Artis Cantik Vs Supir Tampan

Artis Cantik Vs Supir Tampan

Ke kota.

Sore itu Apey dari desa pergi merantau ke kota mencoba untuk beradu nasib, tertidur pulas di dalam mobil bis, hingga sampai terminal kota Apey masih menyandarkan badannya tertidur pulas di dalam mobil bis.

"Terakhir terakhir, ayo terakhir hati hati turunnya!" seru kondektur sambil melihat penumpang satu persatu turun keluar dari dalam bis.

Setelah semua penumpang turun keluar dari bis, supir menoleh ke belakang melihat dan mengecek penumpang, terlihat di kursi agak belakang ada satu orang Apey masih tertidur pulas.

"Itu satu lagi belum turun," titah supir ke kondektur yang belum naik ke bis.

"Hah! belum ada yang turun?" kondektur langsung naik masuk ke bis.

Terlihat di kursi agak belakang Apey masih tetap tertidur pulas, kondektur langsung menghampiri.

"Bang, Bang bangun sudah sampai terminal!" titah kondektur menepuk lengan Apey berulang.

"Hah, udah sampai, ok siap!" Apey langsung berdiri terperanjat kaget.

"Itu tasnya jangan lupa bawa, nanti ke tinggalan lagi!" titah kondektur menunjuk tas di atas.

"Siap Bang, permisi!" Apey buru buru menyadarkan dirinya mengambil tas lalu keluar di pintu belakang bis.

Setelah keluar dari bis, Apey menarik urat urat sendinya melenturkan urat di sekujur badannya yang terasa pegal berjam jam duduk di kursi bis.

"Wih benar banyak lampu kalau di kota, ramai sekali ya!" guman Apey sibuk melihat ke mana mana.

"Wah, ini harus selfi dulu nih, harus foto dulu buat momen kenangan dan pamer sama teman teman, kalau saya sekarang sudah di kota!" gumam kembali Apey lalu merogok ponselnya.

Ponsel Apoy masih agak jadul itupun Ponsel hasil beli di tempat servis temannya, dengan kapasitas ponsel 120gb.

"Aduh lupa, ponsel sayakan buram kameranya, ah jadi tidak bisa selfi nih!" gumam kembali Apey jadi nyengir sendiri memasukan ponsel ke saku celananya.

Apey melihat sekitaran terminal, lalu melangkah menuju warung kopi yang tidak jauh.

Perawakan Apey cukup tinggi berbadan bidang memiliki wajah tampan berusia 22 tahun, rambut hitam sedikit ikal di bawah alis, Apey dari sekolah SMP sudah sering berlatih bela diri yang di ajarkan oleh Kakeknya, Apey rajin berlatih bela diri karena cita citanya ingin merantau ke kota untuk mengadu nasib, di tambah postur badan tinggi bidang dan wajah tampan yang menunjang membuat Apey penuh percaya diri.

"Pak, pesan kopi hitam satu," pinta Apey setelah duduk di bangku kayu warung kopi.

"Baik, sebentar," pedagang langsung membuatkan kopi.

Apey menaruh tas di sisinya, lalu mengambil satu roti untuk mengganjal perutnya hari menjelang magrib itu.

"Ini Bang kopinya, Abang dari kampung?" tanya pedagang sambil meletakan kopi di depan Apey.

"Hehe hehe, iya Pak, ingin cari kerjaan di kota," jawab Apey tawa kecil lalu mengunyah roti.

"Apa ada teman atau keluarga di kota?" tanya kembali pedagang.

"Tidak ada Pak, modal nekat saja hehe hehe," jawab Apey kembali tawa kecil.

"Wajah Abang ganteng badan juga bagus tinggi, coba saja melamar ke restoran, biasanya suka cepet di terimanya kalau punya daya tarik," usul pedagang.

"Wah, Bapak serius tidak bohong?" Apey sumringah setengah berdiri mendengarnya.

"Iya serius, kan namanya rejeki tidak ada yang tahu," jawab pedagang.

"Siap Pak terima kasih informasinya, tapi, naik jurusan mana ya Pak?" tanya Apey yang belum tahu.

"Itu naik mobil elf saja, nanti turun di depan hotel yang menjulang tinggi, bilang saja sama supirnya, nah di hotel itu ada restorannya, jangan malu malu melamar saja langsung," jawab pedagang.

"Wah Bapak ini keren tahu sampai ke situ, siap Pak saya jadi semangat nih rasanya hehe hehe," Apey langsung mempercepat makan rotinya.

"Tapi hati hati, suka banyak yang menipu, dan yang berniat jahat," pesan pedagang.

