Runa seorang gadis cantik yang sudah lelah menjalin hubungan dengan kekasihnya yang posesif memilih mengakhiri sepihak. namun apakah Abi akan membiarkan gadis yang sudah di claim sebagai miliknya lolos dari genggamannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wattped Love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebalikannya
Setelah sarapan keduanya langsung pamit berangkat sekolah. Runa tidak henti-henti mendumel perkara Abi yang pagi-pagi sudah nongkrong di rumahnya. Ia kira ucapan Abi kemarin sore yang akan menjemputnya hanyalah kebohongan semata. Tapi ternyata pacarnya itu terlalu serius dalam hidup.
" Udah ngocehnya?" sindir Abi sembari memakaikan runa helm berwarna pink soft di kepalanya. Abi memang sengaja membeli helem itu untuk runa. Bahkan ia sendiri yang memilih warna, ukuran,dan tipe helmnya.
" Udah cepet naik entar telat." suruh Abi mengulurkan tangannya membantu kekasihnya naik ke jok motor. Lebih dulu ia duduk di atas motor agar lebih mudah membantu runa.
Tanpa menjawab runa menuruti perintah Abi. Di wajahnya sana sekali tidak ada senyuman sedikit pun. Runa berpegangan di pundak Abi agar tidak jatuh. Tapi Abi menarik kedua tangan runa agar melingkar di perutnya. Runa berusaha menarik tangannya. Tapi kedua tangan kecilnya di genggaman erat tangan kiri Abi. Sedangkan yang kanan untuk menyetir.
" Diam!' desis Abi pelan.
Runa ingin sekali mengigit bahu lebar Abi. Mengoyaknya dengan gigi tajamnya. Melampiaskan kekesalannya pagi ini. Tapi sayang itu hanya ada di angan-angannya. Sejak mengetahui sifat gila pacarnya itu runa harus lebih berhati-hati dalam bertindak agar tidak di makan harimau lapar itu.
Sepanjang perjalanan Abi mengelus-elus tangan lembut runa yang melingkar di perutnya. Mulai sekarang ia tidak akan lagi bersikap jutek pada gadisnya. Tidak sulit baginya hanya menyetir motor mengunakan satu tangan. Ia sudah sangat jago dalam berkendara roda dua itu. Mulai sekarang Abi tidak akan lagi ragu-ragu untuk menunjukkan cinta pada gadis nakal ini. Ia akui sudah masuk ke dalam perangkap yang runa buat. jatuh cinta sejatuh-jatuh nya. Entah sejak kapan rasa itu muncul. Yang pasti saat runa mengatakan ingin putus darinya di situ ada rasa marah, kecewa, juga emosi yang Abi rasakan. Seakan ada batu besar yang menancap di hatinya. Perasaan asing yang tidak pernah Abi rasakan pada siapapun. Dan ia berjanji tidak akan melepaskan apa yang sudah menjadi miliknya. Dengan cara yang benar ataupun salah Abi tidak peduli.
Baginya cinta tanpa memiliki itu bulshit. Jika bahagianya dia dengan orang lain maka Abi dengan senang hati tidak masalah tidak mendapatkan hatinya yang penting raganya ada di sampingnya. Bukannya cinta juga bisa hadir karena terbiasa. Katakanlah Abi terobsesi atau apapun itu namanya. ia hanya akan mengikuti apa kata hatinya saja. Suka atau tidak suka, terima atau tidak runa Liliana Mahendra adalah miliknya selamanya.
Sampai di parkiran sekolah keduanya jadi pusat perhatian anak-anak lain yang berada di halaman sekolah ataupun berdiri di depan kelas lantai dua dan tiga. Siapa sih yang tidak mengenal pasangan fenomenal sma antariksa. Keduanya sama-sama dari kalangan yang setara, dari kekayaan, rupa, popularitas dan gaya fashion mereka yang sering di tiru oleh murid-murid lain.
