JANDA BUKAN, SEORANG ISTRI PUN BUKAN!
Ayubi mengira ia adalah seorang Janda ditinggal mati selama 6 tahun ini, ternyata ia bukan lah seorang janda karena suaminya masih hidup.
Sayangnya, suami Ayubi menggunakan identitas dari kembaran suaminya. Suami dari Ayubi menjadi pengganti suami untuk wanita lain selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Kau Boleh Menangis.
Ayubi berhadapan dengan Kezia di pekarangan sekolah, setelah kedua wanita itu keluar mengantarkan anak-anak masuk ke dalam kelas.
“Mari bicara, Maduku.“ Kezia tersenyum sinis.
“Kau pikir aku tidak berani bicara padamu, Nyonya Kezia. Dimana kau ingin kita bicara?“
“Ikuti mobilku!“
Kedua wanita itu pun melajukan mobilnya masing-masing pergi meninggalkan sekolahan, Ayubi mengikuti mobil Kezia dari belakang.
Kedua wanita itu sampai di sebuah pelataran Apartemen milik Kezia sebelum wanita itu menikah dengan Abidzar, ia pun membawa Ayubi masuk ke dalam unit Apartemen miliknya.
.
.
Semetara Abimanyu belum mendapatkan informasi dari Candra, laki-laki itu dibuat gelisah.
Tok
Tok
“Pak, perwakilan dari Perusahaan KX sudah datang.“ Ujar Sekertaris Abimanyu.
“Persilahkan masuk!"
Pintu ruangan terbuka, Zainal masuk ke dalam ruangan. Abimanyu sempat tertegun, karena perwakilan dari perusahaan yang akan menjadi rekanan bisnis adalah Pria yang mengincar istrinya.
“Pak Abidzar.“ Zainal bersikap biasa saja dan profesional, meski sejak awal ia mencium gelagat mencurigakan dari Abimanyu saat bersama Ayubi.
“Ternyata Pak Zainal, Anda Manager produksi dari PT KX. Mari, silahkan duduk."
Keduanya pun duduk lalu membahas tentang pekerjaan.
"Baik, tender ini adalah hal sangat penting bagi saya Pak Zainal. Saya harap Perusahaan KX dapat mendukung saya karena saya memesan barang-barang Eksklusif dari perusahaan Anda.“
“Tentu saja, Pak Abidzar dapat mempercayakan pada kami. Jika Anda tidak mendapatkan tender ini, perusahaan kami juga yang akan rugi... begitu pun posisi saya akan terancam jika proyek bersama Anda gagal. Saya harap, kita bisa selalu bersikap profesional dalam pekerjaan dan tidak mencampur adukkan pada hal personal.“
“Maksud Pak Zainal?“
“Saya hanya tidak ingin seorang CEO dari perusahaan terkenal seperti Anda, bermain api dengan wanita Janda... apalagi Anda sudah mempunyai istri dan anak yang manis.“ Zainal memperjelas maksud perkataan nya.
“Pak Zainal, saya hanya__"
Namun Zainal memotong ucapan Abimanyu.
“Niat saya sangat serius untuk menjadikan Ayubi menjadi istri saya, Pak Abidzar. Saya harap, Anda tidak memperlihatkan lagi rasa tertarik Anda pada calon istri saya. Ingatlah, reputasi Anda akan tercoreng saat orang lain mengetahui tentang Anda yang bukan seorang suami setia.“
Abimanyu tidak suka ditegur apalagi Zainal bersikap sangat arogan, sudah mengklaim Ayubi sebagai calon istri.
“Jangan campuri urusan saya, Pak Zainal. Karena Anda tidak tau apa-apa! Sesuai perkataan Anda tadi, kita hanya cukup bersikap profesional dan tidak mencampuradukkan masalah pribadi. Urusan saya dengan Ayubi, sebaiknya Anda jangan ikut campur!“ Ujar Abimanyu dengan suara dingin.
Zainal menahan emosinya, dia datang memang untuk pekerjaan namun dia juga ingin memperingatkan Abimanyu jika Ayubi adalah wanita miliknya.
“Baiklah, saya permisi.“ Zainal pun bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangan.
Abimanyu menerima uluran tangan Zainal, mempererat genggaman tangan mereka.
“Anda tadi sudah memperingati saya untuk menjauhi Ayubi, kini saya yang akan memperingati Anda Pak Zainal. Sebaiknya kubur jauh-jauh keinginan Anda ingin menikahi Ayubi... karena semuanya akan sia-sia!" Abimanyu melepas genggaman tangannya dan menepuk bahu Zainal dengan raut wajah serius.
Zainal pun pergi tanpa membalas ucapan Abimanyu.
