............. Call Me Jade ..........
" Tetaplah seperti ini Jade, sebentar saja, ijinkan aku melepas rinduku." Lirih pria itu ditelingaku sambil melingkarkan tangannya di perutku.
Aku tahu ini salah, hatiku mengakuinya. Tapi kenapa tubuhku berkata lain, aku bahkan membalas perlakuannya.
Aku membalikkan tubuhku, hingga kami saling berhadap-hadapan. Aku menatap indah manik matanya mencoba mencari kebohongan di sana tetapi aku tidak menemukannya. Hanya pancaran kasih sayang dan ketulusan yang aku dapatkan.
Dia semakin mendekatkan wajahnya, kemudian mengecup keningku lama....
Penasaran kan dengan kisah lanjutnya?
Ikuti terus updatenya yuuukk 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esma_04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Tak terasa sudah 3 hari sejak Jade bersembunyi dari orang-orang terdekatnya. Hari ini adalah jadwal penerbangan Jade ke Singapura. Semua dokumen penerbangannya sudah siap sejak kemarin karna ada campur tangan dari pihak intern imigrasi yang dimintai bantuannya oleh pihak komnas perempuan.
Jade sedang melakukan boarding pass di Bandara Internasional Achmad Yani, Semarang untuk melakukan penerbangan ke Singapura dengan salah satu Maskapai Penerbangan berlogo burung kebanggaan negara kita dengan rute Semarang-Singapura.
Sementara di sisi lain loket, Shawn juga sedang melakukan hal yang sama untuk penerbangan bersama tuannya yang harus kembali ke Melbourne tetapi akan singgah sebentar ke Singapura untuk bertemu teman masa kecilnya di Gourmet Sarawak, salah satu restoran yang menyajikan makanan khas Melayu khususnya dari daerah Sarawak, ada di kawasan Terminal 3 Transit, Changi Airport.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, kabin kelas utama dengan formasi 1-2-1 rupanya mengantarkan Jade duduk di kursi dalam satu barisan dengan Dandy. Tetapi dikarenakan Jade yang memakai gamis biru lengkap dengan khimar panjang dan cadarnya, membuat dia tidak dikenali oleh keduanya. Berbeda dengan Jade yang justru mulai berkeringat dingin saat menyadari jika pria yang duduk di kursi paling kiri adalah pria yang sudah 3 kali menemani mimpi indahnya ditambah one night stand yang masih abu-abu.
Demi menetralkan kegugupan dalam dirinya Jade mengalihkan perhatiannya dengan membuka kembali surat wasiat dari ibunya yang dia bawa dalam clutchnya. Dia mulai membaca kata demi kata yang tersusun rapi dengan beberapa bekas tetesan air yang Jade kira itu adalah tetesan air mata ibunya saat menulis surat wasiat itu.
Tanpa Jade sadari jika pria yang sempat diliriknya sedang terbelalak dan melotot tidak percaya saat tidak sengaja melihat seorang wanita memakai setelan baju syar'i yang pernah dia belikan untuk Jade sebelum insiden itu. Dia benar-benar masih mengingatnya jika pemilik butik itu mengatakan jika set gamis syar'i dibutiknya hanya didesain dalam satu model untuk tiap warnanya.
Dan seperti tebakan readers semuanya... Jika pria itu adalah Dandy.
Tanpa suara, Dandy mencoba mengamati gerak-gerik dari wanita yang duduk tidak jauh darinya dengan ekor matanya. Ternyata ada seorang nenek yang akan duduk disampingnya dan dia merengek protes kepada penumpang di depannya yang mungkin adalah keluarganya. Si nenek meminta agar tempatnya bisa berpindah di samping jendela pesawat agar bisa menikmati pemandangan dari atas pesawat dengan lebih jelas.
Seketika muncullah ide brilliant dalam otaknya, Dandy beranjak dan mendekati sang nenek. Dia menawarkan diri untuk menukar tempat duduknya sambil menunjuk sebuah kursi tepat di samping jendela. Tanpa ba-bi-bu, sang nenek segera menganggukkan kepalanya dan berterima kasih kepada Dandy.
Dandy menempatkan dirinya di kursi sang nenek, memakai kaca mata hitamnya dan mulai memejamkan matanya. Dia akan berpura-pura tidur sembari menunggu pergerakan dari wanita bercadar di sampingnya.
Jade yang menyadari kedatangan Dandy, segera memasukkan suratnya kembali tetapi sayangnya karna terlalu gugup, clutchnya justru terjatuh dan membuat Dandy terkejut. Dandy berniat membantu membereskan barang-barang Jade yang keluar berserakan dari dalam clutch, dan betapa dia tak kuasa untuk menerbitkan senyumnya saat passport Jade justru terbuka tepat menunjukan di halaman identitas pemegang passport dengan nama bercetak tebal ONG, KAH SUAN JADE.