Hanya saja sifatnya yang sangat bertolak belakang. Abi yang terkenal irit bicara runa yang sangat cerewet. Abi anti wanita runa pawang buaya. Abi benci keramaian runa penyebab kegaduhan. Abi pintar runa juga pinter, pintar dalam mencari masalah hehe.Tapi bukankah itu lebih bagus mereka bisa saling melengkapi. Lebih tepatnya Abi akan mengontrol kekasihnya yang nakal itu.
Dari parkiran sampai depan kelas, tangan Abi sama sekali tidak melepaskan gandengannya pada runa. Menunjukkan kepada semua orang bahwa runa miliknya seorang. Tangan runa sampai basah karena pegangan Abi terlalu kuat. Mau berontak juga percuma hanya menghabiskan tenaganya saja yang baru tersisa tadi.
Jika dulu runa yang melakukan ini sekarang gantian Abi yang menempeli runa. Runa jadi meringis dalam hati. Ternyata ini yang Abi rasakan dulu. Begitu menyebalkan saat kita selalu di dekati orang yang tidak kita suka. Risih dan bikin malu. Bahkan runa yang selalu tampil PD di buat tidak berkutik oleh ulah abi. Runa membalas tatapan anak-anak dengan ringisan bodohnya. Di tambah masalah ciuman kemarin sudah semakin mengundang tatapan aneh dari teman-teman angkatnya.
" Udah ih lepas malu tau." bisik runa greget.
Berhubung sudah di depan pintu kelas runa. Api pun melepaskan gandengannya. Ia juga harus masuk ke kelasnya yang tidak jauh dari kelas runa.
" Belajar yang bener, aku ngga mau dengar kamu bolos lagi." peringkat Abi.
" Terserah gue lah, hidup-hidup gue repot amat Lo." tapi sayangnya runa hanya bisa mengatakan dalam hati.
" Hemm."
" Jawab yang bener!"
" Iyaaa sayangg!"
Abi tersenyum tipis mendengar jawaban kekasihnya. " Pinter." puji Abi mengacak rambut runa sebelum pergi.
" Isshh jadi rusakkan." gerutu runa merapihkan rambutnya kembali.
Setelah itu runa masuk ke kelasnya. Kebetulan bel masuk sudah berbunyi. Kedua sahabatnya pun sudah duduk anteng di kursinya menatap ke arahnya dengan tatapan menggoda. Okeh abaikan dua manusia kerdil itu. Anggap runa tidak melihat.
***
Kringg
Bel istirahat berbunyi.
" Ehh kita ke warung di samping sekolah yuk." ajak runa yang masih penasaran dengan warung yang pernah ia lihat.
" Ngapain?" tanya Cika kepo.
" Ya ngga papa, cari nuansa baru aja. Kita belum pernah loh ke sana. Kali aja dapet adek-adek gemes." balas runa bersemangat.
" Mau mati Lo! udah tau punya pacar psikopat masih aja kegatelan." sinis Amel.
" Alah bilang aja Lo takut, kemarin aja gaya-gayaan mau ngelabrak Abi. Ujung-ujungnya malah kabur ninggalin kita." sindir runa tertawa meremehkan.
Amel mengerucutkan bibirnya mengingat tingkahnya yang memalukan kemarin.
" Lagian pacar lo aneh banget, pake bawa-bawa pisau segala. Siapa juga yang ngga takut. Gue ngga mau mati muda yah." bela amel tidak mau kalah.
Runa dan Cika cekikikan melihat Amel yang tidak mau mengaku. Diantara mereka bertiga Amel lah yang memiliki tingkat gengsi paling tinggi.
" Okehlah gas yuk sebelum masuk." ucap Cika berdiri lebih dulu. Sepertinya tidak buruk juga makanan di warung itu.
" Let's go." kompak runa dan Amel.
Untuk sampai di warung itu mereka harus melewati kelas 10 dan juga lorong menyeramkan itu. Tapi karena waktu istirahat jadi suasananya tidak terlalu sepi. Tinggal lima meter lagi sampai runa tiba-tiba menghentikan langkahnya.
