entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. kebimbangan Alexander
Mendengar jawaban dari Alexander, mbok Ning sedikit heran apalagi tuannya ini beberapa hari sudah sering pulang di kediaman istrinya. padahal dulunya Alexander tidak akan lama apabila ia datang ke tempat ini.
"Oh baiklah tuan." ucap mbok Ning. mbok Ning kembali melakukan aktivitasnya yaitu menyiapkan sarapan dan juga membereskan beberapa alat yang tadi ia gunakan.
Alexander terus duduk dan menunggu. Namun nyatanya orang yang ia tunggu tidak kunjung keluar.
karena Anastasia dan anak-anak belum menampakkan batang hidungnya, Alexander pun berinisiatif untuk pergi ke kamar anak-anaknya.
Alexander beranjak dari tempat duduk dan melangkahkan kakinya menuju kamar di mana Anastasia dan anak-anaknya tidur.
sesampainya Ia di sana, Alexander langsung memutar knop pintu namun alhasil seperti biasa pintu itu dikunci dari dalam.
"dikunci, sejak kapan Anastasia tidur mengunci pintu..??" ucap Alexander.
karena biasanya Anastasia setiap tidur, ia tidak akan mengunci pintunya, karena ia masih berharap Alexander datang menemuinya. saat ia datang Alexander tidak perlu repot-repot untuk membangunkannya.
Namun ternyata, hari ini setelah Anastasia bangun dari komanya sifatnya banyak berubah. tak menunggu waktu lama Alexander pun langsung mengambil kunci cadangan yang ia miliki.
setelah mendapatkannya, Alexander langsung membuka pintu itu, Iya melihat tiga makhluk yang berbeda usia masih nyaman di bawah selimut.
sedikit Alexander menyunggingkan senyum, entah kenapa melihat pemandangan seperti itu hatinya menghangat. namun cepat-cepat iya menyingkirkan pemikiran itu.
Alexander langsung membangunkan Anastasia.
"bangunlah, jangan jadi kebo waktu sudah menunjukkan jam 07.00 pagi.." ucapnya kepada Anastasia yang masih setia dibawa kungkungan selimutnya.
akibat suara Alexander, bukannya Anastasia yang terbangun malah kedua putranya.
ariano yang melihat sang ayah berada di depan mata mereka menjadi takut. ia langsung memeluk adiknya dan membangunkan ibunya.
"bunda.." lirik ariano sambil menggoyang-goyangkan tubuh ibunya. melihat ketakutan di mata ariano lagi-lagi Alexander merasa terpukul.
Iya tidak habis pikir, Apakah sudah sebegitu parahnya ia melukai darah dagingnya sendiri, walaupun bukan dengan tindakan kekerasan melainkan pernyataanlah yang membuat anaknya itu merasa takut kepadanya. karena goncangan ariano pada sang Ibunda.
Anastasia pun terbangun dan sedikit mengucek matanya dan melihat ke arah sang Putra yang membangunkannya dengan sedikit lirih.
"Ada apa sayang, Kenapa ? Apa kamu butuh sesuatu hm..?"tanya Anastasia kepada ariano sambil beranjak dari tidurnya. ariano menatap Anastasia sekilas kemudian beralih menatap Alexander.
Anastasia pun langsung mengikuti arah tatapan ariano. seketika Anastasia terkejut melihat Alexander berdiri di samping tempat tidur mereka.
"kamu...!! ngapain kamu di sini? Bagaimana caranya kamu bisa masuk? padahal aku sudah mengunci pintu dari dalam.?" tanya Anastasia heran kepada Alexander.
namun yang ditanya malah terdiam dan tak menggubris sedikitpun. pandangannya lurus ke arah sang Putra yang masih menampilkan wajah takut kepadanya.
melihat Alexander diam dan tak menjawab pertanyaannya itu, Anastasia mengikuti arah pandangannya. Iya melihat Alexander memperhatikan Putra sulungnya. namun yang diperhatikan malah ketakutan.
"Kenapa kamu memandang putraku seperti itu? Apakah kamu tidak sadar, kalau tatapanmu itu membuat dia ketakutan?" ucap Anastasia membuyarkan lamunan Alexander. Alex mengusap wajahnya kasar.
dalam hatinya, Iya tak henti-hentinya merutuki dirinya sendiri yang membuat anaknya menjadi takut kepadanya.
"segeralah bangun Ini sudah pagi. jangan jadi kebo dan pemalas.." ucap Alexander sedikit menghina kelakuan Anastasia.
selepas mengatakan hal itu, Alexander langsung keluar dari kamar mereka, meninggalkan Anastasia dan ariano yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Anastasia pun beralih menatap putranya itu.
"Kenapa sayang, tenang aja ya. di sini ada bunda, bunda tidak akan membiarkan siapapun menyakiti jagoan bunda ini." ucap Anastasia menangkupkan kedua tangannya di pipi ariano sambil tersenyum manis kepada sang putra. setelah itu ia kemudian memeluk sedikit tubuh mungil itu.