Dia berpura-pura menyerahkan passport itu kepada pemiliknya dan memejamkan matanya lagi. Dan entah bagaimana perasaan Jade sekarang, apalagi saat dia sempat melihat pria di sampingnya tersenyum saat memegang passportnya.
Tak terasa langit yang terlihat di indra penglihatan Jade mulai menampakan langit Singapura. Tak berselang lama, ada pengumuman dari pramugari pesawat yang meminta para penumpang untuk kembali mengenakan seat belt karna pesawat akan segera mendarat di Changi Airport.
______________*****_____________
Angin sepoi-sepoi di senja itu, menerbangkan khimar seorang gadis bercadar berwarna dusty pink yang sedang berdiri bersandar di sebuah pembatas di Terminal 3 dan gadis itu adalah Jade. Tanpa dia sadari, jika dari arah kirinya datang dua orang pria berparas tampan. Pria dibelakangnya membawa 2 cup minuman panas, dan pria yang berjalan di depan tiba-tiba melepas tali cadar Jade hingga nampak lah wajah ayunya yang bersemu merah.
" Ini Tuan. Saya ijin ke toilet sebentar." Ucap Shawn sambil menyerahkan 2 cup minuman panas itu.
" Minumlah. Kabur juga butuh energi." Ucap Dandy sambil menyerahkan 1 cup coklat panas kepada Jade.
" Apa yang Tuan lakukan? Kenapa melepas cadarku?" Tanya Jade geram sambil menerima minuman panas itu, karna jujur saja dia masih bingung dengan mana saja jenis-jenis minuman yang aman di konsumsi di negara Singa ini.
" Jade... cadar itu bukan untuk mainan. Apa maksudmu ingin merendahkan identitas wanita muslim ini?" Jawab Dandy tak kalah geram sambil memutar badannya hingga sekarang berhadapan dengan Jade.
" Aku tidak main-main. Aku memang ingin memakai cadar dan tidak berniat untuk buka tutup seperti yang Tuan tuduhkan." Jawabnya sambil meremas cadar dusty pink dalam genggamannya.
" Minumlah coklatnya selagi hangat. Setelah itu susul aku di Gourmet Sarawak. Tempat ini tidak aman untukmu. Jika dalam 5 menit kau tidak ke sana, jangan pernah mencariku jika kau dalam masalah." Ucap Dandy sambil berlalu pergi.
Jade hanya mendudukan dirinya di salah satu set kursi di dekatnya. Dia menikmati coklat panasnya tanpa memasang kembali cadarnya karna mengira jika tempatnya yang sekarang adalah tempat asing yang tidak akan ada orang yang mengenalinya.
Sementara di sebuah restoran cepat saji tak jauh dari tempat Jade duduk, tampaklah beberapa pria berbadan tinggi besar sedang mengamati gerak geriknya hingga salah satu dari mereka menganggukan kepalanya dan berjalan perlahan mendekati Jade.
Pria tinggi besar itu dengan tanpa ijin langsung saja duduk di hadapan Jade dan berkata dengan lirih: " Nona..ikutlah dengan kami. Kami akan membawamu kepada Tuan Chan."
Byuuuurrr......
Jade seketika menyemburkan coklat panasnya saat mendengar pria di depannya menyebut nama Tuan Chan bahkan dapat berbahasa Indonesia dengan fasih.
" Shiiiitt.....!" Teriak pria itu lantang saat seluruh wajahnya terkena semburan coklat panas dari Jade.
Lokasi mereka yang lumayan sepi membuat kejadian itu tak begitu mendapatkan perhatian dari sekelilingnya. Jade yang merasa dirinya dalam bahaya, segera mencari lokasi Dandy tetapi dia tak melihatnya. Jade pun segera berjalan ke arah yang lebih ramai berharap mendapat perlindungan dari sekitarnya.
Sambil menggeret kopernya, Jade berjalan semakin membaur dengan kerumunan di sana hingga dia melihat ada security bandara di sana.
" Excuse me Sir... Where's the information room. I'm separated from my family." Tanya Jade kemudian.
" Oh sure. Follow me, please." Jawabnya sambil meminta Jade untuk mengikutinya.
Jade yang tak punya pilihan lain segera meminta pihak bandara untuk mengumumkan jika ada yang mencari warga negara asal malaysia bernama dandy dan shawn dan meminta mereka untuk menemuinya di ruang informasi.
Tak lama setelah announcement itu menggema di sekitar terminal 3, muncullah Dandy dan Shawn di ruang informasi bandara.
Dandy berjalan menghampiri Jade dan meminta ijin kepada pihak bandara untuk menggunakan rest room sebentar. Setelah itu Dandy menyuruh Jade untuk mengganti bajunya dengan warna yang berbeda dan kembali memakai cadarnya. Dandy melepaskan jasnya dan memakaikannnya ke tubuh Jade lalu beralih menggeret koper Jade dan keluar dari ruang informasi setelah mengucapkan terima kasih kepada petugas bandara.
__________To Be Continued__________