FOLLOW IG @thalindalena
Dia hanya sebagai istri pengganti, tapi dia berharap merasakan bulan madu impian seperti pasangan suami istri pada umumnya. Tapi, bagaimana jika ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Justru ia merasakan neraka pernikahan yang diciptakan oleh suaminya sendiri, hingga membuatnya depresi dan hilang ingatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Aku bisa membantumu, asalkan kau mau menjadi kekasihku sehari saja. Bagaimana?" Leo memberikan penawaran yang sangat gila kepada Lara. Dia begitu percaya diri jika Lara akan menerima tawarannya, karena tidak ada satupun wanita di dunia ini yang bisa menolak pesonanya.
"You're crazy!" maki Lara seraya beranjak berdiri, menatap tajam Leo.
"Wow ... Wow ... calm down, baby." Leo menempelkan jari telunjuk di depan bibir, kemudian menggerakkan kedua tangannya naik turun, meminta Lara untuk tetap tenang. Jujurly, Leo sangat terkejut dengan reaksi Lara.
Lara menatap benci kepada Leo. "Kau sama saja seperti 'teman baikmu', menyebalkan!" maki Lara dengan perasaan benci luar biasa.
"Hei, Beau. Di dunia ini tidak ada yang gratis. Aku menolongmu, maka aku meminta timbal balik. Hanya satu hari saja, tidak lebih, setelah itu aku akan memastikanmu keluar dari rumah ini, dan terlepas dari jerat si Bodoh itu!" Leo memberikan penjelasan yang begitu meyakinkan untuk Lara. "Kau ingin keluar dari sini 'kan?" tanya Leo lagi, menatap dalam pada Lara.
Ah, shiit!
Dia rasa sudah jatuh cinta pada Lara. Gadis cantik itu telah membuat jantungnya berdetak tidak karuan.
Lara diam. Memikirkan penawaran Leo.
"Aku akan memberikan waktu untuk berpikir. Besok malam, kita bertemu lagi di sini, di jam yang sama." Leo beranjak dari duduknya, berdiri berhadapan dengan Lara. Salah satu tangannya terulur mengusap pucuk kepala Lara dengan penuh kelembutan.
Dada Lara berdesir hebat ketika merasakan sentuhan Leo. Rasa hangat menjalar ke relung hatinya. Sentuhan itu terasa sangat tulus. Lara memejamkan mata sesaat, sudah lama dia tidak merasakan ketulusan seperti ini semenjak kedua orang tuanya telah tiada.
"Aku harap kau menerima tawaranku, Lara." Setelah mengatakan hal tersebut, Leo beranjak pergi dari hadapan Lara, masuk ke dalam rumah, tanpa menyadari bahwa sedari tadi interaksinya di awasi oleh Lio dari kejauhan.
Lio mencengkram erat minuman kaleng yang tergenggam di tangan kanannya. Cairan dari dalam minuman kaleng itu muncrat ke sembarang arah sebelum berakhir membasahi lantai.
"Tuan Le ..." ucapan Danna terhenti ketika dia sampai di taman. Tidak ada siapa pun di sana. Ponsel yang tergenggam di tangannya nyaris jatuh.
"Ah sial, ini gara-gara batrei ponselku habis! Ck!!" Danna menghentakkan kedua kakinya bersamaan, kesal pada dirinya sendiri. Padahal ini kesempatan emas bisa berfoto dengan idolanya.
Danna akhirnya kembali ke pavilliun, menuju kamar Lara.
"Lara, kau sudah tidur?" Danna membuka pintu kamar Lara yang tidak di kunci, karena tidak ada jawaban, maka Danna memutuskan untuk masuk ke dalam kamar tersebut.
"Lara?" Danna mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar sempit itu. Tidak ada siapa pun.
Lalu ke mana perginya Lara?
Karena tidak menemukan Lara. Danna melangkah gontai menuju kamarnya sendiri.
"Apa Lara ke rumah utama? Tapi tidak mungkin, karena para pelayan tidak boleh memasuki rumah utama setelah jam 9 malam. Tapi, ke mana Lara?" Sumpah demi apa pun Danna sangat penasaran ke mana perginya Lara.
Ataukah Lara pergi bersama Tuan Leo?
"Danna, kenapa kau masih di luar kamar?!" Kepala Pelayan menegur Danna yang masih berkeliaran.
"Ah, ini, Bu, tadi aku habis dari kamar Lara," jawab Danna, dan segera masuk ke kamarnya sendiri.
***
Hayo ke mana Lara? Siapa yang tahu?
apa Lara akan memberikan restu ..karena Logan sdh merusak art nya ..ayo mom kasih hukuman buat Logan biar kapok ..
tp kyanya lara pasti bisa mnerima calon logan, pling tidak ada sedikit sejarah lara yg mdh2an bisa bersikap bijak ya... krn perempuan mnjdi pihak yg dirugikan kl terjadi hal2 yg kurang baik....