Pilihan Hati
"apa ibu sudah cantik Kal?" tanya Rima, sedari tadi wanita berusia hampir setengah abad itu terus mematut wajahnya di depan cermin
Haikal tersenyum bahagia melihat antusias ibunya untuk bertemu dengan keluarga dari Maira, kekasihnya
Malam ini Haikal dan Rima sedang ada janji untuk bertemu dengan keluarga Maira di sebuah restoran untuk membicarakan kelangsungan hubungan mereka berdua
Jalanan yang macet membuat keduanya terlambat datang hampir satu jam lamanya
"hubungi Maira, bilang suruh pesan makanan lebih dulu sambil menunggu kedatangan kita Kal!" perintah Rima
"sudah bu, sudah dari tadi Haikal minta Maira memesan makanan lebih dulu" jawabnya
hubungan Haikal dan Maira yang sudah terjalin selama dua tahun ini membuat Rima memutuskan agar anaknya segera meminang Maira tapi sebelum itu Rima ingin bertemu dulu dengan keluarga Maira untuk membicarakan tentang anak anak mereka
beberapa saat kemudian mereka berdua pun sudah sampai di restoran yang di tuju. Rima terlebih dahulu turun sedangkan Haikal memarkir mobilnya, kondisi restoran yang sedang ramai membuat Haikal agak kesulitan mencari tempat untuk parkir mobil
Rima yang tak enak hati dengan keluarga Maira pun memutuskan untuk masuk terlebih dahulu menemui Maira dan keluarganya
Rima mengedarkan pandangannya hingga pasang matanya melihat dengan jelas dengan siapa Maira bersama
Sepasang suami istri yang tak asing baginya meski sudah puluhan tahun tak pernah bertemu tapi Rima masih mengingatnya dengan jelas
Jantung Rima seperti di pompa dengan sangat cepat, kilasan bayangan masa lalu terpampang di depannya bahkan air matanya pun luruh tanpa mampu di cegah
Secepatnya wanita paruh baya itu menguasai diri dan segera berbalik sebelum Maira dan keluarganya menyadari kehadirannya
Rima berbalik dengan tergesa-gesa menghampiri Haikal yang baru turun dari mobilnya
"lho ibu kenapa, kok ibu malah balik ke sini sih?" tanya Haikal keheranan melihat ibunya yang tadinya sudah masuk terlebih dahulu ke dalam restoran justru kini sudah ada di depannya
"kita pulang sekarang!!!" ucapnya
"lho kenapa bu, lalu bagaimana dengan Maira dan keluarganya bu? Mereka pasti sudah menunggu kita" jawab Haikal yang tak mengerti dengan apa yang terjadi pada ibunya saat ini
"kita pulang sekarang Haikal!!!" ulangnya tegas
"baik bu tapi biar aku beritahu Maira dulu bu biar dia dan keluarganya tidak menunggu kita"
Haikal hendak berjalan melewati Rima tapi dengan cepat Rima mencekal lengan putra semata wayangnya itu
"ibu tidak akan mengulanginya lagi Haikal, kita pulang sekarang" lirihnya
Haikal terpaku sedangkan Rima masih mencoba menguasai hatinya agar tak kelepasan bicara di depan Haikal
Haikal pun akhirnya tak punya pilihan lain, lelaki itu masih dengan kebingungannya akhirnya kembali ke mobil dan kini melajukan mobilnya menuju kediaman mereka
Sepanjang perjalanan mereka berdua terdiam bahkan Haikal pun seperti tak punya keberanian untuk menanyakan kepada Rima alasannya meminta pulang sebelum bertemu dengan keluarga Maira
Ponsel Haikal yang di letakkan di dashboard mobil pun berdering dan nama Maira lah yang kini tertera di layar
Rima segera mengambil ponsel tersebut dan segera mematikan nya
"Bu tolong biar aku beritahu Maira dulu kalau kita tidak jadi bertemu, pasti sekarang mereka sedang menunggu kita" lugasnya tapi Rima tetap bergeming bahkan kini ponsel Haikal pun ia masukkan ke dalam tasnya
Haikal merasa bingung dengan sikap ibunya malam ini bahkan tadi sebelum sampai di restoran sikap Rima masih terlihat begitu antusias untuk bertemu dengan keluarga Maira. Haikal pun memikirkan bagaimana dengan Maira yang kini sedang menunggu kedatangannya
Konsentrasi nya seakan terpecah antara sikap ibunya dan Maira
Tanpa sengaja Haikal melirik dengan ekor matanya tampak Rima sedang mengusap matanya seolah sedang menyembunyikan air matanya
"ibu,ibu menangis? Ada apa bu?" tanyanya lalu dia pun menepikan mobilnya yang tak lama lagi akan memasuki gerbang perumahan tempat tinggalnya
"Bu apa terjadi sesuatu tadi di dalam?" tanya Haikal
"kita pulang Haikal, kepada ibu pusing!" jawab Rima
Tak ingin terjadi hal yang tidak di inginkan akhirnya Haikal kembali melajukan mobilnya menuju kediaman mereka
deretan pertanyaan muncul di benak Haikal atas sikap Rima
Begitu mobil berhenti di halaman rumahnya segera Rima turun dan berlalu ke kamarnya tanpa menghiraukan panggilan Haikal
"ibu kenapa sih, apa yang terjadi tadi di dalam restoran sampai ibu berubah seperti itu
Sementara itu di dalam restoran
Maira bingung bercampur khawatir karena hingga dua jam lamanya dari waktu yang telah mereka tentukan tapi sang kekasih juga ibunya tak kunjung datang
Berkali-kali ia mencoba menghubungi nomor ponsel Haikal tapi justru sekarang nomor ponsel tersebut berada di luar jangkauan
"Mai jadi datang gak sih Haikal sama ibunya kok sampai sekarang belum kelihatan" tanya Heri ayahnya Maira
"gak tau yah tapi ini justru sekarang nomor ponsel mas Haikal gak bisa di hubungi, aku jadi khawatir yah" jawabnya lesu
"ini sudah terlalu malam Mai mungkin memang mereka tidak datang lalu bagaimana dengan makanan ini siapa yang akan bayar" resah Hesti ibunya Maira karena sedari tadi dia memesan makanan dengan harga yang lumayan mahal berharap Haikal yang akan membayarnya
"kamu juga sih pesen makanan gak kira kira kalau sudah gini siapa yang akan bayar, Haikal juga kenapa sih gak datang tanpa memberi kabar" tukas Heri sebenarnya ia pun gelisah dengan nominal yang harus di bayar oleh mereka malam ini
Mau tak mau akhirnya Maira menghampiri meja kasir dan meminta nota yang harus di bayar olehnya dengan uang tabungannya
"kamu kemana sih mas kok gak dateng gak ngabarin aku" gumamnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments