Azalea Margarita seorang artis cantik papan atas yang begitu membenci Adiknya sendiri karena sakit lumpuh, Azalea tidak pernah tersenyum sekalipun terhadap Adiknya, bahkan Azalea lebih memilih tinggal di hotel milik Ayah nya karena begitu tidak ingin melihat Adik nya yang lumpuh.
Sifat dan karakter Azalea yang begitu keras, hingga begitu sulit untuk bisa jatuh cinta terhadap laki-laki manapun, hingga akhirnya Azalea di jadikan bahan taruhan oleh Fauzan Harkas sesama artis pemeran utama, dan CEO muda yang royal gemar berpesta demi mencari ke senangan ya itu Ronald Jensen.
Apey pemuda dari desa mencoba mencari ke beruntungan mengadu nasib ke kota, dengan bekal ilmu bela diri dan ke ahlian bisa menyetir, Apey mencoba adu nasib mencari rejeki ke kota demi bisa membahagiakan ke dua orang tuanya, yang ingin mempunyai ladang atau sawah sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saksi pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menagih taruhan.
Di tempat lain Azalea sesampai rumah menjatuhkan tubuhnya di sofa ruangan tengah, melihat sekitaran ruang isi rumahnya yang begitu sepi, begitupun Ririn sahabat satu satunya hingga detik itu tidak ada memberikan pesan chat telpon atau kabar apapun, membuat Azalea menyandarkan tubuh dan memejamkan matanya mengingat semua yang sudah di lakukannya.
Terlintas pikirannya teringat Apey, pertengkaran dari pertengkaran dengan Apey mungkin kini sudah tidak akan ada lagi, keinginannya mengusir Apey dari rumah ternyata membuat pikirannya malah mengingatnya, hingga Azalea mengepalkan kedua tangannya berontak melawan pikirannya yang mengingat pertengkaran pertengkaran dengan Apey.
"Aarrgghhh!" teriak Azalea kesal emosi marah bercampur aduk berusaha membuang semua dalam pikirannya.
Azalea mengambil ponsel di tasnya memberanikan diri melihat akun instragram Laura musuh bebuyutan waktu di bangku sekolah SMA, terlihat beberapa postingan baru Laura sedang berada di lokasi syuting, dan melihat beberapa like komentar dari para fans yang mengikuti Laura di instragramnya.
"Manusia picik, awas lo lihat saja nanti pembalasan gue!" ancam Azalea serasa ingin menonjok layar ponselnya.
Azalea kembali memejamkan matanya hati pikiran dan perasaannya semakin bercampur aduk, lalu teringat hotel seketika pikirannya menginginkan kekuasaan hotel.
"Gue tidak boleh seperti ini, gue harus punya kesibukan lagi, gue harus minta ke kuasaan hotel sama Papa, iya gue harus megang kekuasaan hotel gar gue di hormati di hotel!" ucap Azalea bicara sendiri langsung mencari kontak Pak Wiguna Ayahnya.
Pak Wiguna yang sedang berada di kantor khusus untuk pertemuan bisnis, merasa heran kini Azalea ada menelponnya, Pak Wiguna pun langsung mengangkatnya.
"Ada apa Azalea? tumben sekali mau telpon Papa?" tanya Pak Wiguna di telpon.
"Aku ingin kekuasaan hotel, jika Papa tidak mau mengabulkannya, aku benar benar akan pergi dari rumah," ancam Azalea.
"Apa? Azalea, kamu jangan main main dengan hotel, kamu tidak tahu apa apa mengenai hotel, jikapun kamu ingin mengusainya, kamu harusnya belajar dulu jangan tiba tiba ingin menguasainya seperti ini," tegur Pak Wiguna merasa kaget.
"Jadi Papa tidak mau mengabulkannya?" tanya Azalea dengan nada mengancam.
"Bukan tidak boleh Azalea, tapi kamu harus belajar mengelola dulu dari bawah," tegas Pak Wiguna.
"Apa bedanya Pah? jikapun aku menguasai, aku bisa sambil belajar mengelola dari bawah," tempas Azalea.
"Belajar masih jauh dengan menguasai Azalea, Papa tidak mau jika kekuasaan kamu gunakan dengan semena mena, pokoknya kamu harus belajar dulu," tegas kembali Pak Wiguna.
"Ya sudah, jika Papa tidak mengabulkannya, aku akan pergi dari rumah sekarang juga!" ancam Azalea langsung mematikan panggilan telponnya.
Azalea langsung pergi menuju tangga naik menuju kamarnya, setiba dalam kamar langsung menarik seprai melemparkannya ke lantai, melemparkan bantal guling dengan emosinya, lalu melangkah ke sofa di angkat di balikan sofanya melihat meja langsung di tendang ke kedepan hingga sepatu hak tingginya patah.
