priscilla terlihat sangat cantik sekali ditambah polesan serta gaun pengantin tersebut, namun sebenarnya hatinya sangat sedih karena wali nikahnya tidak ada.
Jadi yang menjadi wali nikah Priscilla adalah Dicky mengatas namakan sebagai kakak sepupunya.
Untungnya saja bisa, karena Arvin manipulasi data bahwa kedua orang tua Priscilla telah meninggal, karena dia tidak ingin lagi berurusan dengan keluarga itu.
Seintinya, selang satu minggu Arvin akan kembali ke Paris. Setelah menikah dia mencoba untuk mengurus perpindahannya Priscilla.
Begitu juga dengan Dicky, dia membuntuti Arvin kemana pun pergi. Untungnya saja Jerry juga menolak untuk kemari.
********
Setelah dua jam lebih, akhirnya acara mereka telah selesai kini Arvin membawa kembali Priscilla kedalam kamar.
Untuk acara pernikahan mereka memang dilakukan dimalam hari agar Priscilla bisa langsung istirahat nanti malamnya.
" Bersihkan dulu tubuhmu, setelah itu istirahat" kata Arvin sambil mengelus-elus pipinya Priscilla
" Baiklah" jawab Priscilla langsung bangun dari duduknya
Arvin tersenyum saat melihat Priscilla sedang berjalan kearah kamar mandi, dia benar-benar sangat bahagia sekali tidak menyangka pasiennya menjadi mendamping hidupnya.
Setelah Priscilla tiba didalam kamar mandi, dimana Arvin mendapatkan satu notif pesan. Dengan cepat dia mengambil ponselnya.
" Darurat, apa lo bisa bantu gue? Ada pasien yang baru masuk tapi sangat mengamuk pasien pria usianya sekitar 25tahun dia sangat takut kepada seorang wanita"
Arvin menghelankan nafasnya saat membaca pesannya dari Dicky, seharusnya setelah acara pernikahan malamnya dia bisa menikmati masa malam pertamanya.
Namun ternyata ada panggilan darurat dari rumah sakit, ingin menolak tidak bisa terpaksa Arvin harus pergi.
" Baiklah, gue akan kesana tapi agak terlambat karena masih menunggu Priscilla selesai mandi"
*******
Setelah 15 menit, Priscilla telah keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kimononya lalu handuk kecil berbalut diatas kepalanya.
Saat dia keluar dengan cepat Arvin melangkahkan kakinya menuju kamar mandi lalu tidak lupa mengecup keningnya Priscilla.
Mungkin malam ini akan gagal untuk malam pertama mereka berdua. Arvin juga harus mengantarkan Priscilla kepada Denna.
Karena tidak mungkinkan Arvin meninggalkan Priscilla dikamar sendirian karena itu membuatnya sangat khawatir dan tidak fokus bekerja.
Priscilla hanya merasa heran saja melihat Arvin begitu terburu-buru, ingin bertanya namun Arvin sudah masuk kedalam kamar mandi.
Sambil menunggu Arvin, kini Priscilla mencari pakaiannya lalu dia menyiapkan pakaiannya Arvin.
******
Hanya dalam hitungan 3 menit saja Arvin telah selesai membersihkan dirinya, saat dia keluar betapa terkejutnya Priscilla melihat Arvin yang sudah selesai mandi sangat cepat sekali.
Biasanya Arvin mandi lebih lama dibandingkan Priscilla, tatapannya begitu heran sekali melihat Arvin.
" Tumben cepat?" tanga Priscilla dengan wajah herannya
" Aku sedang buru-buru sayang" jawab Arvin
" Buru-buru mau kemana?"
Arvin hanya menghelankan nafasnya lalu menatap Priscilla.
" Aku ada panggilan darurat dari rumah sakit sayang, maafkan aku setelah acara pernikahan kita selesai aku malah harus pergi kerumah sakit"
Priscilla hanya menggelengkan kepalanya lalu tersenyum kepada Arvin.
" Tidak apa-apa, itu sudah tugasnya kamu bukan? Jadi mau tidak mau kamu harus melakukannya jika tidak makan kamu akan mendapatkan pelanggaran bukan?"
Arvin langsung memeluk Priscilla, dia benar-benar sangat senang sekali bahwa Priscilla pengertian kepada dirinya.
" Terima kasih sudah mengerti keadaanku, aku berjanji jika sudah selesai aku akan pulang cepat"
" Jangan buru-buru"
"Tapi kamu harus bersama Mama, aku tidak mungkin harus meninggalkanmu sendirian"
Priscilla tersenyum kembali menyakinkan suaminya agar tidak khawatir.
" Aku tidak apa-apa sendirian"
" Kamu yakin?" tanya Arvin dengan nada menyakinkan
" Aku yakin Arvin"
Arvin menghelankan nafasnya mencoba percaya kepada istrinya itu.
" Baiklah jika kamu ingin tetap disini, kalau begitu aku siap-siap dulu"
" Sini aku bantu"
Arvin pun menganggukkan kepalanya, lalu dimana Priscilla membantu Arvin bersiap-siap.
Setelah beberapa menit akhirnya Priscilla telah selesai membantu Arvin bersiap-siap, lalu kini Arvin berpamitan kepada Priscilla karena dia sudah ditunggu oleh Dicky.
" Kalau begitu aku pamit dulu, ingat jika bukan aku jangan pernah membuka kunci sembarangan kamu bisa melihat dari lobang kecil ini untuk mengeceknya paham?"
Priscilla menganggukkan kepalanya, dia paham apa yang dijelaskan oleh Arvin. Pria itu tersenyum lalu dia mengecup kening dan bibirnya Priscilla.
Membuat Priscilla terkejut dan merasa sangat malu sekali saat mendapatkan kecupan dari Arvin.
" Kalau begitu aku pergi, jika aku sudah selesai aku akan pulang cepat"
Priscilla tidak menjawabnya dia masih mematung karena merasa gugup dan malu. Dimana Arvin yang sudah keluar dari kamarnya tersebut.
Dia benar-benar sangat buru-buru sekali sehingga membuatnya tidak bisa lama-lama bersama Priscilla.
Jantung Priscilla benar-benar berdebar dibuat oleh Arvin sehingga membuatnya menjadi terdiam saja lagi.