JANDA BUKAN, SEORANG ISTRI PUN BUKAN!
Ayubi mengira ia adalah seorang Janda ditinggal mati selama 6 tahun ini, ternyata ia bukan lah seorang janda karena suaminya masih hidup.
Sayangnya, suami Ayubi menggunakan identitas dari kembaran suaminya. Suami dari Ayubi menjadi pengganti suami untuk wanita lain selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Talak.
...“Tak ada yang muncul setelah kegelapan selain cahaya, tak ada yang muncul setelah kesedihan selain kebahagiaan."...
...🍃🍃🍃🍃🍃...
Suara Ayubi sulit keluar saat mendengar ucapan Abimanyu, wanita yang berstatus istri orang itu benar-benar tak bisa berpikir jernih.
“Halo, ya Humaira..."
Degh
Ayubi memegang dadanya yang berdebar, ada desiran aneh dalam hatinya. Selama dua bulan dalam ia menjalani pernikahan dengan suaminya, getaran itu tak pernah ada karena sejak awal Bram selalu mengabaikan keberadaan nya selain dari urusan ranjang.
“Ayu...“
Kali ini detakan cepat di jantung Ayubi benar-benar membuat perempuan itu tak bisa bernafas apalagi menjawab panggilan dari Abimanyu.
“Mbak! Ibu manggil-manggil Mbak!“ tiba-tiba Bik Mae masuk ke dalam kamar dengan wajah tegang.
“Ada apa, Ayu? Kenapa Bik Mae terdengar panik?“
“Um, P-pak. Sebaiknya Pak Abi katakan hal penting sekarang, karena Mama mertua saya udah cari-cari saya.“ Bisa keluar juga suara Ayubi.
“Oh, maaf karena saya malah melantur. Saya hanya ingin bertanya, apa kamu ada keinginan bercerai dari suamimu agar terlepas dari keluarga itu? Jika ya, saya akan membantu kamu meksipun caranya akan sulit sekali, tapi kesulitan apapun akan saya terjang demi kamu.“
Ayubi terpaku mendengar pertanyaan dari Abimanyu, dia belum memikirkan sampai harus bercerai dengan Bram tapi ia tiba-tiba mengingat perkataan suaminya jika suaminya itu akan menceraikan dirinya jika petugas polisi yang masih mencaritahu tentang kabar dirinya berhenti mencaritahu keadaan nya.
“Pak, saya baru ingat. Saya pernah mendengar suami saya mengatakan dia akan menceraikan saya kalau petugas polisi yang mencari tahu kabar saya berhenti mengusiknya. Petugas itu kan Pak Abi, jadi jika saya ingin bercerai... bukankah lebih mudah jika Anda berhenti mencaritahu kabar tentang saya, agar Mas Bram berpikir dia telah aman?"
“Kenapa kamu tidak mengatakan pada saya saat kita bertemu, baiklah! Itu akan mempermudah kamu berpisah dari suamimu, saya akan berhenti memantau kondisi mu sampai suami mu merasa dirinya aman. Hm, sebenarnya dia sudah merasa aman saat ini... karena saya sudah bukan seorang polisi lagi. Saya tidak punya hak untuk menuntut nya atas kejahatan padamu, semua percuma karena pengaruh keluarga suami mu ternyata sudah mengakar ke kepolisian. Tapi saya akan tetap memegang janji... saya akan menepati janji saya padamu meksipun bukan lagi sebagai seorang abdi negara! Satu lagi, Ayu... kamu jangan khawatirkan tentang anak mu yang kamu kandung, saya akan bertanggung jawab penuh padanya jika kamu bercerai. Saya tutup, nanti kabari saya tentang perceraian mu. Assalamualaikum, ya Humaira.“
“Waalaikumsalam, ya Habibi... Eh!“ Ayubi menutup mulutnya, buru-buru dia menutup panggilan karena rasa malu mulai menyerang nya.
Wajah wanita yang tengah mengandung itu merona merah, menambah warna kemerahan alami di pipinya.
“Ya Allah, ampuni Hamba.“ Lirih Ayubi karena memangil Abimanyu dengan panggilan sang kekasih.
.
.
Di suatu tempat, Bram sedang bergelut di atas ranjang di salah satu kamar hotel.
Seorang wanita sedang bergerak agr3sif di at4s tubuh laki-laki beristri itu. Tak lama keduanya meraih ketinggian dan saling berpelukan dengan p3luh membanjiri tubuh keduanya.
