Di hari pertunangan, Emily mendapatkan kenyataan yang pahit di mana Adik Tirinya yang bernama Bertha mengatakan kalau tunangannya yang bernama Louis lebih mencintai Bertha dari pada Emily.
Untuk membuktikannya Bertha dengan sengaja mendorong Emily ke kolam renang kemudian Bertha ikut menyemburkan diri ke kolam renang.
Ternyata tunangannya lebih memilih menolong Bertha dari pada memilih Emily. Di saat krisis seorang pria tampan menolong dirinya dan membawanya ke rumah sakit.
Di saat itu pula Emily memutuskan pertunangannya dan ingin membalaskan dendam ke keluarganya serta mantan tunangannya. Di mana Emily menikah dengan pria penolongnya.
Apakah balas dendam Emily berhasil? Bagaimana dengan pernikahan Emily dengan pria penolongnya, apakah bahagia atau berakhir dengan perceraian? Ada rahasia tersembunyi di antara mereka, apakah rahasia itu? Silahkan ikuti novelku.
Tolong jangan boom like / lompat baca / nabung bab. Diusahakan baca setiap kali update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Kasandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Sangat Membencimu
Kemudian Bela dengan sengaja mendorong semua gelas tersebut ke arah Emily hingga gelas hancur berantakan bersamaan kedatangan Richardo.
Di mana saat itu Richardo sedang berbicara dengan rekan bisnisnya namun pandangan matanya sering menatap Emily yang sedang mengobrol dengan salah satu temannya Emily.
Hingga Richardo melihat Bela yang sedang berjalan ke arah Emily. Perasaan Richardo yang tidak enak langsung berlari dengan cepat dan langsung memeluk pinggang Emily bersamaan gelas berhamburan jatuh ke lantai.
Richardo kemudian menariknya agar menatap dirinya sambil memeluk pinggang Emily dari arah depan dengan tatapan kuatir sambil menatap ke arah Emily yang juga menatapnya dengan tatapan terkejut karena kejadian tersebut datang secara tiba-tiba.
"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Bela pura-pura kuatir.
"Maaf Aku tidak sengaja menyenggol gelas." Sambung Bela.
"Panggil sekuriti dan usir wanita ini!" Perintah Richardo dengan nada dingin sambil melepaskan pelukannya.
"Kenapa Aku di usir? Memangnya kamu siapa? Kenapa kamu mengusirku keluar?" Tanya Bela beruntun dengan wajah kesal.
Dirinya sangat kesal karena dirinya di usir di tambah semua tamu undangan menatap dirinya.
"Bukankah Aku sudah bilang kalau Aku tidak sengaja melakukan itu?" Tanya Bela lagi.
"Sayang, biarkan saja. Mungkin Dia tidak sengaja melakukannya." Ucap Emily yang mempunyai hati baik sambil memeluk pinggang suaminya.
"Aku tadi melihat dengan mataku sendiri kalau wanita itu dengan sengaja ingin melukaimu. Peristiwa ini tidak bisa ditutupi begitu saja." Jawab Richardo sambil membalas pelukan Emily.
"Jika Anda terus berteriak-teriak dengan suara besar maka yang malu adalah keluargamu sendiri." Ucap Richardo sambil melepaskan pelukannya kemudian menatap ke arah Bela.
"Semua ruangan ini dilengkapi dengan cctv jika kita menyelidiki lebih lanjut mudah untuk melihat niat Anda. Jadi apakah Anda akan pergi sendiri atau haruskah Aku menyuruh orang untuk melempar Anda keluar dari pesta perjamuan ini?" Tanya Richardo.
Sambil berbicara Richardo memeluk pinggang Emily namun arah pandangannya ke arah Bela di mana Richardo menatapnya dengan tatapan tajam.
Sedangkan Bertha yang mendengar kata cctv langsung mencari cctv dan ternyata benar banyak cctv yang terpasang di sudut atas dekat langit-langit di ruangan tersebut.
"Tiba-tiba Aku merasa tidak enak badan karena itu Aku mau pulang untuk istirahat. Tapi sungguh kalau Aku benar-benar tidak sengaja menyenggol gelas." Ucap Bela beralasan.
Selesai mengatakan hal itu Bela pergi meninggalkan pesta perjamuan sambil menahan amarah terhadap Emily karena Emily sudah membuat dirinya dipermalukan di depan tamu undangan.