Nafas tersengal emosi memuncak melangkah menuju kursi komputer lalu duduk, mata melihat komputer berniat ingin menghancurkannya, namun semua kenangan SMA sampai menjadi artis papan atas semua ada di file komputer, seketika mengurungkan niatnya duduk tertunduk menahan semua perasaannya hingga matanya berkaca kaca.
Di tempat lain Ronald yang sudah mengikat tali hubungan dengan Azalea, tidak menyia nyiakan kesempatan itu langsung menelpon Fauzan yang berada di lokasi syuting, Ronald begitu dengan bangganya memberitahukan terhadap Fauzan jika dirinya sudah di terima Azalea, tentu Ronald langsung menagih uang taruhan seratus juta terhadap Fauzan.
"Tepati janji lu Fauzan, gua kirim nomor rekening sekarang," desak Ronald di telpon.
"Lu serius sudah hubungan dengan Azalea?" tanya Fauzan kaget masih belum percaya.
"Tidak ada gunanya gua bohong, lu bisa tanyakan sendiri terhadap Azalea jika tidak percaya," jawab Ronald.
"Gila, ternyata bisa juga lu di terima Azalea, bagaimana caranya?" tanya Fauzan penasaran.
"Haha haha, itu rahasia perusahaan, yang jelas gua bisa menaklukan Azalea hingga bisa menerima diri gua," jawab Ronald dengan tawa puasnya.
"Ok dah, gua terima kalah, nanti selesai syuting gua kirim duitnya," ucap Fauzan dengan nada kecewa.
"Awas jangan sampai tidak kirim lu, harus tepati janji sebagai laki-laki," desak Ronald.
"Iya lu jangan takut pasti gua kirim, berarti nanti di acara ulang tahun anak om Hermawan lu datang sama Azalea?" tanya Fauzan.
"Oh iya tentu, masa sebagai pacarnya tidak datang bareng," jawab Ronald dengan nada sombongnya.
"Ah kampret bikin gua iri saja lu, ya sudah nanti pasti gua kirim duitnya, gua harus syuting dulu!" Fauzan langsung mematikan panggilan telponnya.
Ronald di dalam ruangan kerjanya setelah menelpon Fauzan, langsung menatap berkas ke dua syarat Azalea yang sudah di penuhinya, Ronald mulai mencari cara agar hubungannya tidak berakhir tiga bulan.
"Mumpung gua baru menjalin hubungan dengan Azalea, gua harus bisa memastikan bisa membujuk kedua orang tua Azalea agar menyetujui hubungan gua dengan Azalea, dengan itu gua yakin hubungan gua dengan Azalea tidak akan putus berakhir tiga bulan!" gumam Ronald dalam hatinya membuat rencana.
Di tempat syuting Pak Hermawan menatap layar monitornya, melihat adegan saat Apey membekap Laura dari dalam ruangan hingga ke dalam mobil, meskipun wajah Apey di tutup syal setengah wajah, namun alis dan perawakan Apey memang begitu menonjol, membuat Pak Hermawan merasa bimbang takut penonton fokus dan penasaran terhadap wajah Apey.
"Ada ada om?" tanya Alexs yang menghampiri.
"Ini Lexs, saya berulang melihat adegan Apey saat membekap Laura, apa kira kira nanti penonton tidak akan fokus dan penasaran terhadap wajah Apey, coba kamu perhatikan dari alis dan perawakan Apey," jawab Pak Hermawan menatap layar monitor.
Alexs menyempatkan melihat dulu ke arah tenda makeup, karena takut ada Fauzan menghampiri, setelah merasa aman Alexs bicara perlahan.
"Bagaimana kalau begini saja om, jika misalkan nanti penonton banyak yang penasaran ingin melihat wajah Apey,"
"Bagaimana jika nanti diam diam kita bikin promosi, karena siapa tahu wajah ganteng Apey bisa jadi ladang cuan kita, tapi kita harus selesaikan dulu film ini,"
"Om masih ingatkan, dulu Azalea pernah membuat film kita laris manis di pasaran, dan itu berkat bujukan Ririn terhadap Azalea, dan sekarang ini, Ririn juga yang bawa Apey ke sini," usul Alexs dengan suara perlahan.
Pak Hermawan terdiam sejenak mengerutkan dahinya sambil menatap layar monitor.
"Bole juga, nanti kita coba saja, jujur saya mengakui wajah Apey memang ganteng punya karismatik daya tarik tersendiri, dan tidak bosan di lihat orangnya," puji Pak Hermawan yang menilai Apey.
