NovelToon NovelToon
Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Pelakor jahat
Popularitas:344.4k
Nilai: 4.5
Nama Author: Ristha Aristha

Mentari dijodohkan oleh ayahnya dengan pria lumpuh. ia terpaksa menerimanya karena ekonomi keluarga dan bakti dia kepada orangtuanya.
apa yang terjadi setelah mentari menikah?
apa akan tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
apakah mentari bahagia? atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hinaan dari Mantan

Seorang pria tampan duduk di kursi roda. Sudah setahun lebih, Dirga lumpuh akibat kecelakaan yang dialaminya.

Dirga di tinggalkan tunangan yang sangat ia cintai. Bahkan hingga kini, Dirga masih mengharapkan tunangannya itu. Yang telah pergi bersama pria lain.

Sekalipun Dirga bergelimang harta, namun fisiknya yang tak sempurna lagi. Membuat ia di tinggalkan sang pujaan hati.

Sekarang Dirga terpaksa dan pasrah, saat orang tuanya menjodohkannya dengan gadis desa yang sangat sederhana. Bahkan sangat berbeda jauh dengan mantan tunangannya.

Bu Dita meminta Dirga untuk tidak menolak. Sebab ia adalah pewaris tunggal dari perusahaan yang ia pimpin. Jadi dia harus memiliki pendamping hidup. Mamanya berjanji akan mencarikan jodoh yang terbaik untuk dirinya.

Namun Dirga tidak yakin dengan pilihan sang Mama. Dirga berfikir bahwa gadis kampung yang kehidupannya pas-pasan, pasti cuma hanya mengincar kekayaannya saja.

Entah kenapa orangtuanya bisa begitu percaya pada perjodohan ini. Dirga sendiri sudah mengetahui Mentari cuma lewat foto yang ditunjukkan oleh mamanya saat itu.

Dirga mengakui bahwa Amanda itu cantik, tampilan sederhana dengan hijab yang menutupi kepalanya itu. Cantiknya juga begitu natural, Dirga yakin jika Mentari tidak pernah melakukan perawatan diri atu bahkan ke salon pun juga tidak pernah. Ia juga mengetahui saat ini Mentari bekerja di sebuah minimarket kecil-kecilan dengan gaji yang pas-pasan.

****************

Minimarket

Saat ini Mentari masih tetap bekerja. Dia akan berhenti bekerja seminggu sebelum pernikahannya. Karena tiga hari lagi dia akan gajian.

Tampak Mentari sedang sibuk menghitung barang belanjaan customer.

"Tolong beri tahu dimana letak tempat biscuit!"

Suara itu membuat Mentari menoleh ke arah sumber suara tersebut. Pasalnya Mentari sangat familiar dengan pertanyaan suara itu. Ternyata benar dugaannya, Reza. Tersenyum dengan menunjukkan gambar biscuit keju bungkus kuning yang ada di ponselnya

"Aku mau beli biscuit ini, tapi aku tidak tau letaknya di sebelah mana. Soalnya Gendis lagi ngidam biscuit ini". ujar Reza.

Gegas Mentari menunjukkan letak tempat biscuit yang di maksud Reza. Agar Reza bisa mengambil sendiri berapa yang akan dia ambil.

Setelahnya Mentari lanjut melayani pembeli yang tadi.

"Total semuanya, tuju Pulu ribu". Ucap Mentari.

Pembeli yang hanya seorang ibu-ibu itu menyerahkan uang pas kepada Mentari.

Kini tinggal Mentari dan Reza. Karena minimarket itu sedang sepi pembeli. Reza kelihatannya baru pulang kerja, karena kelihatan ia masih memakai baju dinasnya.

"Aku dengar, kamu akan menikah. Bahkan kemarin malam sudah lamaran?" ucap Reza tiba-tiba.

"Mentari, apakah kamu mau menikah dengan pria lumpuh?". Tanya Reza lagi.