" Kenapa?" tanya amel saat runa merentangkan tangannya agar mereka berhenti berjalan.
" Gue maunya dedek gemes kenapa jadi malaikat maut." rengek runa menujuk pada gerombolan cowok-cowok di warung.
Amel dan Cika menajamkan matanya melihat ke depan. Ternyata di sana ada sosok kekasih runa bersama tiga sahabatnya. Ada juga murid lain. Parahnya mereka tengah merokok di kawasan sekolah. Jadi sepertinya warung itu di jadikan markas untuk anak-anak cowok yang ingin merokok agar tidak ketahuan.
" Kayanya emang dia jodoh lo deh run, dimana-mana selalu ketemu." ejek amel.
" Emang boleh sejodoh itu." ucap Cika ikut menggoda runa.
" Diem jangan bersisik entar mereka liat." suruh runa tidak menggubris kedua sahabatnya.
" Yuk balik." ajak runa mundur pelan-pelan agar mereka tidak melihat ke arah sini.
Setelah agak jauh mereka buru-buru lari dari sana. Memutar arah pergi ke kantin. Sampai di kantin mereka duduk dengan napas yang berderu kencang. Jarak lorong dengan kantin lumayan jauh. Apalagi mereka jarang berlari.
" Haduhh capek." guman runa ngos-ngosan. Amel san Cika pun tidak jauh berbeda.
" Minum." ucap Cika lemas. Tenggorokannya kering karena terlalu jauh berlari.
" Ra bagi minum dong." minta Amel melihat empat botol air putih dingin yang masih di segel di meja kantin sampingnya.
" Nih, Kenapa Lo?" tanya Tiara teman sekelasnya.
" Habis di kejar takdir hidup." balas Cika ngawur. Mereka langsung membuka minum itu dan menegakkan sampai tinggal setengah.
" Ada-ada aja kalian." ucap Tiara menggelengkan kepalanya.
" Kayanya gue butuh olah raga deh." ucap runa tidak ada angin.
" Sadar diri ya Bun." ujar Cika terkekeh.
Tapi benar juga sih sepertinya mereka butuh olahraga agar tidak cepat lelah hanya karena berlari. Usia boleh muda tapi tenaga jompo. Sebenernya mereka olahraga di sekolah tapi itukan cuma satu kali dalam satu Minggu. Dan itupun tidak mereka ikuti dengan sungguh-sungguh.
" Pesen makanan dong." ucap runa. Mana kenyang cuma minum air putih dong.
" Steak aja gimana?" tanya Amel memberi rekomendasi.
" Boleh tuh." balas Cika setuju. Runa juga mengagukan kepalanya. Apa aja boleh yang penting enak.
Hanya mengangkat tangannya dari meja penjual yang Amel maksud pun datang menghampiri meja mereka. Setelah memesan mereka tinggal menunggu di antarakan.
" Wahh mantap nih." ucap Cika saat melihat daging sapi panggang sudah datang. Bau harum langsung masuk ke hidung mereka.
Harga steak di kantin tidaklah terlalu mahal bagi kalangan mereka. Hanya mulai dari 150 ribu saja sudah dapat daging sapi ukuran sedang juga sayuran dan kentang. Mereka juga bisa memesan kentang goreng terpisah.
Runa mengiris dagingnya dengan pisau tipis-tipis. Lembutnya daging lumer di mulutnya. Memang makanan ini tidak pernah gagal membuat para pelanggannya puas.
Selesai makan dan membayar ketiganya dengan malas kembali ke kelasnya. Sebelum guru ngamuk karena mereka telat masuk. Tapi memang sudah telat sepuluh menit sih. Andai saja tadi tidak ke warung samping pasti mereka bisa makan dengan santai.
Mau bolos tapi ini mapelnya guru botak killer yang tidak segan-segan memberikan hukuman bagi murid-murid yang telat di jam pelajarannya. Tidak tanggung-tanggung hukumannya membersihkan seluruh kamar mandi sesuai angkatannya. Tanpa memandang siapa murid yang melanggar aturannya.