Tak ada satupun orang tahu bahwa sang casanova rupanya masih perjaka. Telah banyak wanita yang tidur dengannya, tapi rupanya tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya bergairah.
Trauma di masa lalu membuat Andra Struick menjadi seorang pria impoten. Sehingga dia mencoba mengencani banyak wanita untuk bisa membuatnya sembuh dari impontennya.
Tapi bagaimana kalau ternyata satu-satunya wanita yang bisa membuatnya bergairah adalah musuh bubuyutannya? Apakah Andra akan menerima takdirnya? Atau memilih tidak menikah sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Malam ini Andra dan Sadrina terpaksa harus tidur di sebuah kamar hotel milik perusahaan Struick. Rupanya Farrel meminta karyawan hotel untuk mempersiapkan kamar pengantin di hotel tersebut. Andra tidak mungkin menolaknya, dia takut semua karyawan mencurigai pernikahan sandiwaranya bersama dengan Sadrina.
Biasanya sepasang pengantin baru akan melakukan malam pertama di malam harinya dengan penuh cinta dan suka cita. Tapi berbeda dengan Andra dan Sadrina, mereka berdua malah bertengkar sedari tadi. Saat ini mereka masih mengenakan pakaian pengantin.
"Aku yang tidur di kasur, kamu tidur di sofa!" Pinta Sadrina.
Andra tidak menerima permintaan sang istri sekaligus musuh bebuyutannya. "Nggak, nggak bisa. Aku yang akan tidur di kasur. Mana ada majikannya tidur di sofa sementara pembantunya tidur di kasur?"
Sadrina sangat kesal karena Andra masih menganggapnya sebagai pembantu. Tapi dia menyadari memang perjanjiannya seperti itu. Di mansion Sadrina tetap menjadi pembantunya Andra, sementara di kantor dia akan menggantikan posisi asistennya Andra yang telah pensiun. Sementara status pernikahan hanyalah sandiwara semata.
Yang penting Sadrina merasa di untungkan. Andra akan melunaskan semua hutangnya, bahkan kini Sadrina akan mendapatkan gaji perbulan atas pekerjaannya sebagai pembantu di mansion dan juga sebagai asisten di kantor.
Dan yang paling penting pernikahan kontrak mereka hanya satu tahun, itu artinya Sadrina sangat merasa tenang, dia tidak akan selamanya tinggal bersama dengan pria menyebalkan itu.
"Kamu kan cowok, seharusnya kamu mengalah?" Sadrina bertanya sambil ngotot.
Andra sangat kesal, mengapa hampir semua wanita selalu menuntut pria untuk mengalah? Dia pun berkacak pinggang, "Apakah ada undang-undangnya yang menyatakan bahwa seluruh pria di dunia ini harus mengalah?"
Sadrina menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia pun tak paham sebenarnya peraturan seperti itu berasal dari mana. Namun, dia tiba-tiba saja teringat dengan perkataan Farrel yang mengatakan siapa tahu miliknya Andra bisa bangun olehnya?
Sadrina mencoba untuk mencerna perkataan Farrel. Dia tidak paham, mengapa Farrel mengatakan bahwa mungkin saja miliknya Andra bisa bangun oleh dirinya? Apakah mungkin selama ini miliknya Andra tidak bangun? Apakah sebenarnya Andra adalah seorang pria impoten?
Sadrina menggelengkan kepalanya, tapi rasanya tidak mungkin. Selama Sadrina kerja di mansionnya Andra, Andra hampir setiap hari membawa wanita ke kamarnya. Jika Andra seorang pria impoten, lalu apa yang Andra lakukan bersama dengan para kekasihnya di dalam kamar? Masa mereka main catur?
"Sebenarnya aku sangat penasaran dengan perkataan Farrel." Ucap Sadrina, wanita itu sedang berdiri dihadapan Andra. Sementara Andra sedang duduk dipinggiran ranjang.
"Penasaran tentang apa?" Tanya Andra sambil mengerutkan keningnya.
"Dengan perkataan Farrel yang tadi siang. Apakah kamu sebenarnya impoten?" Setelah bertanya seperti itu, Sadrina tertawa meledak.
Andra hanya diam, dia memandangi Sadrina dengan tatapan kesal.
Sadrina masih tertawa terbahak-bahak, tapi dia ingin meneruskan perkataannya sambil memegang perutnya yang terasa sakit. "Kalau misalnya kamu sebenarnya impoten, terus ngapain aja kamu dengan pacar-pacar kamu yang bohay itu di dalam kamar? Astaga perutku jadi sakit!"
"Sudah ketawanya?" Tanya Andra dengan nada kesal. Pria itu menghela nafas.
"Belum, belum. Aku masih gak kuat membayangkannya." Tawa Sadrina semakin meledak-ledak. Bahkan wanita itu segera menutup mulutnya sendiri. Sungguh dia tidak bisa membayangkan, jika seandainya musuh bebuyutannya itu adalah seorang pria impoten.
Andra semakin kesal dengan ulah Sadrina, wanita itu terus saja meledeknya. Dia segera menarik tangan Sadrina, membuat wanita itu terjatuh ke atas ranjang.
Buuukk!
Sadrina tersentak kaget, ketika dia terjatuh dengan posisi terbaring diatas kasur, tiba-tiba Andra menindih tubuhnya. Sadrina menelan saliva memandangi Andra yang sedang menatap tajam kepadanya. Wajah mereka sangat dekat sekali.
"Mengapa berhenti tertawa? Apakah kamu mau aku membuktikan apakah aku impoten atau bukan?"