Mentari mendengarnya langsung menghela nafas. Karena ia sudah menduga pria itu pasti akan membuat masalah lagi.

"Apakah kamu, sudah depresi? Sehingga mau menikah dengan laki-laki lumpuh?". Cecar Reza.

Mentari langsung kesal dengan ucapan Reza. Sementara Reza begitu senang karena bisa memancing emosi Mentari.

"Sudah itu saja yang akan di beli?" tanya Mentari saat melihat keranjang bawaannya sudah penuh dengan berbagai cemilan dan biscuit.

Reza menyerahkan barang belanjaannya kepada Mentari untuk di hitung. Mentari Ingin Reza cepat-cepat pergi dari minimarket itu.

"Kamu kenapa diam saja? Aku tahu, kamu pasti sulit melupakan hubungan kita yang sudah lama, tetapi harus kandas di tengah jalan. Bilang saja, aku tidak akan memberi tahu istriku. Apa kamu, putus asa? Maafkan aku tentang hal itu, sebab orangtuaku tidak merestui hubungan kita. Tetapi tenang saja, jika kamu butuh teman curhat. Aku akan menjadi pendengar setia untukmu ". Ucap Reza.

Mentari tak habis pikir dengan ucapan Reza barusan. Bisa-bisanya dia menawarkan diri kepadanya. Apa dia mau main serong?. Mentari sangat bersyukur karena tidak jadi menikah dengan pria itu. Sebab, dia sudah mempunyai istri, tapi dia masih saja mencari celah untuk mendekati wanita lain.

"sembilan puluh lima ribu!" ucap Mentari dengan menyerahkan kantong plastik yang berisi aneka biscuit dan cemilan itu.

"Kamu mau nomorku?" tanya bara yang tidak tahu malu itu.

"Dengarkan baik-baik! Aku tak butuh nomermu. Jangan pernah menawarkan apapun kepadaku, aku tak butuh! Urusi saja istrimu, jangan sampai dengan sikapmu itu menimbulkan fitnah lagi!" ucap Mentari memperingatkan Reza.

" Sombong sekali, kamu! Aku cuma hanya ingin hubungan kita itu baik-baik saja, atau bisa jadi teman baik mungkin. Apa yang akan kamu banggakan menikah dengan pria lumpuh? Dia tidak bisa bekerja. Ingat Menikah itu tidak hanya dengan modal cinta saja, tapi butuh makan. atau kamu menikah cuma hanya ingin menghilangkan status perawan tua?" Reza justru semakin merendahkan mentari.

"Sudah cukup! Kau pergilah! Ini bukan urusanmu. Pria yang akan menikah denganku itu, jauh lebih baik darimu dan juga lebih segala-galanya ". Mentari berujar.

"Pria lumpuh itu bukan kelebihan, melainkan kekurangan! Apa yang akan kamu banggakan? Kasihan sekali, dan setelah menikah nanti, mungkin kamu yang akan menjadi tulang punggung untuk menghidupinya. Apalagi orangtuanya hanya seorang sopir dan pembantu. Sungguh kasihan sekali nasibmu itu yang tidak berubah!" Reza semakin menghina.

"Pergi....!" usir Mentari sambil menunjuk k arah jalan. Agar Reza menyudahi ucapannya. Karena Dia tidak mau mendengarkan ocehan Reza lagi.

Reza kemudian keluar dari minimarket menuju sepeda motornya. Ia merasa kesal sekali, karena Mentari sama sekali tak menghargai nya.

****************

...Rumah Pak Bagas...

Hari yang di nanti-nantikan telah tiba. semua persiapan telah di urus oleh Bu Dita dengan menyuruh orang kepercayaannya. Hari ini adalah acara ijab kabul Mentari dan Dirga, untuk acara resepsinya akan menyusul tiga hari kemudian.