Richardo yang mengetahui apa yang ada dipikiran Bela langsung menatap ke arah asisten kepercayaannya yang tidak jauh dengan dirinya.
Asisten setianya hanya menganggukkan kepalanya kemudian pergi sebentar untuk menghubungi orang kepercayaannya.
Bela sama sekali tidak tahu kalau tindakannya akan membuat perusahaan milik orang tuanya sebentar lagi akan brangkut dan dirinya tidak bisa lagi bersenang-senang.
"Dasar sampah tidak berguna." Ucap Bertha sambil menatap kepergiaan Bela.
"Apa yang barusan kamu katakan?" Tanya Louis yang tiba-tiba datang.
Bertha sangat terkejut melihat kedatangan Louis di mana Louis menatap dirinya dan menunggu jawaban Bertha.
"Aku tidak mengatakan apa-apa. Aku hanya kuatir tentang Kakakku." Jawab Bertha berbohong sambil memeluk lengan Louis.
Louis yang ingin berbicara tidak jadi berbicara karena petugas pembawa acara berjalan ke arah panggung membuat Louis menatap ke arah panggung.
"Salam hangat kepada semua yang hadir di acara tahunan malam Amal Perusahaan William. Sebentar lagi pesta akan segera di mulai dan tahap pertama adalah lelang tarian dansa pembuka. Jika ada pasangan tari yang ingin di undang silahkan langsung menawar. Jika penawaran berhasil maka tamu perempuan tidak boleh menolak." Ucap petugas pembawa acara.
"Baik, Aku akan menawar dua ratus juta untuk mengundang Nona Bertha untuk menari dansa bersamaku." Ucap pria pertama sambil menunjukkan jari telunjuk ke atas.
"Aku menawar empat ratus juta untuk mengundang Nona Bertha untuk menari dansa bersamaku." Ucap pria kedua sambil menunjukkan jari telunjuk ke atas.
"Aku menawar satu milyar untuk mengundang Nona Bertha untuk menari dansa bersamaku." Ucap pria ketiga sambil menunjukkan jari telunjuk ke atas.
"Tidak Aku duga kalau Adikmu masih begitu diminati oleh banyak pria." Celetuk Richardo.
"Dia sangat pandai dalam pergaulan sehingga banyak orang mengganggapnya sebagai Dewi." Jawab Emily sambil menatap ke arah suaminya yang juga menatap dirinya.
"Aku menawar satu milyar tujuh ratus lima puluh juta untuk mengundang Nona Bertha untuk menari dansa bersamaku." Ucap pria keempat sambil menunjukkan jari telunjuk ke atas.
Bertha yang mendengarnya sangat bahagia sambil tersenyum sinis ke arah Emily karena tidak ada satupun orang yang ingin menawar Emily padahal Emily sangat cantik dari pada dirinya.
'Semoga saja salah satu anggota keluarga William datang ke sini untuk menawarku karena semua orang ingin mengajakku berdansa.' Ucap Bertha dalam hati sambil mencari keberadaan anggota keluarga William.
"Dua milyar untuk mengundang Nona Bertha untuk menari dansa bersamaku." Ucap Louis sambil menunjukkan jari telunjuk ke atas.
Bertha menatap Louis sambil tersenyum bahagia membuat Louis ikut menatap ke arah Bertha sambil membalas senyuman Bertha.
"Apakah ada harga yang lebih tinggi lagi?" Tanya petugas pembawa acara.
"Ada. Aku menawar dua puluh lima miliar untuk mengundang Nyonya Emily." Ucap Richardo sambil menunjukkan jari telunjuk ke atas.
Emily dan para tamu undangan khususnya Bertha dan Louis sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Richardo.
"Dua puluh lima milyar? Siapa sebenarnya pria ini kenapa begitu kaya?" Tanya salah satu tamu undangan.
"Aku belum pernah melihat. Mungkin seorang pria kaya raya yang disembunyikan oleh keluarganya." Jawab wanita pertama yang ada di sampingnya.
"Bukankah Dia, Nyonya Emily dari keluarga Sadewo yang baru saja memulihkan Perusahaan Sadewo?" Tanya pria yang ada di sampingnya.
"Aku sama sekali tidak menyangka kalau Nyonya Emily sangat cantik sekali." Ucap pria ke dua.