"Mantap om, bagaimana kalau nanti saya bicarakan diam diam dengan Ririn mengenai Apey?" tanya Alexs.
"Iya boleh, tapi ingat, jika suatu saat nama Apey bisa melejit banyak peminatnya untuk di jadikan pemeran film, kamu harus tahan Ririn jangan sampai membuat kontrak dengan pihak lain," jawab Pak Hermawan.
"Wish tenang om kalau soal itu, om kayak tida tahu saya saja," ucap Alexs.
"Ya sudah mumpung break, sana hampiri Ririn," titah Pak Hermawan.
"Siap om!" Alexs mengangguk langsung melangkah pergi.
Apey sedang istirahat sambil memegang air minum segar duduk bersampingan dengan Ririn di tempat terpisah, Alexs datang menghampiri membuat Ririn dan Apey langsung berdiri.
"Rin, ada kabar bagus buat Apey, tadi gua sudah bicara dengan om Hermawan, jika nanti film ini sudah liris tayang, dan misalkan dari penonton banyak yang ingin melihat wajah Apey yang mengenakan syal, om Hermawan akan membuatkan promosi untuk Apey," terang Alexs menatap Ririn lalu ke Apey.
"Wah alhamdulilah, moga saja rejeki kamu bagus Pey," ujar Ririn sumringah menatap Apey.
"Bang Alexs beneran serius?" tanya Apey ikut senyum sumringah.
"Iya gua serius, tapi, mengenai film yang sedang di garap ini, sangat banyak sekali dari fans Azalea yang merasakan kecewa karena pemerannya di ganti bukan Azalea, berikut beberapa media besar ikut mengomentari dan mengajukan pertanyaan terhadap om Hermawan," jawab Alexs dengan nada menyayangkan.
"Iya sih Bang pasti sangat ngaruh sama tayangannya nanti," tambah Ririn menghela nafas dalam ikut merasa menyayangkan.
"Ya sudah semuanya sudah terjadi mau gimana lagi, Apey nanti lu mau datang tidak di acara ulang tahun anak om Hermawan?" tanya Alexs.
"Malu tidak ya Bang, pasti dari orang orang kaya semua nanti yang hadirnya?" tanya balik Apey.
"Halah, lu pikiran jauh kemana mana, tuh Kru gua juga mau pada datang, biar nanti gabung sama Kru gua saja," tegur Alexs.
"Hehe hehe, siap Bang kalau gitu, insya Allah nanti saya datang sama Mbak Ririn," ucap Apey jadi ketawa kecil.
"Gitu dong, ya sudah gua cabut dulu, nanti lu masih ada dua adegan lagi menyekap Laura di gudang ok, gua ke om Hermawan dulu!" Alexs menepuk pundak Apey lalu pergi.
Setelah Alexs pergi Ririn langsung menoleh sumringah mendengar perkataan Apey.
"Kamu serius mau datang sama saya?" tanya Ririn senyum sumringah.
"Kalau bukan sama Mbak Ririn saya mau datang sama siapa?" tanya Apey ikut senyum.
"Ya kali saja mau datang sama Azalea," jawab Ririn.
"Ya ampun Mbak, Non Azalea kan ngusir saya dari rumahnya, berarti itu tandanya Non Azalea tidak mau melihat saya lagi, selain itu kan saya cuma supir yang hanya bekerja di rumahnya," ungkap Apey kembali senyum.
"Tapi kamu ganteng Apey, bagaimana kalau Azalea suka sama kamu?" tanya kembali Ririn.
"Mbak Ririn ada ada saja bicaranya, orang saya di usir dari rumahnya sudah jelas tidak mau melihat saya," jawab Apey senyum menggaruk kepala tidak gatal.
"Tapi kalau misalkan Azalea bener suka sama kamu, apa kamu mau menerimanya?" tanya kembali Ririn seakan ingin menyelami hati Apey.
"Mbak Rin, Non Azalea itu memang cantik artis papan atas kaya raya, siapa laki-laki yang tidak mau sama Non Azalea, tapikan Mbak tahu sendiri bagaimana galak keras dan kasarnya Non Azalea, bisa bisa babak belur di buatnya hehe hehe," ungkap Apey jadi tawa kecil ingat sikap Azalea.
Ririn terdiam menatap tawa kecil Apey dengan perasaannya yang setengah takut, jika sampai Apey benar terjadi menyukai Azalea begitupun jika sebaliknya, Ririn langsung berusaha membuang pikiran takutnya menghembuskan nafasnya yang terasa berat.
"Pey, nanti saya yang akan jemput Randika ke sekolah, sekalian mau saya jelaskan semuanya ke om Wiguna, kamu fokus saja dulu di sini ya," ujar Ririn menatap.
