Tidak perlu repot-repot nyari jodoh yeorobun, siapa tahu jodohmu sudah dipersiapkan kakek buyutmu jauh sebelum kamu lahir ke dunia Timio ini, dan ternyata jodoh pilihan kakek ini, is the trully type of a HUSBAND MATERIAL means 💜
Happy reading 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istriku Sekertarisku
Dua minggu kemudian, Arsen kembali ke perusahaan, bak pengantin baru sedang bucin-bucinnya, dengan tatapan penuh cinta ia merangkul Jenny masuk ke dalam gedung besar itu. Jenny juga tak kalah bagus aktingnya, dengan senyum lebar ia menatap sekeliling, seolah mengatakan, " Ini bos kalian suamiku loh, aku pawangnya."
Deretan karyawan dari Askara Corporation membungkuk memberi hormat pada mereka berdua.
" Perkenalkan, ini istri saya yang saya nikahi dua minggu lalu, maaf saya tidak mengundang semua karyawan Askara karena kami lebih memilih pesta yang sederhana. Namanya Venus Jenina Wijaya, dia juga akan bekerja disini bersama kita, tapi sebagai sekertaris pribadi saya. Mohon kerjasamanya." seru Arsen, Jenny juga tersenyum menatap suaminya itu ketika memperkenalkannya ke orang banyak.
Semua perlakuan manis itu berubah ketika mereka sampai di ruang kerjanya Arsen. Jenny segera menyingkirkan tangan Arsen yang masih menempel di punggungnya, dan suaminya itu hanya meliriknya sekilas dan pergi ke mejanya.
" Jadi pak direktur, gua ngapain?", tanya Jenny.
" Lu ngga ngapa ngapain, duduk aja disitu, rebahan kek, apa kek..", jawab Arsen mulai menghidupkan komputernya.
"Lah... apa bedanya anjir sama di rumah." kesal Jenny.
"Ya beda lah, itu dirumah, inikan di kantor, jelas beda." balas Arsen.
" Arsen ga lucu ya ! Gua pergi nih, gua cari kerja sendiri!", ancam Jenny sambil berdiri hendak mengambil tasnya.
" Stop.. stop.. i-iiya, iya lu kerja. Lu bisa corel draw ngga?", tanya Arsen ragu.
"Bisa." Jenny tidak jadi mengambil tasnya, akhirnya ia duduk di kursi kerja Arsen, sementara suaminya itu menyeret kursi lain untuk menonton yang dikerjakan Jenny. Diam-diam Arsen terpesona melihat gadis itu.
"Ini cewe kok cekatan amat sih." Arsen membatin.
" Kok lu bisa?"
" Ya harus bisa, gua harus bisa semua supaya punya uang banyak, jadi lu gendut gendutin deh tuh ATM gua, kan lu bilang gua butuh uang." jawan Jenny ringan.
"Okay istriku...." jawab Arsen dengan senyum lebar, dibalas Jenny menaikkan sudut bibirnya sebagai isyarat " jiiik ".
Tidak lama berselang ada telepon masuk ke ponsel pintar Jenny, ia melihat sekilas nomor telepon tanpa nama itu dan menghela napasnya, lalu me reject dan mematikan ponselnya.
" Itu siapa? Kok ngga diangkat?" tanya Arsen.
" Bukan urusan lu !", ketus Jenny. Seketika Arsen terdiam, ia teringat dengan perjanjian mereka "Tidak boleh kepo atau mencampuri urusan pribadi."
Berjam-jam pun berlalu, Arsen ketiduran dan melipat tangannya sebagai bantal disamping Jenny yang terlanjur mengerjakan seluruh pekerjaannya. Ruangan itu sangat dingin, jadi Jenny melepas blazernya dan menyelimuti Arsen dengan itu lalu pergi keluar ruangan.
Istri direktur aka nona mudanya Askara itu pun pergi menuju pantry yang sedang kosong. Ia nyonya boss yang bisa bersantai sesuka hatinya. Ada balkon disamping pantry itu langsung mengarah ke padatnya kota. Secangkir matcha terparkir didepannya dengan asap yang masih tersisa.
"Tidak menunjukkan sepertinya lebih baik." lirihnya masih melemparkan pandangan keluar sana, jauh entah kemana.