"Iya bunda, Iyan tidak akan takut lagi Karena ada bunda yang akan melindungi Ian dan Adik." sebegitu perhatiannya ian kepada adiknya, sampai-sampai setiap kata yang ia ucapkan selalu menyertakan nama adiknya.
"Iya sayang, kalian tidak perlu takut. karena bunda akan selalu melindungi Ian dan Adik selamanya..."ucap Anastasia lagi.
"Ya sudah sekarang kita bangun, dan bersih-bersih. setelah itu bunda akan masakan sarapan buat jagoan bunda ini. oke..."ucap Anastasia dan langsung disambut anggukan kepala dari ariano.
setelah mengatakan hal itu Anastasia dan ariano pun beranjak, dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membantu aryano membersihkan dirinya serta memandikan si kecil alzio. tak lama aktivitas itu pun selesai. setelah selesai, Anastasia dan kedua anaknya pun keluar.
ternyata di meja makan Alexander masih setia menunggu mereka, walaupun raut wajah Alexander menunjukkan kekesalan kepada Anastasia. Mereka pun berjalan mendekat ke arah meja makan itu.
"Kenapa kalian lama sekali? tidak tahukah kalian kalau aku sudah lapar dan sudah mau telat berangkat ke kantor." ucap Alexander dengan ekspresi kesalnya. Anastasia pun memandang sesaat kepada Alexander.
"memangnya kami meminta kamu untuk menunggu kami?. kan kamu sendiri yang berinisiatif untuk menunggu kami di meja makan, lagi pula aku sama sekali tidak memperdulikan mau kamu terlambat ke kantor atau mau sarapan bersama kami. maka dari itu tolong jangan melimpahkan kesalahan itu kepada kami, karena kami sama sekali tidak meminta kamu untuk menunggu kami makan bersama." ucap Anastasia sedikit menusuk karena tidak mau disalahkan lagi.
sejenak Alexander terdiam mendengar kata-kata pedas keluar dari mulut Anastasia.
tidak ada lagi kata-kata menghibah maupun memohon dari mulutnya, dulu saja jikalau Alexander ingin makan di rumah ini bersama dengan Anastasia, maka Anastasia akan melakukan apapun untuk bisa melayani Alexander, agar laki-laki itu memberikan sedikit perhatian kepadanya.
namun saat ini, perlakuan manis seperti itu sudah tidak ada lagi dalam diri Anastasia. mengingat itu semua, Alexander merasa sesak dan sakit di dalam hatinya.
Anastasia pun langsung mengambil posisi duduknya dan membantu aryano untuk duduk sementara si kecil alzio diletakkan dalam gerobak bayi.
Anastasia melayani anaknya dengan telaten, pemandangan itu pun tak luput dari pengamatan Alexander. ia merasa perhatian Anastasia sudah beralih kepada anaknya.
(apa aku sudah tidak akan mendapatkan perhatian seperti itu lagi?) tanyanya pada dirinya sendiri.
Alexander terus menatap anak dan ibu itu secara bergantian. kemudian mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
(Oh begini rasanya diabaikan, dan tidak di perhatikan sama sekali. huf..) batinnya lagi.
awalnya ia berharap Anastasia akan melayaninya seperti biasa, Namun nyatanya itu di luar perkiraannya. Alexander bertanya-tanya, Apakah kejadian semalam tidak membekas dalam hati Anastasia.
sementara Alexander tidak sadar, Jika ia melakukan penyatuan mereka itu tanpa ada kehendak dari Anastasia itu sendiri, melainkan keinginannya sendiri.
itulah yang membedakan Anastasia dulu dengan Anastasia sekarang. jika dulu Anastasia yang memohon-mohon untuk disentuh oleh Alexander, namun sekarang melihat ketidak pedulian Anastasia membuat Alexander semakin menggila.
setelah sarapan yang menegangkan itu berakhir, Alexander pun berangkat ke kantor, Iya berniat akan pamit kepada Anastasia dan anak-anaknya.
namun melihat ketidak pedulian mereka, Alexander jadi mengurungkan niatnya tersebut. Iya pun berangkat ke kantor di jemput oleh Ferry sang asisten. namun dalam hatinya merasa kesal melihat perlakuan Anastasia yang mungkin tidak lagi mencintainya itu.
***
setibanya Alexander di kantornya, Iya langsung mendudukkan tubuhnya secara kasar di sofa yang merentang di ruangannya itu. lagi-lagi, ia berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri, Karena hati dan pikirannya selalu bertentangan.
pikirannya mengatakan hal yang baik, karena Anastasia sudah tidak mengganggu kenyamanan hidupnya lagi, sementara hatinya berkata lain, dalam hati ia tidak terima Anastasia mendiamkannya,, Iya juga merasa dalam hatinya seperti kosong dan tidak terisi.
"huf..." helaan nafas Alexander.
(apa yang harus aku lakukan sekarang, aku benar-benar bingung. dalam hati aku ingin berjuang mempertahankan cinta Anastasia, namun di sisi lain aku merasa ini adalah hal yang baik karena Anastasia sudah tidak menggangguku lagi, Namun nyatanya semuanya terasa kosong) batinnya.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