"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suka Gaya Apa?
Siang hari Ayah dan bunda tiba-tiba kedatangan tamu yang datang ke rumah, mereka pun menjamu tamunya sebelum kembali berbincang dengan putri dan menantu mereka.
Dan kini Keymira beserta Ben ditemani oleh Kaisar dan juga Kiran terlebih dahulu, mereka berempat mengobrol di ruang keluarga membahas hal-hal serius, lucu, bahkan absurd sekaligus.
"Gak tau kenapa aneh banget, semenjak nikah tuh aku ngerasa on terus. Padahal, cuma liat mas Ben gak pake baju doang aku gak tahan. Emang gitu ya kak Kiran kalau perempuan udah nikah?" ujar Keymira curhat.
Padahal disana bukan cuma mereka, ada Ben bahkan Kaisar yang mendengarkan.
Seketika kedua laki-laki tersebut salah tingkah dibuatnya, Ben menunduk malu sedangkan Kaisar memalingkan muka pura-pura tak mendengar.
Kiran yang mendengar Itu pun agak kaget, tapi dia coba untuk menanggapinya dengan santai, Keymira memang terlihat masih polos meskipun membahas masalah ranjang pada orang-orang terdekat, padahal dengan suaminya sendiri Key justru malu-malu dan enggan mengakui.
Tapi akhir-akhir ini Key merasakan perbedaan dalam dirinya, sebab dia tak bisa mengontrol nafsunya ketika sedang bersama Ben Derrick.
"Namanya juga pengantin baru, Ra. Wajar kalau dikit-dikit kamu pengen berhubungan, semua orang yang pernah menikah pasti bakal ngerasain hal yang sama"
"Kak Kiran juga gitu?"
"I-iya" jawabnya pasrah sambil melirik Kaisar yang tak menyimak.
"Sehari berapa kali, kak?" tanya Keymira dengan polosnya, untung saja tidak didepan Ayah dan Bunda, kalau itu terjadi tidak tau lagi mau ditaruh dimana muka Ben kini.
"I-itu tergantung orangnya, Mira. Lagipula aku enggak ingat, buat aku juga diingat, kan?"
"Iya sih, tadinya aku khawatir kalau aku punya kelainan. Tapi ternyata gapapa ya, kak?"
"Iya, Ra. Itu semua tergantung respon tubuh masing-masing, beda orang beda juga reaksinya"
Keymira manggut-manggut mengerti, sedangkan Ben Derrick sudah kepalang malu, dia membatu seperti benda mati untuk menyembunyikan rasa malunya di hadapan sabahat dan istrinya.
"Tapi kak Kiran bisa langsung hamil Kenzie, kata orang itu bisa dipengaruhi dari faktor gaya bercinta. Emang kalian pake gaya apa? Apa ada gaya khusus biar anaknya laki-laki?"
Masih belum selesai juga, Keymira terus bertanya terkait urusan suami-istri, tidak ada habisnya, Ben kali ini mewanti-wanti pertanyaan Key selanjutnya yang semakin parah saja.
"Key, sudahlah. Kita bisa bertanya sama dokter saja, kurang sopan menanyakan hal tersebut karena itu sesuatu yang bersifat pribadi" cegah Ben, dia juga tak enak pada Kiran yang bingung mau menjawab seperti apa.
"Kan udah, mas. Kali aja kalau denger dari orang lain bisa berhasil" Keymira ngotot.
"Sama saja, Key. Semua tergantung dari kromosom orang tuanya" Jelas Ben Derrick.
"Betul, Ra. Jangan khawatirkan semua itu, artinya kamu bahagia menikah dengan Ben Derrick, dan untuk jenis kelamin anak kamu bisa konsultasi lebih lanjut ke dokter kandungan" Kaisar ikut menimpal ucapan sang adik, tak menyangka juga jika Keymira akan berbicara seterbuka ini, dia pun jadi malu pada Ben Derrick kalau adiknya ini tidak seperti yang dia katakan pada pria itu.
Key mencebikkan bibirnya, sebal. Dia cuma bertanya tapi kenapa mereka malah menutup-nutupinya, toh kita semua yang ada disini sudah menikah, tidak ada salahnya berbagai pengalaman.
"Mas tau gak istilah malu bertanya sesat di jalan? Nah, mas Kai juga gak boleh pelit ilmu" sahut Keymira.
