NovelToon NovelToon
My Husband Om-Om

My Husband Om-Om

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:39M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lautan Biru

Ayana Malika Ifana, harus rela menjadi pekerja terselubung demi membayar uang sekolah, dirinya bekerja disebuah perusahaan sebagai cleaning servis karena usianya yang belum genap 17 tahun, jadi dirinya dipekerjakan diam-diam oleh tetangganya yang bekerja bebagai kepala bagian, dan karena membutuhkan uang AMI panggilan nama singkatan miliknya, rela menjadi pekerja terselubung untuk mendapatkan uang.


Dan dirinya juga harus terjebak dengan pria yang dia panggil OM, pria itu yang sudah membuat dirinya kehilangan semua mimpinya.


Bagaimana Ayana Malika Ifana, bisa melalui ujian hidupnya, dan dipertemukan dengan pria yang sudah matang untuk usianya yang belum genap 17 tahun.


Yukk ah, kepoin ceritanya, hanya di NovelToon, jika terdapat cerita yang sama maka itu adalah plagiat, karena saya hanya membuat karya ini hanya di NovelToon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istri di atas kertas.

Ditaman belakang sekolah yang biasa Ami dan Olive tempati untuk makan siang, kini bukan lagi tempat untuk mereka berdua.

Bagiamana bisa?

Ketika Ami berjalan dari kantin menuju taman, Ami tidak sadar jika di dalam kantin ada yang selalu memperhatikan dirinya, dimana saat Ami mulai dari masuk ke kantin membeli roti dan minuman yang menurutnya cukup untuk mengganjal perutnya yang sudah lapar.

"Mi, lu tu ibarat kata diam bagai cupu bergerak bagai suhu." Ucap Vano sambil menunjuk Ami dan memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Ami hanya geleng kepala. "Gue ngak ngerti maksud lu Van." Jawab Ami dengan senyum tipis.

Sedangkan Zian sejak tadi hanya diam menyimak sahabatnya dan Ami berbicara, matanya tak lepas menatap wajah Ami. Jika dilihat dari dekat Ami begitu cantik wajah putih mulus hidung mancung membuat Zian jatuh hati.

Olive yang sedang duduk di sebelah Ami memakan bekal nya dalam diam, melirik dua orang cowok yang tidak pernah dalam bayangannya untuk bisa bicara sedekat ini.

"Elah, lu jadi cewek kuper amat si." Vano berdecak kesal lalu mencomot satu naget dari kotak bekal Olive.

"Eh, punya aku tau." Ucap Olive spontan, karena dirinya sejak tadi makan sambil melamun.

"Satu doang, ntar gue beliin yang banyak." Jawab Vano enteng.

Olive hanya mendelik menatap Vano yang makan tanpa dosa.

Vano memang tampan, tapi kalah tampan dari Zian dan Vano terkenal humor dan receh.

Ami tertawa melihat Olive yang kesal sedangkan Vano tanpa rasa bersalah.

"Kamu tidak ikut makan?" Tanya Zian yang sejak tadi masih diam.

"Ini.." Ami menunjukkan bungkusan roti yang dia pegang.

"Maksudku makan nasi." Zian melirik ke arah Olive yang makan bekal dari rumah.

"Oh, ngak." Ami menggeleng dan menyengir. Jika saja dirumah bundanya pasti dirinya tidak akan makan roti di saat jam istirahat seperti ini. Tapi Ami tinggal di apartemen milik pria aneh dan menyebalkan.

Untuk menghidupkan kompor saja Ami tidak bisa, apalagi untuk memasak. Meskipun tidak bisa membeli bahan untuk di masak setidaknya Ami bisa membeli mie dan telur untuk dia makan disaat lapar.

"Ol, ponsel lu android kan?" Tanya Ami pada Olive yang baru seja selesai memakan bekal nya, tadi Ami ikut makan bekal Olive tapi hanya beberapa suap karena takut jika Olive tidak kenyang, Ami memakan roti nya.

"Em," Olive mengangguk."

"Gue mau pinjem." Ami menyengir.

"Dih, lu miskin amat Mi, sampe gak punya ponsel android." Celetuk Vano yang memang mulutnya tidak bisa di filter.

"Lah, baru tau lu kalau gue miskin." Jawab Ami santai.

Zian melirik Vano tajam, mendengar ucapan temannya itu.

Zian hanya melihat apa yang akan Ami lakukan pada ponsel Olive, dan Zian ingat jika Ami tidak mengambil barang yang dia berikan yaitu ponsel.

