Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
Naira masuk ke dalam mobil dan Duduk di samping Bagas. "Mas Bagas kangen banget ya pasti sama aku, sampai di jemput juga, padahal aku bawa mobil sendiri."Ucap Naira tersenyum.
Sekertaris Ken yang juga ikut mendengar mendehem untuk menahan diri untuk tidak tertawa.
Sementara Bagas hanya datar saja memandang ke arah depan. masih bersikap kalau ia belum bisa melihat Naira.
"Papa dan Mama meminta ku menjemput mu." Jawab Bagas.
"Masa sih Mas." Balas Naira agak manja membuat Bagas menelan Saliva nya.
"Ken, kapan kau akan menjalan kan mobil nya." Ucap Bagas yang tidak nyaman dengan nada bicara Naira yang terdengar sangat lembut penuh irama.
"Baik Tuan."
Naira tersenyum saat melihat Bagas salah tingkah, ia lalu menatap keluar jendela, menyandarkan kepala nya di pintu mobil. tanpa sadar Bagas menoleh menatap nya.
Saat sampai di rumah, Naira dan Bagas sudah di sambut oleh bau makanan yang mengoyangkan perut mereka, tampak pelayan sibuk mondar mandir menyiapkan semua nya.
Naira yang masuk bersama Bagas pun agak heran. "Apa akan ada acara mas?." Tanya Naira.
"Naira, kamu sudah pulang nak, Mama kira Bagas tak akan menjemput mu." Ucap Bu Citra.
Mendengar kata Itu, Naira pun tersenyum salah tingkah, tadi nya ia pikir itu hanya alasan Bagas saja datang menjemput, ternyata ia memang sudah di minta ibu mertua untuk menjemput nya.
"Ada acara apa ma?." Tanya Naira mengalihkan pembicaraan.
Bu Citra melihat Bagas, Karena ini acara syukuran untuk Bagas yang sudah bisa kembali melihat, Namun melihat Naira yang bingung, seperti nya ia mengerti kalau Bagas belum memberitahu nya perihal mata nya.
"Makan bersama sayang."Jawab Bu Citra. terdengar suara mobil memasuki halaman rumah, mengalihkan pandangan Naira dan Bu Citra saat itu juga.
"Keluarga Nona Naira sudah datang." Ucap Sekertaris memberitahu.
"Pa, Ayo Pa, mereka sudah datang." Panggil Bu Citra.
Naira menatap heran, tak mengerti apa yang sedang terjadi, hanya makan malam, tapi keluarga nya juga datang.
"Mas, Ada apa sih Mas?." Tanya Naira.
"Kau tak dengar apa kata mama tadi?, Hanya makan malam bersama." Jawab Bagas.
Naira tersenyum lebar saat melihat ayah nya memasuki rumah.
"Papa." Naira berlari kecil dan memeluk ayah nya.
"Sayang."
"Cipto, terima kasih sudah datang." Ucap Bak Anwar.
"Ini sangat mendadak, tapi tentu saja saya akan datang, ini suatu kehormatan bagi kami"Balas Pak Cipto. Pak Anwar tertawa mendengar ucapan teman nya itu.
Keluarga Pak Cipto di sambut hangat oleh Pak Anwar dan Istri nya. melangkah masuk ke dalam rumah, sedikit membuat Naira terkejut saat ia melihat Vika datang membawa Elang ke rumah nya.
Ingin sekali Naira mengusir laki-laki itu saat itu juga, namun ia menahan diri, tak ingin membuat kekacauan, terlebih kini Elang akan bertunangan dengan Vika dalam waktu dekat.
Bagas melihat Ekpresi Naira saat ia melihat sang mantan, Tatapan kebencian dan tidak suka terlihat jelas ada pada Naira saat itu. Bagas Menyungging kecil senyum bibir nya.
Bagas bisa melihat jelas kebencian Naira pada Elang bukan hanya yang pernah ia dengar di mulut saja, tapi mata nya sudah menjelaskan semua nya.
"Hi kak." Sapa Vika dengan gaya sok manis nya.
"Hi." Balas Naira dengan amat sangat terpaksa.
Bagas lalu memegangi tangan Naira, membuat Naira terkejut dan melihat suami nya, Vika dan Elang juga melihat hal yang sama. pemandangan tidak biasa, Bagas memegangi tangan Naira.
"Ayo masuk." Ajak Bagas. Naira pun mengikuti langkah Bagas karena pria itu memegangi tangan nya.
"Heh, mau sok romantis di depan ku, aku sama sekali tidak tertarik apa lagi sampai iri kau di perlakukan manis oleh Lelaki buta itu." Batin Vika. Ia meraih tangan elang, melingkarkan tangan nya di lengan pria itu dan berjalan masuk mengikuti orang tua nya.