Malam itu petir mengaum keras di langit, suara gemuruhnya bergema. Angin mengamuk, langit menangis, meneteskan air dengan deras. Alam seolah memberi pertanda, akan datang suatu bencana yang mengancam sebuah keluarga.
Clara seorang ibu beranak satu menjadi korban ghibah dan fitnah. Sampai mati pun Clara akan ingat pelaku yang sudah melecehkannya.
Akankah kebenaran akan terungkap?
Siapa dalang di balik tragedi berdarah ini?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Permintaan Maaf
"APAAAAAAA?"
"Kak Dira, aku pernah melihat sosok yang menolong ku. Wajahnya begitu menyeramkan. Tapi aku sama sekali tidak takut padanya. Aku merasa iba. Aku merasakan kasih sayang darinya. Apa ini hanya kebetulan. Aku merasa sosok itu datang untuk membalas dendam," kata Dilara.
"Maksud mu, sosok itu membalas dendam untuk keluarga mu?"
"Entahlah, tapi aku merasa itu. Kak Dira, bantu aku cari tau orang yang ada di foto ini. Apa mereka semua ada kaitannya dengan pembunuh orang tuaku. Kita harus menyelidiki Om Bobby dan temannya yang bernama Indra."
"Baiklah, ayo."
Dira dan Dilara meninggalkan klinik Dokter Eren. Mereka masuk ke dalam mobil dan melaju di jalan raya. Ponsel Dilara berdering, ternyata Zehan mengundangnya makan siang di sebuah restoran. Dilara meminta izin untuk datang bersama Dira dan Zehan menyetujuinya.
Tibalah mereka di restoran itu. Receptionist restoran mengantar mereka ke sebuah ruangan VIP. Di sana Zehan, Aya dan Bobby sudah menunggu. Mereka makan siang bersama dengan menu Chinese food.
"Ayo silakan kalian nikmati. Ini semua masakan kesukaan Om Bobby," Aya memutar meja makan untuk Dira dan Dilara.
Mereka semua menikmati hidangan yang memang sangat enak. Di masak oleh koki terbaik di restoran itu.
Setelah selesai makan, Aya menyampaikan maksud mereka mengundang Dilara. Ini adalah sesuatu yang mungkin sangat penting bagi Dilara. Dan Aya meminta tolong kepada Dilara agar mendengarkan penjelasan dari Bobby.
"Hmmm, maaf, sebenarnya ada apa Om?" Dilara penasaran karena melihat perubahan ekspresi dari Zehan dan orang tuanya.
Bobby menarik napas yang panjang. Bobby kemudian menceritakan kejadian 4 tahun yang lalu. Saat itu Bobby, Tony, Roy berkunjung ke rumah teman mereka Indra yang ada di Desa Ghibah. Kebetulan rumah Indra bersebelahan dengan rumah janda tua.
Saat itu nenek tua itu memanggil mereka untuk mencicipi makanannya yang benar-benar enak. Dan nenek tua itu mulai menceritakan kejadian di Desa Ghibah. Dia bilang bayi-bayi banyak terbunuh oleh sosok wanita. Semua itu untuk tumbal pesugihan seseorang.
Mereka yang pada saat itu mendengar langsung kaget dan mengutuk perbuatan orang itu. Nenek tua itu bilang pelakunya adalah seorang wanita cantik. Dan nenek tua itu berencana mendatangi rumah wanita itu malam itu bersama para warga.
Mereka berempat semakin penasaran dengan wanita yang dituduh oleh nenek tua. Setelah makan mereka memutuskan menyelidiki wanita yang di maksud. Dan mereka lewat di depan rumah wanita itu.
Mereka kemudian tahu wanita itu bernama Clara. Mempunyai anak perempuan bernama Dilara. Dan setelah sore hari, nenek itu ke rumah Indra. Nenek itu menawarkan segepok uang untuk mereka agar bisa mengusir wanita itu dari Desa Ghibah. Karena kalau terus dibiarkan, bayi-bayi akan terus dikorbankan.
Semua diam, nenek itu meninggalkan uang itu di meja Indra. Mereka tergiur melihat uang yang begitu banyak. Tanpa pikir panjang Indra, Roy, Tony bersedia tapi tidak dengan Bobby.
"Ayo lah Bob, kan tugas kita hanya mengusir keluarga itu dari Desa ini," bujuk Tony.
"Biar polisi yang mengurusnya. Jika semua itu hanya prasangka, kita semua yang bisa masuk penjara," tolak Bobby.