"Lu cari apa sih Mi." Ucap Olive yang sedikit memiringkan kepalanya untuk melihat apa yang di lakukan Ami.

"Gue mau tahu gimana tutor menggunakan kompor listrik." Mata Ami fokus pada ponsel Olive yang menunjukan bagaimana cara menghidupkan atau mematikan kompor listrik sama seperti milik Nathan.

"Hahahaha.." Vano tertawa keras mendengar ucapan Ami. "Lu bener-bener Mi, kudet." Vano masih tertawa sedangkan Ami cuek, tidak peduli sejak tadi Vano meledaknya.

"Memangnya untuk apa kamu belajar?" Tanya Zian yang penasaran, karena jika dipikir-pikir pasti kompor di rumah Ami berbentuk kompor gas.

"Em, hanya pengen tau aja." Jawab Ami santai agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Tak lama bel masuk berbunyi, mereka berempat segera beranjak untuk masuk ke kelas masing-masing.

.

.

Di kantor Adhitama, Nathan sibuk dengan berkas yang Ando berikan, cukup banyak hingga membuatnya merasa lelah.

Menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi Nathan memijat pangkal hidungnya yang terasa berat. Kepalanya juga sedikit pusing.

Ando masuk dengan membawa beberapa berkas lagi, untuk Nathan periksa dan tanda tangani.

"Lu kenapa bos? sakit?" Tanya Ando yang melihat Nathan memejamkan matanya.

"Em, hanya sedikit pusing." Nathan kembali menegakkan tubuhnya. "Lu bawa apa?"

"Biasa, pekerjaan lu hari ini banyak." Ando menaruh berkas itu di atas meja Nathan.

Nathan mengehela napas. "Hm." Tangannya meraih berkas tadi.

"Lu sakit." Ando mengulurkan telapak tangannya ke kening Nathan, tapi segera di tepis oleh Nathan. "Ck, gue cuma mau matiin, kali aja jidat lu panas." Ando berdecak kesal.

"Keluarlah."

"Kalau sakit mending pulang, pasti lu di rawat sama bini muda lu." Ucap Ando sambil cekikikan meledek Nathan. "Gue saranin lu pulang terus minta jatah pasti sembuh sakit kepala lu."

"Sialan, pergi lu." Nathan menatap Ando kesal, kepalanya sudah sakit malah bertambah sakit mendengar ocehan Ando.

"Yee, gue saranin tuh dijamin tokcer." Ando masih meledek Nathan sambil berjalan keluar ruangan Nathan.

"Ngaco." Nathan kembali menghempaskan tubuhnya di sandaran kursi, dirinya mengingat ucapan Ando barusan.

"Istri." Gumam Nathan yang mengingat Ayana Malika Ifana adalah istrinya. Istri di atas kertas selama satu tahun.

"Jangankan minta jatah, sentuh dia aja gue ogah." Gumamnya kembali melanjutkan pekerjaannya, meskipun sambil menahan sakit kepala yang dia rasakan.

1
Athallah Linggar
mimpi loh ketinggian dokter gadungan😂😂
Athallah Linggar
keberatan tp nyosor ga keberatan,preeeett dasar bujang lapuk🙄🙄
Athallah Linggar
Loh si diam aja,akhirnya si momod sm ortunya nyengir kuda kan😏😏🙄🙄
Athallah Linggar
Dokter gadungan nihh si momod🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fitri Yani
❤️❤️❤️
ana
Luar biasa
ana
Lumayan
prima yanary
Luar biasa
yetiku86
🤭
yetiku86
🤣🤣🤣go Rio...Rio...VS natadecoco😅
yetiku86
Nathan jadi bocil 🤣🤣🤣
yetiku86
diam tak berkutik Nathanthecoco 😅
yetiku86
cuma selisih 7 th , masih sangat aman.
yetiku86
🤣🤣🤣🤣ngelus kereta api...yassalammm🤦🏻‍♀️
yetiku86
☝️
yetiku86
ternyata ini arti mimpinya Ami, mgkn sebentar lagi ada kabar bahagia Ami hamil. Krn dimimpi Ami ditinggalkan sdng dlm keadaan hamil.
yetiku86
pertanggung jawaban TDK harus menikahi ini mah bisa dgn santunan dll, kecuali kl sdh meniduri/menghamili lah harus dinikahi.
yuliwiji
Luar biasa
yetiku86
🤣🤣🤣🤣🤣 puasa ...puasa. 😅
ATITUSMIATI
kasian Ami
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!