"Penipu bagaimana Pak?" tanya Apey lalu menyeruput kopinya.

"Yang suka mengiming iming kerja tapi pakai bayar, ujung ujungnya suka menipu," jawab pedagang.

"Waduh, saya bawa uang cuma dua ratus ribu Pak, darimana bisa bayar hehe hehe," terang Apey kembali dengan tawa kecilnya.

"Moga Abang ada rejekinya di kota, ingat harus selalu hati hati di kota besar ini," pesan pedagang.

"Aamiin, mudah mudahan saja Pak, terima kasih doa dan sarannya, ini Pak bayarnya," Apey menyodorkan uang dua puluh ribu.

"Iya sama sama," balas pedagang sambil mengembalikan kembalian.

"Permisi Pak, saya mau langsung naik elf itu," pamit Apey.

"Iya hati hati," pesan pedagang mengangguk.

Apey langsung melangkah pergi mengendong tasnya menuju mobil elf yang ngetem.

"Pak saya nanti turun depan hotel ya," pinta Apey setelah dalam mobil elf.

"Baik Bang," supir mengangguk.

Mobil elf setelah ngetem tiga puluh menit lamanya, dan setelah sudah ada beberapa penumpang yang masuk, elf pun melaju menuju jurusan yang sudah biasa beroperasi setiap harinya.

Hari sudah menuju gelap lampu lampu penerang kota sudah menerangi, kesibukan orang orang yang mencari nafkah mengendarai mobil ataupun motor, memadati tiap sudut jalan di iringi suara roda empat roda dua dan klakson.

"Wih, ternyata benar benar ramai sekali kalau di kota, gedungnya tinggi tinggi lagi, tapi sayang saya tidak bisa ambil fotonya!" gumam Apey sibuk melihat kemana mana.

"Yang hote yang hotel sudah sampai!" seru kondektur.

"Berhenti Bang!" pinta Apey mendengar hotel yang di tuju nya.

Setelah membayar ongkos Apey berdiri sisi trotoar terkesima menatap gedung hotel yang mewah menjulang tinggi di sebrang jalan.

"Wah, mewah tinggi sekali hotelnya, apa benar ada restoran di dalamnya!" gumam Apey menatap takjub.

Apey membuka tas gendongnya memeriksa lamaran kerjanya yang di selipkan di lipatan beberapa setel pakaiannya.

"Kamu harus menghasilkan uang ya, karena saya buat kamu itu pakai modal uang tidak gratis!" ucap Apey bicara dengan lamaran kerjanya.

Setelah mengucap bismillah dan berdoa dalam hatinya, Apey menunggu celah kosong mobil dan motor yang lalu lalang di jalan satu arah kiri dan kanan, perlahan Apey nyebrang sambil menggerakan tangannya menuju depan hotel.

Setelah nyebrang Apey menatap penjaga parkir di posnya, yang menggunakan struk masuk keluar kendaraan, hotel mewah lahan parkir yang luas dengan penjagaan ke amanan yang sangat ketat.

"Kalau bertanya sama pekerja itu marah tidak ya!" gumam Apey dalam hatinya bertanya tanya.

Apey menoleh ke sisian jalan sebelah hotel melihat beberapa pedagang nasi kaki tiga, membuat Apey merasa lega jika merasa lapar tidak jauh jika nanti membeli nasi.

"Bismillah, lebih baik tanyakan dulu sama pekerja itu!" gumam Apey melangkah menuju pos parkir.

Setelah sampai Apey langsung menanyakannya terhadap pekerja pos parkir.

"Permisi Pak, saya mau tanya, apakah di dalam hotel benar ada restorannya?" tanya Apey.

"Iya benar, ada apa?" tanya balik pekerja.

"Kalau melamar ke restoran di dalam hotel bisa tidak ya Pak?" tanya kembali Apey.

"Situ menanyakan lowongan kerja malam malam begini? nih saya kasih tahu, yang kerja di restoran hotel itu, rata rata dari universitas ternama, tidak sembarangan mencari pekerja asal aslan, ada ada saja kamu ini," tegur pekerja senyum merasa konyol menatap Apey.

"Oh gitu ya Pak, saya dari kampung Pak tidak tahu," ucap Apey jadi nyengir kuda.

"Ah sudah sana jangan ganggu saya kerja," usir pekerja.

"Iya Pak, terima kasih permisi!" Apey menggaruk kepala lalu melangkah pergi.

Terpopuler

Comments

Heri Wibowo

Heri Wibowo

Assalamualaikum ikut gabung thor.

2024-09-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!