"Iya siap Mbak, tolong sekalian pakaian saya dan tolong bawa buku daily Randika di lemari pakaian," pinta Apey.
"Buku daily Randika? buat siapa?" tanya Ririn tidak mengingatnya.
"Waktu Non Azalea tidak pulang kerumah, Randika menulis semua perasaannya di buku daily, tapi Mbak kan tahu, waktu di hotel Non Azalea tidak mau membacanya dan malah menjatuhkannya," jawab Apey.
"Oh waktu kamu bawa Azalea pulang di hotel?" tanya kembali Ririn baru ingat.
"Iya itu waktu saya bawa paksa Non Azalea pulang dari hotel, kan saya pernah bilang sama Mbak," jawab Apey.
"Iya Apey saya baru ingat, ya sudah nanti saya ambilkan sekalian, saya pergi dulu siap siap jemput Randika, kamu fokus dulu di sini," sambung Ririn.
"Baik Mbak, terima kasih banyak, dan maaf saya sudah banyak merepotkan Mbak Ririn," ucap Apey merasa tidak enak.
"Sudah tidak apa apa, saya malah seneng bisa bantu kamu, ya sudah saya pergi dulu," balas Ririn senyum.
"Hati hati Mbak," ucap Apey.
"Iya Apey!" Ririn senyum langsung melangkah pergi.
Setelah Ririn pergi Apey mengambil ponsel di saku celananya, memegang ponsel dengan kedua tangannya sambil pikiran teringat kedua orang tuanya di kampung.
"Ya Allah, bagaimana saya bisa dapat uang buat nanti ngirim ke kampung, pekerjaan saja belum jelas seperi ini!" gumam Apey dalam hatinya menatap bengong layar ponselnya.
Apey menarik nafasnya dalam dalam mencoba terus bersabar, lalu melihat ke arah Fauzan yang sedang melakukan adegan syuting, dan melihat ke arah tenda makeup tepat dengan Laura pas keluar tenda makeup melihat ke arah Apey, hingga mata keduanya berpapasan saling lihat membuat Apey langsung membuang mukanya.
Laura melihat Apey duduk sendiri seperti ada kesempatan langsung melangkah menghampiri Apey, membuat Apey kaget tegang takut malu bercampur aduk melihat Laura melangkah ke arahnya, Apey buru buru berdiri hendak pergi menghindar, namun Laura langsung memanggilnya.
"Hey, jangan pergi dulu!" seru Laura buru buru menghampiri.
Apey langsung menghentikan langkahnya namun tidak berani membalikan badannya, Laura langsung mendekat berdiri di depan Apey yang langsung menundukan kepala.
"Kenalin gue Laura," sapa Laura tiba tiba menyodorkan tangannya membuat Apey tertegun kaget.
Laura melihat Apey tertegun diam langsung memaksa bersalaman, hingga membuat Apey semakin merasakan kaget.
"Siapa nama lo?" tanya Laura.
"Ap, Apey, nama saya Apey," jawab Apey gagap tiba tiba jadi grogi.
"Aneh nama lo, tapi wajah lo ganteng, badan lo juga bagus tinggi berotot, gue suka lihatnya," puji Laura tiba tiba tanpa basa basi.
Apey tidak tahu harus bicara apa buru buru hendak pergi, namun Laura langsung menghalanginya.
"Eh mau kemana? gue ajak ngobrol malah mau pergi," tegur Laura menghalangi langkah Apey.
"Maaf saya haus mau ngambil air minum," dalih Apey pura pura.
"Itu minuman lo," tunjuk Laura ke air minuman segar Apey.
Apey memejamkan matanya salah membuat alasan untuk pergi, Apey merasa gagap dan grogi menghadapi Laura yang ternyata agresif.
"Gue cuma ingin kenal, itu wajah lo kan ganteng kenapa malah jadi figuran pengganti?" tanya Laura menatap yang tingginya sebatas leher Apey.
"Saya bukan artis hanya ikut syuting saja," jawab Apey apa adanya sambil terus nunduk.
"Lo jangan nunduk terus memangnya wajah gue seram apa?" tanya Laura dengan nada tidak suka.
"Maaf, saya mau ke air dulu!" Apey langsung melangkah pergi benar benar tidak berani berhadapan dengan Laura yang agresif terhadapnya.
Laura menatap langkah Apey yang buru buru menuju tempat buang air, Laura senyum kecil baru pertama kalinya melihat laki-laki tampan namun gagap dan grogi di hadapannya, membuat perasaan Laura seketika timbul rasa penasaran dalam hatinya.
semoga aja hbs ini gak terjadi kesalahpahaman