Naya seorang wanita yang ceria seketika berubah hidupnya setelah mengalami kecelakaan kerja. Tak hanya mengalami kelumpuhan, satu persatu nasib malang mulai hadir di hidup Naya. Meskipun atasan tempat Naya bekerja bertangung jawab atas Nanya namun itu tidak mampu membuat hidup Naya lebih baik.
Lalu bagai manakah Naya menjalani hidup dengan nasibnya yang malang itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamat Ulang Tahun
"Selamat ulang tahun." ucap Rosa begitu melihat Damar.
Wanita cantik itu memeluk Damar sebentar sebelum memberikan kado yang ia bawa. Aulia langsung mendelik tak suka melihat kelakuan Rosa yang tiba -tiba memeluk kakaknya di hadapan kakak iparnya.
Gadis itu mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya kakaknya itu membiarkan wanita rubah itu memeluknya. Apa tidak mikir jika kak Naya cemburu.
Aulia melihat jelas wajah sedih Naya tadi begitu melihat Rosa.
"Selamat ulang tahun Damar." Maudy memberi ucapan kepada putranya.
Disusul juga ucapan dari papa Awan, Revan dan terakhir dari Aulia. Masing-masing memberikan kado kepada Damar yang di letak di samping meja makan yang kosong.
"Terima kasih." balas Damar kepada semuanya.
Naya satu-satunya orang yang tidak mengucapkan ulang tahun kepada Damar. Bagai mana bisa Naya tidak tahu hari ulang tahun bosnya sendiri yang kini sudah berubah status jadi suaminya. Bahkan Naya tidak tahu kapan Damar menyiapkan makan malam ini.
Selama ini Damar memang tidak pernah mengadakan pesta besar-besaran. Acara ulang tahunnya hanya dengan makan malam keluarga yang biasanya di adakan di restoran. Tapi kali ini Damar ingin mengadakan di rumah saja karena mengingat kondisi Naya.
"Ayo, kak tiup lilinnya." kata Aulia yang begitu heboh.
Damar memejamkan mata sebentar untuk berdoa sebelum meniup lilin dan semua bertepuk tangan. Kemudian Damar melanjutkan dengan memotong kue ulang tahun, dan meletakkan sepotong kue itu ke piring.
Rosa yang duduk di sebelah Damar sudah bersiap-siap mau menerima suapan pertama dari pria itu. Rosa yakin itu karena ia sudah tahu cerita tentang pernikahan Damar dari papanya. Dan menurutnya Damar menikahi perempuan itu hanya sebatas mau tanggung jawab. Bukan karena mencintainya. Tentu saja hal itu membuat Rosa yakin jika Damar memang masih mencintainya.
Namun yang terjadi tidak seperti yang Rosa pikirkan. Damar memberikan potongan kue pertamanya pada Naya, yang tentunya membuat Naya terkejut. Damar mengangguk karena Naya tak kunjung membuka mulutnya. Melihat itu akhirnya Naya membuka juga mulutnya.
Naya masih bingung dengan situasi yang terjadi. Seharusnya Damar menyuapi Rosa lebih dulu kan, bukan dia. Batin Naya semakin merasa bersalah pada pasangan kekasih itu.
Rosa yang sudah begitu berharap merasa sangat kecewa karena ternyata Damar memilih istrinya dari pada dia. Tenang Rosa, Damar melakukan itu hanya karena di hadapan orang tuanya. Batin Rosa menyemangati diri sendiri.
Membuat Rosa kembali bersemangat. Dia kembali ceria untuk menyembunyikan sakit hatinya.
"Sini aku bantu memotong kue nya." kata Rosa mengambil alih kue di hadapan Damar lalu memotongnya untuk dibagi-bagikan.
Tak hanya itu, Rosa yang duduk di sebelah Damar juga melayani dan membantu mengambilkan makanan untuk pria itu.
Aulia melengos tak suka melihat wanita yang tidak tahu malu itu. Sudah tahu kakaknya itu sudah menikah masih saja cari muka.
Sementara Naya hanya menunduk, sejak tadi Naya merasa insecure. Sepertinya dia memang tidak pantas ada di sini. Ulang tahun Damar saja dia lupa, apa lagi untuk melayani suaminya seperti apa yang Rosa lakukan, jelas dia tidak bisa karena keterbatasan kondisinya.
"Mau tambah lagi ?" tanya Damar yang membuyarkan pikiran Naya.
"Tidak, pak, eh mas." Naya meralat panggilannya.
Naya ingat pesan Damar waktu itu jika dihadapan orang tuanya jangan memanggil pak.
Sebelum pukul sepuluh semua orang sudah pulang, menyisakan Damar dan Naya yang masih di depan pintu mengantarkan tamu-tamunya. Suasana jadi hening seketika setelah semua orang pergi.
"Ayo, kita masuk." ucap Damar sambil mengangkat tubuh Naya dari kursi roda.
Naya yang tidak menyangka Damar akan mengangkat tubuhnya jadi gelagapan, dan refleks mengalungkan kedua tangannya di pundak Damar agar tidak jatuh.
Biasanya Damar akan mendorongnya dengan kursi roda sampai ke kamar. Tapi tidak kali ini. Dari pintu utama ke kamar lumayan jauh, tapi mengapa pria itu malah mengangkat tubuhnya.