Kaisar menepuk keningnya dan berakhir mengusap wajah yang tampak lelah menghadapi kepolosan sang adik.
"Yes I know. But the term is not for such a concept"
"Ihh... Jangan ngomong bahasa inggris, aku gak ngerti!" sahut Key menghentakkan kaki.
"Iya iya, maksudnya mas tau istilah itu tapi gak seperti itu konsepnya, gak semua hal bisa kita tanyakan"
Mendengar perdebatan yang tak berujung Kiran pun langsung menengahi, jangan sampai karena masalah ini terjadi pertengkaran yang tak diinginkan.
"Kamu boleh kok nanyain urusan kayak gini, tapi biar lebih enak mending ngobrol nya kita berdua aja, kalau sama-sama perempuan bisa lebih selaras"
Key langsung mengangguk cepat, sudah hampir di ujung tanduk kesabarannya, andai saja Kiran tidak menengahi mungkin Keymira sudah menangis dan mengadu langsung kepada orangtuanya.
"Huh! Emang semua cowok sama aja, sama-sama gak bisa ngerti perasaan wanita" cibir Key pada kedua lelaki itu.
"Mentang-mentang kalian udah sahabatan lama semua aja saling dukung"
"Gak seperti itu, Key. Oke saya minta maaf kalau emang saya salah, tapi benar yang kak Kiran bilang lebih baik dibicarakan berdua saja" tutur Ben yang cukup lama diam.
"Ya emang mau dibicarain berdua, kan. Ayo kak Kiran kita ke belakang aja" Keymira sudah berdiri dari sofa, mengajak kakak iparnya menuju taman untuk melanjutkan perbincangan.
Kiran pun tak punya pilihan selain bangkit dari sana, ia menepuk bahu kedua lelaki itu sebelum benar-Benar berlalu dari ruang keluarga.
Melihat itu Ben Derrick dan Kaisar cuma bisa menghela nafas, keduanya kompak bersandar di sofa seperti orang yang baru selesai melakukan maraton puluhan kilometer.
"Ben, are you sure? Seumur hidup itu lama sekali"
*"Yeah*, gue udah mulai terbiasa selama setahun ini. I'm fine" ungkap Ben Derrick.
***
Malamnya Ben mengusulkan agar mereka menginap di kediaman Ozora, bukan tanpa alasan, Ben Derrick ingin memperbaiki suasana hati Keymira yang tadi sempat memburuk.
Tapi meski sudah menawarkan untuk menginap satu malam, Keymira seperti tak ada perubahan, masih mendiaminya dan kini malah sibuk membereskan buku-buku di atas kasur.
"Masih marah?" tanya Ben Derrick.
Key mengacuhkan sahutan suaminya, entah karena tidak mendengar atau memang sengaja berpura-pura.
"Key?" Ben mendekat dan melilitkan kedua lengan di pinggang sang istri, memeluk Keymira dari belakang berharap wanitanya mau berbicara.
"Maaf, saya enggak tau kalau kamu bakal semarah ini. Tapi apa kamu udah dapat jawaban nya dari kak Kiran? Gaya seperti apa katanya yang bagus untuk membuahi sel telur?"
Plakkk!
Keymira memukul lengan Ben begitu mendengar pertanyaan yang tadi dilarang Ben Derrick untuk ditanyakan, kini justru malah diungkit seperti tak ada dosa apapun.
"Apa itu penting buat mas sekarang? Tadi aja mas larang aku buat nanya-nanya soal begituan" cetus Key tak terima.
"Saya enggak mau melarang sebenarnya, cuma malu aja karena ada Kaisar dan kak Kiran di depan saya. Mereka juga keliatan malu buat menceritakan hal intim seperti ini, gimana pun mereka juga punya privasi"
"Emang kamu mau menceritakan gaya percintaan kita pada orang lain? Sekalipun itu orang terdekat kita?" lanjut Ben.
"Mau kalau emang itu bermanfaat!" tegas Key berbanding berbalik dengan jawaban yang diharapkan oleh Ben Derrick.
"Emang kamu suka gaya seperti apa saat kita bercinta?" tanya Ben penasaran.
"Gaya gravitasi!" jawab Keymira dengan asal, wanita itu pun bangkit sambil membawa buku-bukunya yang sudah dibereskan.
Salahmu sendiri 'melepas' Ben saat itu. Jangan nyesal dong, too late
Ben sudah punya istri ingat itu