NovelToon NovelToon
Cinta Dan Takdir

Cinta Dan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hendro Palembang

Akhir diskusi di majelis ta'lim yang dipimpin oleh Guru Besar Gus Mukhlas ternyata awal dari perjalanan cinta Asrul di negeri akhirat.

Siti Adawiyah adalah jodoh yang telah ditakdirkan bersama Asrul. Namun dalam diri Siti Adawiyah terdapat unsur aura Iblis yang menyebabkan dirinya harus dibunuh.

Berhasilkah Asrul menghapus unsur aura Iblis dari diri Siti Adawiyah? Apakah cinta mereka akan berakhir bahagia? Ikuti cerita ini setiap bab dan senantiasa berinteraksi untuk mendapatkan pengalaman membaca yang menyenangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendro Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Zeus Harus Ngapeli Surti

"Kenapa harus aku? Kenapa bukan orang lain?" Zeus tidak habis fikir, kenapa Surti hanya memilih dia untuk menjadi pendamping hidupnya.

Surti menjawab. "Karena aku menyukaimu!"

"Kalau begitu, aku akan menghilangkan pada diriku apa yang engkau sukai dariku!" Zeus berpaling.

Surti menjawab dengan entengnya. "Aku menyukaimu karena engkau hidup."

"Baiklah, kalau begitu... Hmm. Sebenarnya aku juga menyukai itu dari diriku. Aku tidak mengizinkan siapapun yang berusaha mengambilnya dariku." Zeus tersadar, Surti telah menjahilinya.

Surti tersenyum melihat Zeus tidak berdaya. Kemudian Surti memberikan kepada Zeus liontin yang telah dibuatnya.

"Sekarang engkau simpan ini."

"Apa itu?" Zeus tidak mengerti maksud Surti memberikan sebuah liontin.

"Ini liontin. Ambillah!"

"Ah.. Tidak perlu, tidak perlu." Zeus menolaknya.

"Aku bertanya sekali lagi. Kau mau terima liontin ini atau tidak!Apakah engkau telah merasa hebat karena engkau sekarang menjadi pejabat di istana negeri akhirat?" Surti memaksa Zeus menerima liontin itu.

Zeus ketakutan, walaupun Surti adalah seorang wanita, tetap saja dahulu dia pernah menjadi seorang ksatria yang hanya bisa dihadapi segelintir orang.

"Mau.. Mau. Mau!"

Setelah Surti menyerahkan liontin itu, barulah Surti merasa mereka telah memiliki ikatan. "Baiklah, kalau begitu mulai sekarang engkau harus menemuiku setiap malam Minggu."

"Tidak bisa! Aku sangat sibuk belakangan ini. Aku tidak bisa menemui kamu." Zeus buru-buru menolaknya.

Surti tidak bisa menerima penolakan dari Zeus. "Kalau engkau tidak bisa datang kerumahku, maka aku yang akan datang kerumahmu."

"Tapi.. Surti! Apakah harus seperti ini? Baiklah! Aku akan menemui kamu dirumah kamu." Zeus berusaha untuk menolaknya, tapi dia takut kepada Surti.

Surti berbalik hendak pergi. "Baiklah, sampai jumpa."

Zeus tidak menjawab apa-apa, dia masih bingung bagaimana bisa tercipta hubungan antara dia dan Surti. Surti menunggu tanggapan dari Zeus yang diam saja.

"Aku bilang, sampai jumpa lagi!"

Dengan gugup, Zeus menjawab perkataan Surti. "Iya. Sampai jumpa lagi."

Surti meninggalkan Zeus sambil tersenyum. Zeus masih bergumam dalam hati.

"Sampai jumpa lagi? Apakah aku benar-benar tidak bisa lepas dari krisis ini?"

Sementara itu, di Pulau Es Utara, Bion sedang memainkan harpa. Selama dia memainkan harpa, semua kenangan masa kecilnya kembali terbayang dalam ingatannya.

Beberapa saat kemudian, Malik, pengawal Ratu Salamah datang menghadap.

"Salam Tuan Penasehat Kerajaan."

"Bangunlah... Apakah engkau sudah mengetahuinya?" Bion langsung bertanya mengenai Raja Affan.

"Iya, Tuan." Malik menjawab dengan singkat.

Bion mempertanyakan alasan kenapa Raja Affan hidup kembali. "Kenapa Raja Affan masih hidup?"

Malik menjelaskan. "Ratu Salamah selama ini telah menyembunyikan Raja Affan di Jurang Neraka."

"Berarti selama ini kita telah dibohongi oleh Ratu Salamah?"

Bion terlihat kesal dan emosinya meningkat.

Malik berusaha meredakan emosi Bion. "Penasehat Kerajaan, Raja Affan selama ini berada didalam Jurang Neraka. Bukankah berarti sama saja dia telah tewas? Kemampuan sekuat apapun tidak akan bisa bertahan hidup didalam Jurang Neraka."

Bion tidak menerima jawaban dari Malik. "Sama saja bagaimana? Aku mendengar sendiri dia masih bisa memanggil anaknya dari dalam Jurang Neraka itu. Bukankah berarti dia baik-baik saja?"