"Bukankah beberapa minggu yang lalu menolak pernikahan dengan Tuan Muda Louis? Lihat, sekarang Nyonya Emily terlihat sangat cantik dan anggun mengalahkan Adiknya." Ucap pria ketiga.
"Benar sekali. Nyonya Emily menolaknya karena tunangannya berselingkuh dengan Adik Tirinya, sungguh tidak punya perasaan dan sangat menjijikkan." Jawab pria ke empat sambil menatap Bertha dengan tatapan merendahkan.
Bertha yang mendengar hal itu hanya bisa menahan amarahnya terhadap Emily karena dirinya dipermalukan di depan orang banyak.
Louis dan Bertha mendengar perkataan mereka semua tapi Louis dan Bertha tidak bisa memaki mereka karena mereka sadar saat ini Louis dan Bertha berada di pesta keluarga William.
"Kak Louis, kita tidak bisa membiarkan Kakak menarik perhatian karena ini berkaitan dengan kerja sama antara perusahaan Kak Louis dengan perusahaan keluarga William." Ucap Bertha.
Bertha terpaksa mengatakan hal itu karena Bertha tidak rela jika Emily berdansa di acara keluarga William. Sedangkan Louis yang mendengarkan ucapan Bertha hanya menatapnya sambil berpikir.
"Aku menawar empat puluh lima milyar untuk mengundang Nona Bertha berdansa denganku." Ucap Louis sambil menunjukkan jari telunjuk ke atas.
Bertha yang mendengar hal itu tersenyum bahagia karena bisa mengalahkan Emily sambil menatap ke arah Louis yang juga sedang menatapnya.
"Tuan Muda Louis ini, bukankah mantan pacar dari Nona Muda Pertama dari keluarga Sadewo?" Tanya wanita pertama.
"Oh ya, Aku baru ingat. Beberapa minggu yang lalu di pesta pertunangannya, tunangannya memilih menyelamatkan Nona Muda ke dua padahal saat itu Nona Muda Pertama juga sama-sama tenggelam. Hingga salah satu tamu undangan menolongnya dan membawa Nona Muda Pertama pergi ke rumah sakit." Jawab wanita kedua.
"Tuan Muda Louis terlihat sangat menyukai Nona Muda kedua sampai-sampai menawar empat puluh lima milyar." Ucap wanita ketiga.
"Aku menawar dua ratus lima puluh milyar untuk mengundang Nyonya Muda Emily menari dansa." Ucap Richardo sambil menunjukkan jari telunjuk ke atas dan menatap ke arah Emily yang juga sedang menatap dirinya.
"Apakah ada orang yang menawar lebih tinggi dari ini?" Tanya petugas pembawa acara.
"Dua ratus lima puluh milyar? Kak Louis, bagaimana ini?" Tanya Bertha yang ingin Louis menawar lebih tinggi.
"Terlalu tinggi dan ini akan mempengaruhi dana kas perusahaanku jadi lebih baik kita harus menyerah." Jawab Louis yang tidak ingin perusahaan di jual.
Bertha yang mendengar jawaban Louis hanya terdiam sambil menatap Louis dengan tatapan kecewa sekaligus marah terhadap Emily.
"Karena sudah tidak ada lagi maka mari kita undang Tuan Muda ini dan Nyonya Muda Emily untuk memberikan tarian dansa pembuka untuk kita semua." Ucap petugas pembawa acara.
Petugas pembawa acara tidak mungkin mengatakan Tuan Muda Richardo William karena dirinya sudah diberitahukan ke asistennya Richardo untuk merahasiakan identitas Richardo.
Kemudian Richardo berjalan ke arah tengah lalu mengarahkan tangannya ke arah Emily sambil tersenyum manis.
Emily yang mengerti langsung berjalan ke arah Richardo kemudian menggenggam tangan Richardo sambil membalas senyuman Richardo.
Mereka pun berdansa dan banyak orang menatap mereka berdansa. Hingga ada beberapa orang yang merekam kejadian tersebut dan ada juga yang memfoto mereka.
Bertha yang melihat hal itu hanya bisa menggenggam erat kedua tangannya sambil menatap Emily dengan tatapan kebencian teramat sangat.
'Biarkan saat ini kamu menang karena bagaimanapun juga CEO Perusahaan William belum muncul. Jadi Aku masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan CEO Perusahaan William.' Ucap Bertha dalam hati.
'Emily, Aku pasti akan menghancurkanmu karena Aku sangat membencimu.' Sambung Bertha dalam hati.