Di hari pertunangan, Emily mendapatkan kenyataan yang pahit di mana Adik Tirinya yang bernama Bertha mengatakan kalau tunangannya yang bernama Louis lebih mencintai Bertha dari pada Emily.
Untuk membuktikannya Bertha dengan sengaja mendorong Emily ke kolam renang kemudian Bertha ikut menyemburkan diri ke kolam renang.
Ternyata tunangannya lebih memilih menolong Bertha dari pada memilih Emily. Di saat krisis seorang pria tampan menolong dirinya dan membawanya ke rumah sakit.
Di saat itu pula Emily memutuskan pertunangannya dan ingin membalaskan dendam ke keluarganya serta mantan tunangannya. Di mana Emily menikah dengan pria penolongnya.
Apakah balas dendam Emily berhasil? Bagaimana dengan pernikahan Emily dengan pria penolongnya, apakah bahagia atau berakhir dengan perceraian? Ada rahasia tersembunyi di antara mereka, apakah rahasia itu? Silahkan ikuti novelku.
Tolong jangan boom like / lompat baca / nabung bab. Diusahakan baca setiap kali update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Kasandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Parasit
"Hari ini, Aku memang keterlaluan jadi apa yang bisa kalian lakukan padaku? Sampai mati pun Aku tidak akan mengklarifikasi orang yang jelas-jelas mengaku rancanganku." Ucap Emily.
'Kalau begitu sekarang pergilah mati.' Ucap Bertha dalam hati.
"Kepala Pelayan! Tahan Dia!" Perintah Ayah Tio.
"Baik Tuan Muda." Jawab Kepala Pelayan sambil berjalan ke arah Emily diikuti salah satu pelayan.
"Anak durjana ini akan Aku hukum sampai Dia menyerah dan mengikuti perintahku barulah lepaskan Dia!" Perintah Ayah Tio sambil menunjuk ke arah Emily.
"Baik Tuan Muda." Jawab Kepala Pelayan sambil menangkap tangan Emily namun Emily langsung menepisnya.
"Demi Bertha, kamu berani melanggar hukum dan secara terbuka untuk menahanku." Ucap Emily sambil menatap Ayahnya dengan tatapan kecewa yang teramat sangat.
"Kakak, sebaiknya Kakak setuju untuk menghindari penderitaan." Ucap Bertha dengan wajah polosnya.
"Mimpi." Ucap Emily dengan nada ketus.
Emily kemudian membalikkan badannya namun Kepala Pelayan dan pelayan tersebut menahan tangan Emily agar Emily tidak bisa kabur.
"Tarik Kakakku ke gudang bawah tanah!" Perintah Bertha sambil tersenyum jahat begitu pula dengan Ibu Tirinya.
"Lepaskan Aku!" Teriak Emily sambil berusaha melepaskan diri.
Di saat krisis datang dua bodyguard berseragam hitam-hitam. Di mana dua bodyguard tersebut mencengkram tangan Kepala Pelayan dan pelayan dengan erat.
Hal itu membuat mereka berdua melepaskan tangan Emily kemudian kedua bodyguard tersebut mendorong mereka berdua dengan sekuat tenaga. Akibatnya Kepala Pelayan dan pelayan tersebut jatuh ke lantai.
"Akhhhh!" Teriak mereka kedua kesakitan ketika bokongnya membentur lantai keramik.
Bersamaan kedatangan Richardo, di mana Richardo berjalan ke arah istrinya sambil menatap keluarga Emily dengan tatapan tajam.
Sedangkan Ayah Tio Paku Sadewo dan Ibu Veni serta Bertha terkejut dengan kedatangan dua bodyguard tersebut. Mereka bertiga bertambah terkejut ketika melihat Richardo berjalan ke arah Emily dengan memakai jas kerja yang terlihat sangat mahal.
"Hari ini Aku ingin melihat siapa yang berani menyakiti istriku." Ucap Richardo sambil memeluk tubuh mungil istrinya.
"Maaf Tuan, kami datang terlambat untuk menghentikan mereka." Ucap ke dua bodyguard tersebut dengan serempak.
"Apakah istriku baik-baik saja?" Tanya Richardo dengan wajah kuatir.
"Aku baik-baik saja. Untung suamiku datang menolongku jika tidak Aku akan di kurung di gudang bawah tanah." Jawab Emily sambil membalas pelukan suaminya.
"Kamu ini memasuki rumah orang lain tanpa ijin ..." Ucapan Bertha terpotong oleh Richardo.
"Maka kamu bisa melapor ke polisi. Apakah kamu berani?" Tanya Richardo sambil menahan amarahnya kemudian melepaskan pelukannya begitu pula dengan Emily.
"Dasar pria tidak berguna! Jangan pernah berpikir dengan menikahi putriku maka kamu bersikap kurang ajar di dalam rumah ini dan tidak menghargaiku." Ucap Ayah Tio.
"Sama sekali tidak. Meskipun Aku tidak menikahi putrimu maka Aku juga tidak akan menghargai orang-orang yang ada di sini." Jawab Richardo dengan nada dingin.
"Kamu sangat berani melawanku? Dasar gila!" Bentak Ayah Tio sambil menunjuk ke arah Richardo.
"Ini sudah di sebut sangat berani. Aku sudah pernah memperingatkanmu sebelumnya. Jangan pernah memukul istriku tapi Anda menganggap perkataanku sebagai angin lalu dan melewati telinga Anda." Ucap Richardo.
"Memangnya Anda siapa? Kamu sendiri masih berpikir kalau kamu bisa menumpang hidup dengan cara menikah dengan wanita kaya. Aku beritahu padamu kalau Emily sudah keluar dari perusahaan dan uang rekening Dia hanya cukup untuk kamu hidup beberapa hari." Ucap Bertha.
"Kemungkinan besar biaya sewa kamu hari ini tidak mampu untuk membayarnya. Jadi Aku sarankan agar kamu segera menyerah dan segera bercerai dengan Dia lalu cari wanita yang lebih baik." Sambung Bertha.
Bertha mengira kalau Richardo adalah pria miskin dan hidup menumpang dengan wanita kaya. Sedangkan Emily dan Richardo yang mendengar ucapan Bertha hanya saling menatap sambil tersenyum karena Bertha tidak tahu kalau Richardo sangat kaya.
"Kamu pikir semua orang sepertimu? Kamu itu seperti seorang parasit yang sukanya menghisap darah di mana-mana." Ucap Richardo sambil memeluk pinggang istrinya dari arah samping.
"Kamu ..." Ucapan Bertha terpotong oleh Richardo.