Tanpa disadarinya entah sudah berapa lama Arsen berdiri dibelakangnya. Ponselnya kembali bergetar setelah diaktifkannya beberapa saat yang lalu, tanpa suara dan nomor panggilan yang tanpa nama. Jenny hanya menatap datar ponsel pintarnya itu, sambil menyesap matcha hangatnya, dan Arsen yang juga tetap tenang berdiri dibelakangnya. Ponselnya kembali bergetar 'Naura' dilayar.
📞🗣️Jenny : " Iya Nau? Tumben lu."
📞🗣️ Naura: " Lu sibuk?."
📞🗣️ Jenny : " Iya nih gua agak sibuk, ada apa emang?"
📞🗣️Naura : " Ngg.. t-tadi ada telepon masuk ngga?"
📞🗣️ Jenny : " Nau, please stop. Gua ngga mau jawab apapun lagi, gua baik baik aja! "
📞🗣️ Naura : " Lu ngga baik-baik aja Jenina!!! Lu butuh pertologan !!!! " bentak Naura, saking kerasnya suara Naura itu Arsen pun mendengarnya meski tidak di loudspeaker.
📞🗣️ Jenny : " Nau, kalo lu masih mau sahabatan sama gua, mending lu diem, cukup dukung gua apapun yang gua lakuin, percaya sama semua yang gua bilang, kalo gua bilang gua baik-baik aja, lu harus percaya." Jenny memutus telepon sepihak.
Melihat itu Arsen terburu-buru kembali ke ruangannya, menyelimuti dirinya kembali seperti semula, disusul kedatangan Jenny.
" Sen... Arsen....", Jenny menepuk pelan bahu Arsen.
"Nnggh..." erang Arsen senatural mungkin seolah memang baru terbangun.
" Gua pulang duluan boleh ngga, badan gua ngga enak, boleh kan? " ragu Jenny.
" Iya boleh, gua panggilin supir ya." tawar Arsen.
" Ngga usah, gua naik taksi aja ", tolak Jenny.
" Yakin lu?", ragu Arsen lagi melepas istrinya itu dengan transportasi umum, karena seumur hidupnya dia belum pernah naik taksi, satu-satunya tranportasi umum yang pernah ditumpanginya adalah pesawat itupun kelas bisnis.
" Iya, gua duluan ya ", Jenny mengambil tasnya dan menghilang dibalik pintu.
Seperginya Jenny, Arsen juga tidak diam.
" Halo ... pak Don, ikuti istriku ", Arsen menyuruh supir pribadinya untuk mengikuti Jenny.
Kurang lebih 30 menit berlalu, akhirnya ponsel Arsen mendapat panggilan dari Don supirnya.
" Nona muda kembali ke mansion, tuan ", kabar dari Don membuatnya tersenyum lega.
Sejujurnya Arsen mulai menyimpan rasa suka terhadap Jenny sejak mereka bertemu 6 bulan yang lalu, disaat kedua keluarga mempertemukan mereka berdua secara resmi, tapi rasa itu ia tutup rapat- rapat melalui sikap ketusnya, mengingat ia tidak suka orang tua Jenny yang terang-terangan seperti menukar Jenny dengan keuntungan yang mereka dapat dari perjodohan itu, ia masih agak kuatir jika Jenny benar-benar sama seperti orang tuanya.
Anehnya Jenny malah mengkonfirmasi sendiri bahwa ia hanya butuh uang Arsen, tapi sikap gadis itu malah terkesan dingin, dan masa bodoh. Bukankah seharusnya Jenny bersikap manis dan tunduk? Jika memang ia hanya menginginkan uang Arsen? Hal ini lah yang membuat Arsen penasaran.
Disamping itu bayang-bayang Andin, gadis yang dipacarinya 3 tahun terakhir perlahan memudar. Sepertinya ia mulai terbiasa dengan Jenny, hidup dengan Jenny, menatap Jenny 24 jam, dan semua hal tentang gadis itu. Meski mereka tidur di ranjang yang berbeda, sepertinya ia mulai mengembangkan perasaan pada istrinya itu. Tapi ia melihat tembok yang dibangun Jenny diantara mereka cukup tinggi dan kokoh, ditambah sepertinya banyak sekali beban yang ditanggung gadis itu, dan banyak sekali hal yang berusaha dirahasiakannya atau sekalian dilupakannya.
"Bagaimana caranya Jenny?", desahnya.
.
.
.
tbc... 💜