Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Keesokan harinya
"Kok masih sunyi ya?" cek jam masih jam 4 pagi belum ada yang bangun.
"Ambil uang ayah yang disimpan disitu deh!" terlintas ide jahat.
"Coba cek deh, kayaknya kalau nyimpan disitu deh!" gumamnya pelan.
"Wah iya ada uang, eh kok aneh dompetnya, wah... Banyak uangnya! Tapi kok kalau aku minta beli sepatu saja tidak dibelikan, kalau Nayla dibelikan". Timbul rasa iri dalam dirinya.
"Ambil 20 ribu saja deh!" uang jaman 2004 itu sudah banyak.
"Lumayan pake jajan di sekolah nih!" lanjut tidur karena masih terlalu gelap untuk beraktifitas.
***
Di sekolah
"Hai, kamu nanti istirahat mau kemana?" tanya Reni pada Yosika.
"Aku mau main dikelas saja karena aku dibawakan bekal oleh ibuku".
"Bekalmu apa?"
"Nasi goreng telur dadar kesukaanku".
"Tumben kamu dibawakan bekal?"
"Kata ibu supaya hemat Ren, kenapa?"
"Aku mau ajak kamu makan diwarung bakso itu yang dipojokan, tapi bayar sendiri² hehehe". Ajaknya sambil cengengesan.
"Kamu saja deh, aku sudah ada bekal di tas, ada minumku juga sirop, hmm enak!" seraya mempraktekkan gaya menikmati minumnya.
"Ya udah deh, aku ajak yang lain saja". Ucapnya lalu melangkah pergi ke kursinya.
"Apa aku tabung saja ya uangnya, lumayan bisa pake beli sepatu, tas atau buku, kalau aku punya banyak uang enak nih bisa beli apa²", gumamnya pelan.
Teng teng teng jam pertama dimulai.
"Assalamu'alaikum anak²", guru masuk seraya mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam pak Guru", ucapnya kompak.
"Sudah dihafalkan yang ditulis minggu lalu?", sekarang mata pelajaran al-Qur'an Hadis.
"Eh, apa yang disuruh hafal?" tanya Agus pada Reni.
"Q.S al-fatihah dan al-fil".
"Yang mana itu al-fil?" tanya Agus kurang paham.
"Itu yang Gajah".
"Hah..." bengong, "maksudnya apa?" tanyanya dalam hati sambil melihat Reni berlalu dari hadapannya menuju ke depan untuk menghafal.
"Reni sudah hafal surah al-fatihah dan al-fiil?"
"Sudah pak, tapi artinya belum hafal pak" jawab Reni.
"Silahkan dihafalkan", ujar pak Umar.
"Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm,
Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn,
Ar-raḥmānir-raḥīm,
Māliki yaumid-dīn,
Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn,
Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm,
Ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn. Aamiin".
"Lanjut surah al-fiil."
"Iya pak." bla bla bla...
Seusia menghafal Reni kembali ke bangkunya, bergantian yang lain maju ke depan.
"Siapa yang belum hafal?" tanya pak Umar.
"Kalau ada yang belum hafal silahkan keluar dan menuju kamar mandi untuk mengisi air dibak dan tempat berwudhu." lanjutnya.
"Agus belum hafal pak, angkat tanganmu!" ujar Reni.
"Agus, siapa lagi? Apakah hanya Agus?"
"Rina juga belum pak," jawab Rina jujur.
"Silahkan keluar menuju kamar mandi, disana ada pak Toha nanti beliau yang arahkan untuk isi penampungan." ujar pak Umar lagi.
***
Rina, Agus, Rima, dan Mamat yang belum hafal lalu mereka menuju ke kamar mandi dengan menggerutu.
"Kenapa kamu belum hafal Rim, biasanya kamu rajin?" tanya Rina penasaran dengan kembaran namanya itu hanya beda huruf N dan M.
"Nenekku sakit jadi aku ke kampungnya jauh sekali, kamu tau sendiri kan aku kemarin tidak sekolah!" jawabnya memelas masih merasakan sedih karena neneknya harus dirawat di RS Galuh di Kota.
"Oh itu sebabnya, kamu yang sabar Rima."
"Terima kasih Rina, ayo kita kerjakan tugas kita, gantian ya nimbanya!"
"Iya Rim." Rima merupakan anak yang rajin dan bertanggung jawab.
"Gus, kemana Mamat?" tanya Rima yang diangguki Rina, mereka tengok² tidak ada Mamat muncul padahal saat keluar kelas bersamaan.
"Biasa dia kabur, paling bolos lagi itu!" jawab Agus cuek.
***
Seusai pelajaran waktunya pulang, dengan langkah gontai Reni pulang menuju rumah karena nanti harus kembali lagi untuk shalat dzuhur di masjid berjamaah.
"Kak Ren, tunggu!"
"Hai Nay, kirain dah pulang duluan," menjawab seraya memberhentikan langkah kakinya untuk menunggu adiknya.
"Belum kak, lambat gurunya keluar."
"Siapa?"
"Apanya?"
"Ya Gurunya lah Nay, gimana sih, masak neneknya!" berdecak kesal karena Nay kurang nyambung.
"Oh hehehe, itu pak Yuli, pelajaran matematika" seraya terkekeh.
"Ya udah yuk pulang, cepetan keburu shalat dzuhur." sambil merangkul Nayla akrab.
"Kak Ren, aku punya cerita, nanti saja aku ceritakan ya kalau sudah pulang shalat di masjid."
