Genies mulai bermunculan dari dimensi lain, masing-masing mencari partner manusia mereka di seluruh dunia. Dalam pencarian mereka, genies yang beraneka ragam dengan kekuatan luar biasa mulai berpencar, setiap satu memiliki kekuatan unik. Di tengah kekacauan itu, sebuah genie dengan aura hitam pekat muncul tiba-tiba, jatuh di kamar seorang anak berkacamata yang dikenal aktif berolahraga. Pertemuan yang tak terduga ini akan mengubah hidup mereka berdua selamanya, membawa mereka ke dalam petualangan penuh misteri dan kekuatan yang tak terbayangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramos Mujitno Supratman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bakat thak terduga
Adu Genie Beni Melawan Genie Kakek Samurai
Di sebuah arena terbuka yang dikelilingi pepohonan rindang dan udara segar, Beni bersiap untuk bertarung melawan genie kakek samurai milik seorang pria berkacamata yang tampak tenang dan serius. Suasana di sekeliling arena terasa tegang, dengan sorak sorai para penonton yang antusias melihat pertarungan yang akan segera dimulai.
Pria Berkacamata (dengan suara rendah):
“Genie, jangan lupa untuk menunjukkan semua yang kau miliki. Kita tidak boleh kalah dalam pertarungan ini.”
Genie Kakek Samurai (dengan suara dalam dan bijak):
“Tenanglah, Tuan. Pengalaman adalah senjata terkuatku. Biarkan aku yang menangani ini.”
Beni, yang terlihat percaya diri, memanggil genie-nya, Kira, yang merupakan sosok muda penuh semangat.
Beni (tersenyum lebar):
“Kira, kita pasti bisa mengalahkan genie tua itu! Siap untuk menunjukkan kekuatan kita?”
Kira (bersemangat):
“Siap, Beni! Kita akan buktikan bahwa generasi muda masih punya semangat juang!”
Pria Berkacamata (memandang Beni dengan skeptis):
“Kau sepertinya terlalu percaya diri, bocah. Kakek samurai ini sudah berpengalaman dalam pertempuran.”
Beni (menjawab dengan percaya diri):
“Pengalaman saja tidak cukup. Kami akan memanfaatkan kekuatan dan kreativitas!”
Genie Kakek Samurai (dengan nada tenang):
“Persiapkan dirimu, muda. Keberanian tanpa strategi akan membawamu pada kehampaan.”
Beni (menggenggam tinjunya):
“Kira, kita mulai! Serangan cepat, ayo!”
Kira mengeluarkan energi, dan seketika memunculkan kilatan cahaya. Dia meluncurkan serangan beruntun ke arah genie kakek samurai. Namun, sang samurai dengan sigap menghindar dan memotong serangan tersebut dengan katana yang bersinar.
Genie Kakek Samurai (dengan tenang):
“Teruskan, tapi ingat, kekuatan juga perlu kendali.”
Beni (terkejut):
“Wah, dia cepat sekali! Kira, kita perlu rencana!”
Kira (mendengarkan dan berpikir):
“Baik, Beni. Bagaimana kalau kita menggabungkan serangan jarak dekat dan jauh? Aku akan membuat ilusi agar dia bingung.”
Beni (bersemangat):
“Bagus! Kita buat dia tidak bisa memprediksi serangan kita!”
Kira menciptakan beberapa ilusi dirinya dan mulai menyerang dari berbagai arah. Genie kakek samurai tampak kebingungan, tapi tetap berusaha fokus.
Genie Kakek Samurai (berusaha tenang):
“Ilusi hanya bisa mengalihkan perhatian. Namun, aku tidak akan terjebak.”
Dengan ketenangan, kakek samurai melesat ke arah satu dari ilusi Kira dan mengayunkan katana, menghancurkan ilusi tersebut. Dia lalu melanjutkan dengan serangan balik yang mematikan.
Beni (terkejut):
“Dia sudah menemukan ilusi kita! Kira, cepat!”
Kira (berusaha mempercepat gerakan):
“Aku tidak akan membiarkanmu menang begitu saja!”
Mereka kembali mengatur strategi, kali ini Beni melontarkan serangan langsung sementara Kira menggunakan kecepatan dan kelincahan untuk mengalihkan perhatian sang kakek.
Beni (berteriak):
“Sekarang, Kira! Gabungkan serangan kita!”
Beni menyerang dengan kekuatan penuh, sementara Kira meluncurkan serangan energetik dari belakang. Genie kakek samurai terpaksa memblokir serangan Beni, memberi kesempatan bagi Kira untuk menyerang dari sisi.
Genie Kakek Samurai (mendapati dirinya terdesak):
“Bagus! Kalian memang cerdik, tetapi...”
Dengan cepat, genie kakek samurai melancarkan gerakan spektakuler, memutar katana dan memancarkan gelombang energi yang menghantam kedua genie, membuat mereka terhuyung.
Pria Berkacamata (menyaksikan dengan cemas):
“Genie kakek samurai, jangan menyerah!”
Beni (terengah-engah, menegakkan kepala):
“Tidak! Kita tidak akan menyerah! Kira, fokus pada kekuatan terakhir kita!”
Kira (mengangguk tegas):
“Ayo, Beni! Kita bisa lakukan ini! Gabungkan semua kekuatan kita!”
Dengan semangat membara, Beni dan Kira mengumpulkan energi bersama. Mereka menciptakan serangan besar yang bersinar cerah, siap meluncur ke arah genie kakek samurai.
Beni (berteriak):
“Serangan terakhir! Ayo, Kira!”
Kira melepaskan energi yang dikombinasikan dengan kekuatan Beni, dan mereka meluncur ke arah genie kakek samurai dengan kecepatan luar biasa.
Genie Kakek Samurai (menatap serangan dengan penuh ketenangan):
“Pengalaman mengajarkan aku... untuk tidak kalah pada saat-saat seperti ini.”
Sang kakek mengangkat katana-nya dan mengeluarkan energi yang menyala, bersiap menghadapi serangan itu.
Genie Kakek Samurai:
“Mari kita lihat siapa yang lebih kuat!”
Dengan ledakan besar, dua kekuatan bertabrakan di tengah arena, menciptakan cahaya yang menyilaukan semua penonton. Pertarungan berlanjut, dan nasib mereka tergantung pada hasil dari pertempuran ini.