Pak Bagas tetep mengundang keluarga besarnya, meskipun masih julid kepadanya. Hanya keluarga dari ibunya Mentari yaitu Bu Laras yang tidak pernah saling menghina seperti Bulek Narti serta adik-adiknya.

Karena penasaran, mereka tetap hadir. Tentu saja tujuannya ingin menghina dan mencaci.

"Mentari!" Gendis memanggil Mentari agak lantang.

Mentari baru saja selesai dirias. Dia ingin segera keluar untuk menanti calon suaminya datang.

"Ikut aku!" Gendis menarik lengan Mentari untuk mengikutinya.

"Mau apa?" Mentari menahan diri. Karena dia tidak mau berurusan dengan Gendis. Entah apa yang akan di lakukan lagi oleh Gendis.

Gendis berusaha menarik Mentari menuju sudut rumah yang agak sepi.

"kenapa kamu, menggoda suamiku?" bentak Gendis.

"Apa?" Mentari terkejut dengan tuduhan Gendis kepada dirinya. Karena ia tidak pernah merasa menggoda Reza.

"Tidak usah mengelak! Ada seseorang yang bilang padaku. Jika kamu menggoda suamiku, saat dia membeli cemilan di tempat Kamu kerja. Memang aku tidak mempunyai bukti, tapi ada seseorang yang mengatakan ini!" bersikeras Gendis menuduh Mentari.

Mentari teringat kejadian beberapa hari yang lalu, memang ia bertemu Reza. Tapi ia sama sekali tidak pernah menggoda pria itu. Namun, justru Reza yang berusaha mendekatinya lagi, bahkan meminta nomor ponselnya.

"Aku tidak pernah menggoda pria manapun, termasuk suamimu itu! Jangan asal memfitnah orang. saat itu, suamimu cuma membeli cemilan". Tegas Mentari.

Muak rasanya selalu berurusan dengan Reza dan Gendis. sebisa mungkin Amanda sudah menghindarinya.

"Aku tak percaya! Kamu itu cemburu padaku kan? Karena aku yang dinikahi, bukan kamu! Karena aku seorang perawat, yang berbeda jauh denganmu perempuan miskin!" cecar Gendis yang berujung penghinaan.

"terserah mau bilang apa, Aku tidak peduli. Sekarang aku mau menikah, kalian tidak penting sama sekali!". ujar Mentari berlalu.

Mentari sudah malas berbicara panjang lebar.

Moodnya sudah rusak, karena Gendis. Namun ia berusaha tenang, sebelum bertemu dengan Dirga. Karena hari ini adalah hari pentingnya.

1
anita
gendis ini somplah kyaknya
Les Tary
bawaannya curiga aja tuh Gendhis sm mentari
Reni Anjarwani
doubel up thor
Dimas Satria Wahyu Nugroho
pede banget si Gendhis,,,,emangnya Dirga mau?
Kasih Bonda
next thor semangat
Sri Minggat
bagus cetitany menarik
SAE wife~🥰🥰
lah sakit jiwa si gendis
Nani Rodiah
Dah sm Bella aja Mas Reza
Mamahnya Sultan
kayak nya Reza jodoh nya bella deh
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Sunaryati
Lanjuut
Kasih Bonda
next thor semangat
Khairunnisa Hassan
lanjut thor semangat
Jodi Novianti
Luar biasa
Jodi Novianti
Lumayan
LuckyOne
pak bagas jadi seorang kakak tapi tidak tegas sama adik2nya malah mengorbankan keluarganya sendiri, bukannya baik hati tapi malah buta hati
Isabela Devi
ada aja ibu Narti.
lanjut thor
LuckyOne
gendis bnr2 mulai sadar??? ruarrrr bhiasaa bagus lah itu..
ines bukan rasa cinta itu..
Sondry Kaday
Kecewa
Isabela Devi
suaminya jg ga tegas sih jd Bu Narti jd semena mena terhadap suami
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!