"Tuan Penasehat Kerajaan, bukankah Jurang Neraka itu adalah tempat bertemunya antara alam dunia dan negeri akhirat? Lagipula Panglima Jenderal Asrul telah menyegel tempat tersebut. Tidak ada yang bisa membuka segel tersebut." Malik masih menganggap enteng permasalahan ini.

"Aku tidak mau ambil resiko! Setahu aku, Raja Affan telah tewas. Jika memang dia masih hidup, aku akan membuat dia kembali mati untuk kedua kalinya." Bion bertekad untuk membunuh Raja Affan.

Malik tidak percaya dengan rencana Bion. "Bagaimana cara kita menemuinya untuk membunuhnya, penasehat kerajaan? Bukankah segel itu hanya bisa dibuka oleh Panglima Jenderal Asrul sendiri, karena dialah yang menyegel Jurang Neraka."

Bion memberitahu solusinya. "Saat Panglima Jenderal Asrul menyegel Jurang Neraka, ayahnya Lucifer yang menyelesaikan penyegelan itu. Saya yakin, Lucifer juga bisa membuka segel itu, karena dia adalah keturunan langsung suku Alam Ruh."

Malik membantahnya. "Bagaimana mungkin, penasehat kerajaan? Lucifer sudah tewas. Bahkan pengikutnya juga telah mengorbankan jiwa dan raga mereka untuk persembahan kepada raja Iblis."

Bion terlihat kesal terhadap Malik. "Apakah engkau memang bodoh seperti yang terlihat? Engkau sendiri yang telah mengatakan bahwa Lucifer belum mati, tetapi berhasil melarikan diri ke gunung Fuji. Kita bisa memanfaatkannya."

"Apakah masih ada kemungkinan bagi kita untuk menghubungi mereka, sementara bagi mereka, kita adalah orang yang paling dihindarinya." Malik merasa pesimis.

"Engkau harus bisa melakukannya. Untuk itu, langkah awal harus engkau lakukan, yaitu mengawasi mereka. Jangan berbuat kesalahan." Bion menjelaskan rencananya.

"Baik, Penasehat Kerajaan." Malik pamit dan meninggalkan Bion sendirian.

Sementara itu, Jenderal Kan'an sedang menjumpai ibunya, Nyonya Sa'diyah.

"Ada apa ibunda memanggilku?"

Nyonya Sa'diyah langsung mengatakan tujuannya memanggil Jenderal Kan'an. "Ibu ingin bertanya kepadamu. Apakah engkau tahu apa kesalahanmu?"

"Aku tidak tahu, Bu." Jenderal Kan'an menjawab dengan singkat.

"Engkau telah membela mati-matian seorang pria yang telah membunuh kakakmu, dan engkau menjadi musuh Panglima yang baru. Apakah engkau masih tidak mengetahui kesalahanmu?" Nyonya Sa'diyah menjelaskan.

Jenderal Kan'an membantah. "Panglima Jenderal Asrul tidak membunuh kakakku, dan Jenderal Umar bukanlah Panglima yang baru. Beliau belum lulus ujian sambaran petir sebagai persyaratan menjadi seorang Panglima. Jenderal Umar belum menjadi Panglima yang baru."

Nyonya Sa'diyah berteriak dengan marah. "Lancang sekali engkau mengatakan ini! Semua orang telah melihat dengan jelas. Hanya engkau yang tidak mengerti. Bahkan Asrul tidak bisa membela dirinya sendiri sehingga dia dijatuhkan hukuman tahanan luar."

"Jika Asrul tidak merasa bersalah, kenapa dia membakar barang bukti kejadian peperangan di Jurang Neraka? Kenapa seorang putri dari keluarga Jahal tidak bisa membedakan mana urusan pemerintahan dengan urusan keluarga?" Nyonya Sa'diyah terus memarahi Jenderal Kan'an.

"Ibu, pernahkah terfikir oleh ibu bahwa mungkin ada sesuatu kisah yang tersembunyi dibalik kejadian ini?" Jenderal Kan'an berusaha membuka fikiran ibunya.

"Kisah tersembunyi?... Kisah tersembunyi nya adalah terbunuhnya ribuan pasukan dari keluarga Jahal oleh pimpinannya sendiri. Kisah tersembunyinya, Asrul telah kerasukan pengaruh Iblis. Kisah tersembunyinya, Asrul bersembunyi di Jurang Neraka untuk melindungi diri sendiri dari hujatan orang banyak."

Nyonya Sa'diyah masih menyalahkan Asrul. "Dia ingin membodohi orang. Dia fikir masalah akan selesai."

Nyonya Sa'diyah melanjutkan. "Ibu sudah menyediakan hadiah yang berharga. Engkau harus memberikannya sendiri kepada Jenderal Umar, dan meminta maaf kepadanya. Jangan berbuat kesalahan. Jika tidak engkau lakukan, engkau tidak lagi menjadi anggota keluarga Jahal." Setelah menyampaikan perintah kepada Jenderal Kan'an, Nyonya Sa'diyah meninggalkan Jenderal Kan'an sendirian.

1
Delita bae
semangat👍
Hendro Widodo
Sangat Bagus
Hendro Widodo
Mana komentarnya? Apakah ceritanya kurang menarik? masa sih?
Delita bae: saya mampir 😁dukung ya karya saya.🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!