“Makasih sayang, serv1s mu sangat luar biasa. Andaikan kamu nggak meminta putus padaku saat itu, aku nggak akan menikah dengan wanita buta itu. Makasih juga udah udah meminta Papa mu untuk menghapus kejahatan ku di Kepolisian. Kita akan menikah secepatnya, anak kita akan lengkap dengan kedua orang tuanya.“
Tangan besar Bram mengelus perut kekasihnya, karena anak itu lah kekasihnya itu kembali padanya setelah meminta putus 2 bulan lalu karena ternyata wanita itu sedang mengandung dan orang tua wanita itu pun mengetahuinya dan mendesak wanita itu untuk segera menikah.
“Papa membantumu karena kamu udah janji mau menikah dengan ku, jadi jangan lama-lama. Lagian petugas polisi itu udah nggak bisa ngapa-ngapain, aku dapat kabar jika dia udah mengundurkan diri karena atasannya menolak ajuan darinya tentang kasus mu. Saat itu atasan nya berniat me-mutasi dia ke pedalaman jika dia terus memproses kasus mu, karena tidak terima dia pun mengundurkan diri.“
"Benarkah?“ Bram begitu bersemangat, akhirnya ia aman dan akan terbebas selamanya dari tuntunan hukum maupun dari istrinya si wanita buta.
“Hm, jadi segera ceraikan istrimu. Aku minta hari ini juga kau menceraikan nya! Aku nggak mau tau ya!“ wanita itu bernama Adelina, seorang putri dari Dewan daerah.
Cup!
Bram mengecup kening kekasihnya dengan lembut.
“Aku janji, hari ini aku akan segera menceraikan nya.“
Bibir Adelina tersenyum penuh kemenangan, padahal anak dalam perutnya bukan lah anak Bram. Ia meminta putus dari Bram 2 bulan lalu, karena dia menemukan pria lain yang lebih tampan dari Bram dan sudah melakukan HB dengan pria itu. Sayangnya, pria itu malah mengkhianati nya dan tidak mau bertanggungjawab atas kehamilannya. Mau tak mau harus ada yang bertanggung jawab dengan anak dalam kandungan nya dan Bram lah pria yang ia j3rat.
.
.
Malam itu Bram pulang setelah dari hotel ia melanjutkan bekerja, dia sudah bersiap akan menceraikan Ayubi.
Lelaki itu membuka pintu kamar.
“Asalamualaikum warahmatullaah...“
Tampak Ayubi baru mengakhiri solat isya nya, dia begitu cantik dalam balutan mukena karena memang keseharian Ayubi memakai jilbab.
“Mas, sudah pulang? Udah sholat isya? Yubi siapin dulu air anget di bathtub ya, nanti Yubi siapin makan malam juga untuk Mas seperti biasa. Oh iya, nanti setelah Yubi nggak ada... Mas harus rajin sholat, ibadah lah meminta taubat dari semua kesalahan Mas pada orang lain. Atas kedzaliman Mas, semoga Allah mengampuni Mas Bram.“
Bram diam terpaku di dekat istrinya, perasaan nya terasa campur aduk.
Kenapa dia mengatakan hal-hal aneh? Apa dia mengetahui sesuatu? Batin Bram.
“Jangan banyak omong kamu! Hari ini aku akan menceraikan mu, Ayubi!“
Ayubi sudah menduganya, dia tersenyum pada suami yang telah berhasil menanam benih pada rahimnya dan benih itu sudah berkembang disana.
“Yubi akan terima, Mas.“
Kening Bram mengerut dalam, dia merasa aneh dengan kepasrahan istrinya.
“Baik! Hari ini, saya Bram Adiguna... menceraikan mu Ayubi Binti Rahman Hakim dengan talak satu!“
Ayubi meneteskan airmata, bukan karena pernikahan dengan suami penjahatnya berakhir tapi ia memikirkan anak dalam kandungan nya tidak akan mempunyai ayah.
“Mas... untuk dua bulan ini, terima kasih atas segala kesakitan yang kamu torehkan padaku dan atas segala pengabaian mu padaku. Semoga aku di ridhoi Allah saat aku melakukan kesalahan saat menjadi istrimu, semoga kamu cepat bertobat sebelum pembalasan padamu datang.“
Mungkin pembalasan dariku! ujar Ayubi dalam hatinya.
Ayubi.
Abimanyu.
abimanyu serba slah pelan"harus kashn pengertian k keysa...kshan azkia