"Ok." jawab Reni singkat.
***
"Kamu mau cerita apa de?" setelah di rumah dan seusai makan siang bersama.
"Ayo ke kamar ku kak."
"Masak to nenek sama kakek mau ke Selatan (Mangku Tanah),"
"Kapan? Kamu serius?" tanyanya kaget.
"Iya, aku dengar begitu."
"Ayo kita main kesana? Sekalian tanya itu bener gak nya?"
"Ayo kak. Tapi izin ibu dulu kak."
"Iya." Jawab Reni singkat karena biasa dia tidak izin.
***
"Bu, kami mau ke rumah bibi Siti ya? Mau ketemu nenek dan kakek, kami rindu."
"Iya, ajak Naysa ya..."
"Iya," jawab Reni singkat.
***
Reni gendong Naysa dan menuntun Nayla menuju rumah Bibi Siti.
"Nek, lagi apa?" setelah Salam mereka bertanya.
"Ini bikin getuk ubi kayu, kesukaan Reni waktu kecil." jawabnya tersenyum. "Mau bantu?" lanjutnya.
"Mau makan saja nek," jawab Nayla jujur.
"Tunggu ya sebentar lagi juga selesai."
"Gimana cara buatnya ini nek?" tanya Reni pensaran.
"Caranya Ubi kayu di kupas kulitnya, lalu dikukus, simpan di baskom supaya dingin, kalau sudah dingin ditumbuk, kasih halus sambil dikasih gula merah sesuai selera. Jadi deh, enakkan?" menjelaskan sambil tangannya mengolah adonan supaya tercampur rata.
"Nih cicipi," lanjutnya.
"Enak nek, enak banget!" sambil mengunyah Reni berkomentar.
"Itu kesukaan kamu dari umur 2 atau 3 tahunan, nenek lupa! Dulu kamu kan tinggalnya di rumah sebelah sini, kamu ingat Ren?"
"Hmmm Reni ingat nek, biasa Reni panggil² kakek untuk diajak ke masjid kan nek?"
"Betul, ingatan kamu kuat juga cucuku!!!" jawabnya gemas dengan cucuk terdekatnya.
"Ya sudah nikmati kuenya, nenek mau mandi dulu ya!" sambil melangkahkan kaki menuju kamar untuk mengambil handuk.
***
"Emang bener nenek mau ke Selatan?" tanya Reni sedih.
"Iya, nenek juga rindu dengan cucu nenek yang disana! Kalian mau ikut?"
"Tidak nek, kami harus sekolah biar pintar, iya kan kak?" jawab Nayla sambil bertanya meyakinkan.
"Betul Nay. Tapi kami juga cucu nenek, kenapa nenek malah mau kesana?"
"Disana juga Cucu nenek sayang, kalau kalian kan sering ketemu nenek disini! Kalau mereka disana jarang."
"Kapan nenek akan berangkat?" tanya Reni kembali lalu melangkahkan kaki untuk cuci tangan. Sedang Naysa sibuk bermain sendiri di lantai.
"Insya Allah lusa, paling bibimu yang antar ke pelabuhan."
"Naik apa ke pelabuhan nek?" Nayla kembali bertanya.
"Naik mobil sewa cucu, nenek kan belum punya mobil sendiri! Nanti diantar bibi dan pamanmu."
"Gitu nek, ya udah kami kenyang mau pulang dulu nek, mau main² di rumah saja! Ayo main bongkar pasang Nay?" bersiap menggendong Naysa dan mengajak Nayla.
"Ayo."
***
"Dimana bongkar pasangnya Nay?" sampai di rumah langsung mainan yang dituju.
"Gak tau aku, siapa terakhir main?" sedikit kesal karena seperti dicurigai.
"Siapa ya?" tanya Reni sambil berpikir.
"Hhhmmm aku kayaknya, apa aku lupa simpan?"
"Kemarin kamu rapikan kah kak waktu selesai main?"
"Gak ingat, lupa aku!" dengan senyum² tidak merasa bersalah. "Ayo bantu cari," lanjutnya.
"Bu, ibu lihat bongkar pasang gak? Biasa dilemari ini kok gak ada?" tanya Nayla.
"Siapa yang main terakhir? Kalau sudah main itu disimpan kembali ditempatnya, dikumpulkan supaya tidak berantakan huhff kayak kapal pecah." omel ibu Wati merasa geram.
"Heh gimana ini?" bisik² Nay dengan Reni.
"Kakak sih?" ucap Nay menyalahkan kakaknya.
"Nanti aja kalau ketemu baru kita main, gak tau ibu sembunyikan dimana, ku cari gak dapat."
"Ya sudah, main sama Naysa saja deh!" ujar Nayla sendu.
*
"Dimana ya bongkar pasangnya, ibu nyimpan dimana sih? Kok ku cari gak ketemu²," gerutu Reni masih sambil mencari karena penasaran.
**
"Naysa main sama kakak yu?" ajak Nayla.
"Ini kita main tebak gambar diperlak yee," Nayla bersorak happy.
"Hehehe," diikuti kekehan Naysa.
"Ini gambar apa Sa?" tanya Nay.
"Ini gambar hallo kitty, ini cat, ini cow, hehehe," lanjut Nayla menjelaskan.
"Ti ti ti ti," jawab Naysa semangat.
"Wah pintar Naysa," puji Nayla.
***
...****************...
Bersambung ☆☆☆
Jangan lupa like, dan komen readersku