.
.
Setelah pertemuan empat mata dengan Ayubi, Kezia pergi menuju ke perusahaan sang Ayah. Dia memang berencana akan bekerja, namun masih belum sepenuhnya terlaksana.
Dalam perjalanan dan terjebak kemacetan, dia melihat adik iparnya Fenita bersama seorang laki-laki di dalam mobil. Ia merasa mengenali wajah laki-laki itu namun entah dimana.
Tak menghiraukan adik iparnya lagi, wanita itu pun kembali melajukan mobil menuju ke perusahaan. Saat masuk ke dalam perusahaan, dia berpapasan dengan seseorang di masa lalunya.
Laki-laki yang pernah ia tolak dan ia tahu jika kini laki-laki itu berada di sekitar Ayubi karena teman dari Abimanyu.
“Candra!"
Langkah Candra terhenti, dia selesai bertemu Ayah Kezia untuk mengurus masalah tentang hukum.
“Hei, lama nggak ketemu? Mungkin, saat kau menikah dengan Abidzar?“ Candra memeluk tubuh Kezia sebagai salam pertemuan.
Kezia pun memeluk laki-laki itu, “Sedang apa kamu di perusahaan Papaku?“
"Lima bulan lalu, aku ditunjuk menjadi pengacara lepas disini. Kau sendiri? Kau mulai bekerja lagi?“
Candra tentu mengetahui jika keseharian Kezia dirumah selama ini dari cerita Abimanyu.
“Entahlah, aku rasanya ingin kerja lagi tapi masih ingin bebas kesana kemari. Yah... jadi beginilah.“
"Mau minum kopi? Kita bisa mengobrol banyak hal.“ Tawar Candra.
“Okay!“
Keduanya sudah berada di cafe di seberang perusahaan.
“Kenapa kita nggak pernah ketemu ya selama bertahun-tahun ini?“
“Aku sengaja menghindar karena takut suami mu cemburu, Abidzar sangat kesal saat tahu aku pernah menyatakan cinta padamu... Hahahaha...“
Kezia ikut tersenyum, “Ya, Abidzar begitu pencemburu... itu artinya dia sangat mencintaiku, bukan? Lalu, jika dia begitu mencintaiku... kenapa dia pergi meninggalkan ku untuk selamanya tanpa berpamitan? Kenapa...?"
Tiba-tiba Kezia meneteskan air mata, ia menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Kedua bahu wanita itu bergetar hebat, Kezia tak kuasa menahan kesedihannya karena telah kehilangan laki-laki yang mencintainya.
Grep!
Candra merangkul bahu Kezia dan menepuk-nepuk lembut lengan wanita itu.
“Its oke! Kau boleh menangis, keluarkan semua kesakitan hatimu. Aku dengar dari Abimanyu, kau sudah mengetahui tentang Abidzar. Kau ingin menemuinya, kau ingin ke kuburan nya? Aku akan menemanimu kesana."
Kepala Kezia mengangguk, tak lama tangisannya reda dan dia membuka telapak tangan yang sejak tadi menutupi wajah tangisnya.
“Boleh aku bertanya padamu? Kenapa kamu membantu Abimanyu dan menutupi kematian suamiku selama ini?“ lirih Kezia.
“Karena aku pernah berhutang nyawa pada Abimanyu, beberapa tahun lalu. Saat dia meminta pertolongan ku untuk mengurus harta-harta peninggalan Ibunya untuk diberikan pada Ayubi... aku menyanggupi. Dia juga memintaku melindungi Ayubi dan anak-anaknya. Maafkan aku, karena aku telah menyakiti mu karena kebohongan Abimanyu selama ini. Tapi Kezia... dia adalah pria baik. Seharusnya kau jangan bertindak seperti ini pada Ayubi dan Abimanyu, mereka berdua adalah orang yang saling mencintai. Jangan sakiti Ayubi karena kemarahan mu pada keadaan. Abimanyu juga adalah korban disini, kau maupun dia tidak bersalah. Kau juga tau... siapa yang paling bersalah disini, kan?!“
Kezia menghela nafas berat, tentu saja dia tahu siapa penjahat sebenarnya. Siapa lagi kalau bukan Ayah mertuanya, Tuan Darma. Masalahnya, Ayah mertuanya itu sudah menghubungi Ayah kandungnya dan ternyata ada sesuatu yang direncanakan diantara kedua Pria itu. Kezia harus berhati-hati dalam bersikap, dia harus berpura-pura menjadi wanita jahat.
Candra pun membawa Kezia ke tempat pemakaman Abidzar, wanita itu memeluk tanah kuburan suaminya dengan tangisan yang begitu menyayat hati.
sehat" authorku...🤗