Mereka bertiga terus membujuk Bobby. Dan Bobby memutuskan untuk pulang ke kota. Tapi hujan badai mengurungkan niat Bobby untuk meninggalkan teman-temannya. Bobby malam itu menunggu teman-temannya di rumah Indra.
Dan ketika Bobby hendak meninggalkan desa dan masuk ke dalam mobilnya. Dari arah belakang Bobby melihat teman-temannya berlarian masuk ke dalam mobil Bobby dengan wajah bengkak dan penuh lebam. Mereka menyuruh Bobby segera meninggalkan Desa Ghibah.
Bobby yang tidak tahu apa-apa, ikut saja apa kata teman-temannya. Dan di tengah perjalanan, Bobby tanpa sengaja menabrak seorang wanita yang juga berlari dalam gelap dan hujan. Bobby membawa wanita itu masuk ke dalam mobilnya. Dan wanita itu kakinya juga terluka karena Bobby.
Bobby bertanggung jawab membawa wanita itu ke rumah sakit di kota. Wanita itu dan ketiga temannya diobati di rumah sakit. Entah kenapa sejak malam itu Bobby semakin dekat dengan wanita itu yang tidak lain adalah Ellie. Dari keterangan teman-temannya, mereka terluka karena berusaha melerai warga yang ribut karena keluarga Clara.
"Dan kapan Om Bobby menyadari, anak dari korban Desa Ghibah itu Dilara yang ini?" tanya Dira.
"Setelah kejadian malam itu, Om mencari informasi tentang keluarga korban. Dan Om sudah mengetahui Dilara adalah orangnya. Om juga tahu traumanya begitu besar. Dan Dilara tertangkap kamera CCTV sewaktu keluar dari rumah kosong ketika Roy meninggal. Dan bukti itu Om hapus untuk melindungi Dilara,"
"Apa? Maksud Om, Dilara yang membunuh Om Roy?" wajah Dira menegang.
"Bukan Dilara, Om yakin bukan Dilara. Dan Om juga mencek siapa yang diculik Tony sebelum dia bunuh diri. Dan ternyata Dilara."
"Maaf Om Bobby, saya juga tidak tau siapa yang membunuh sahabat Om jika itu yang ingin Om tanyakan," Dilara menunduk.
"Om juga sempat melihat kalian saat di warung makan. Waktu itu lampu di warung makan tiba-tiba jatuh,"
"Jadi intinya, Om Bobby ingin meminta maaf kepada Dilara atas kejadian 4 tahun yang lalu atas nama teman-temannya. Om Bobby tidak tau apa yang dilakukan teman-temannya pada waktu itu kepada orang tua Dilara," Aya memegang jemari Dilara.
Tangis Dilara pecah, Dilara memberitahu mereka semua saat terakhir dia melihat kondisi mamanya. Saat itu tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuh mamanya. Kepala mamanya berlumuran darah, tubuhnya juga penuh dengan warna biru keunguan. Dan di sana ada pria-pria yang telanjang.
Bobby melebarkan matanya tak percaya. Bobby tanpa sadar memukul meja makan. Kepalan tangan Bobby mengeluarkan darah. Bobby juga berteriak di dalam ruangan kedap suara itu. Bobby juga menangis histeris meminta maaf kepada Dilara atas perlakuan teman-temannya.
Bobby sekarang mengerti, mengapa Tony dan Roy meninggal dengan begitu mengerikan. Mungkin itu adalah karma bagi mereka. Bobby sempat berpikir, apakah Clara datang untuk balas dendam.
"Pah, menurut cerita Dilara, ada empat orang malam itu. Apa Papah tau siapa yang keempat selain sahabat Papah?" tanya Zehan.
"Papah tidak tau. Maaf Dilara, Om tidak bisa bantu karena Om Bobby sungguh tidak tau," jawab Bobby.
TOK!
TOK!
Semua pandangan tertuju ke arah pintu. Orang yang sangat ditunggu-tunggu Bobby akhirnya datang. Zehan dan Aya kaget melihat kedatangannya. Bobby berdiri sambil mengepalkan tangannya. Aya juga berdiri menahan tangan Bobby dan menggelengkan kepala ke arah Bobby.
Bobby melepaskan tangan Aya. Bobby berjalan ke arah pintu di mana orang itu tersenyum dan masuk ke dalam ruangan sambil membuka lebar tangannya untuk memeluk Bobby.
PLAK!
PLAK!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...