Alea dan Radit baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, keesokan harinya Radit ditugaskan keluar kota. Siapa sangka kepulangan Radit dari luar kota merubah kebahagiaan Alea menjadi air mata.
Radit meminta Alea untuk membantu membiayai kebutuhan rumah tangga mereka dan juga membantu membiayai hidup ibu Radit yang belum lama ini menjada, dengan alasan usaha yang dia jalani sedang dalam masalah dan Radit hanya mengandalkan gajinya sebagai pegawai negeri.
Alea yang memiliki peghasilan tidak keberatan membantu sang suami. Tanpa Alea tahu, jika sebenarnya Radit telah menduakan Alea dengan Hana, teman satu kantornya.
Radit berubah menjadi suami yang dingin, menimbulkan kecurigaan bagi Alea.
Alea mencari tahu penyebab Radit berubah, Alea akhirnya menemukan fakta jika Radit menduakan cintanya.
Apa yang akan dilakukan Alea setelah tahu Radit berselingkuh?
Yuk ikuti ceritanya di Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku menjadi Kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Mendapat Teguran
Sibuk menjadi mata-mata selama satu minggu ini membuat Alea lalai dalam pekerjaannya. Konsentrasinya terpecah saat ingin menyelesaikan tugas-tugas kantor yang diberikan padanya. Bayangan Radit yang bermesraan dengan Hana cukup mengganggu pikiran Alea, terlebih lagi saat terlintas adengan panas antara Radit dan Hana yang dia bayangkan.
"Akhhh" kesal Alea sambil mengusap wajahnya. Membuang jauh pikiran-pikiran yang tidak perlu dia pikirkan.
Bukankah dia yang membiarkan Radit untuk melakukan apa yang ingin laki-laki itu lakukan, berharap suaminya itu meminta maaf dan menyadari kesalahannya.
Tidak ada satupun pekerjaan yang Alea kerjakan selesai, semua masih menumpuk di meja dan di layar komputernya. Sementara semua harus dia setorkan pada Bagas hari ini juga.
"Lea, jangan membuat bonus kita di tahan karena kamu tidak meyelesaikan pekerjaan tepat waktu" tegur Lukman mengingatkan Alea.
"Iya Mas Bro, ini lagi aku kerjakan." jawab Alea.
Berusaha untuk berkonsentrasi, tapi tetap saja gagal. Yang ada dipikirannya adalah bagaimana rencana-rencana Alea selanjutnya untuk membuat Radit menyesali perbuatannya.
Memijat kepalanya mencari cara untuk menenangkan hati dan pikiran, Alea menjadi perhatian rekan kerja satu divisi dengannya. Menjadi yang paling muda dan wanita satu-satunya di divisinya, Alea sering bersikap manja pada keempat kakak seniornya. Bukan risih dengan kehadiran Alea sebagai wanita satu-satunya di divisi mereka, mereka justru senang karena kepintaran Alea membuat mereka sering mendapatkan bonus.
Sayangnya hampir sepekan ini Alea sering meminta ijin pergi keluar dengan meminjam mobil mereka bergantian. Hal ini juga tak luput menjadi perhatian dari Bagas, sebagai orang yang dipercaya untuk memimipin perusahaan dimana Alea bekerja dia harus tahu kinerja para karyawannya.
Jam makan siang sudah terlewatkan, tapi Alea belum juga bisa menyelesaikan tugas-tugasnya. Fokusnya sesekali masih terpecah memikirkan nasib rumah tangganya. Alea menyerah, dia pasrah jika nanti mendapat teguran dan akan menerima hukuman apapun yang nanti Bagas berikan padanya.
"Maaf Pak, saya melakukan kesalahan." ucap Alea begitu dia duduk dihadapan Bagas.
Bagas meminta Alea menghadap setelah istirahat makan siang. Seperti yang sudah Alea duga, dia harus mempertanggung jawabkan pekerjaanya yang terbengkalai pada Bagas.
"Jadi kamu sudah menyadari kesalahan kamu?" tanya Bagas sambil menatap Alea yang terlihat tidak baik-baik saja dimatanya.
"Saya perhatikan selama satu pekan ini kamu sering pergi dari kantor sejak siang hari dan baru kembali menjelang petang."
"Bukankah tidak ada yang perlu kamu urus di proyek?" tanya Bagas.
"Saya bukan ke proyek Pak, ada sesuatu yang harus saya kerjakan diluar tugas kantor. Maaf kalau ini membuat pekerjaan saya terganggu. Tapi sesuatu itu sangat penting untuk saya Pak." jawab dan jelas Alea.
Bagas menarik nafas panjang, dia tidak bisa marah pada Alea meskipun Alea melakukan kesalahan. Hati kecilnya melarang untuk memberi hukuman yang seharusnya Alea dapatkan sesuai peraturan perusahan. Terlebih lagi, kemarin siang Bagas melihat dengan mata kepalanya sendiri jika wanita yang mencuri hatinya ini menagis di pelukan Reina.
Bagas tidak tahu masalah apa yang sedang Alea hadapi, tapi dia yakin masalah ini bukan masalah biasa. Andai saja Alea mau menceritakan masalahnya, tentu dengan senang hati Bagas akan mendengarkan dan memberi solusi. Tapi Bagas sadar Alea tidak mungkin melakukan itu.
"Untuk kali ini saya masih bisa memaafkan kamu, Lea. Tapi tidak jika kamu kembali membuat kesalahan." ucap Bagas akhirnya setelah berpikir sejenak.
Alea adalah karyawan tebaik untuk perusahaan hingga saat ini, dia banyak memberikan ide-ide yang berlian untuk memajukan perusahaan mereka. Tidak hanya mengerjakan pekerjaan di bidangnya saja, Alea juga sering membantu divisi pemasaran dengan cara-cara terbaru yang bisa menarik konsumen. Hal inilah yang menjadi pertimbangan Bagas untuk mengambil keputusan.
"Selesaikan tugas-tugasmu. Saya beri waktu dua hari." ucap Bagas akhirnya.
Alea terbelalak, dia tidak menyangka jika Bagas tidak memberi hukuman padanya, dia hanya diminta untuk menyelesaikan pekerjaannya. Alea berjanji dalam hati dia harus bisa menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu. Terlebih lagi pihak konsumen sudah sangat menunggu hasil kerjanya.
"Biar nanti saya yang bicara pada konsumen kita kalau rancangannya belum selesai dan meminta waktu dua hari lagi." lanjut Bagas ucapannya.
"Baik Pak, terima kasih banyak." ucap Alea senang.
"Kamu bisa kembali keruanganmu sekarang." perintah Bagas yang langsung di setujui Alea.
Pulang ke rumah, seperti biasa dia menemukan rumah yang kosong dan sepi. Dulu, sebelum Radit mendua, jika dia pulang terlambat seperti sore ini, dia akan menemui Radit yang sudah siap di depan pintu menayakan banyak hal tentang keterlambatannya. Bentuk perhatian yang suaminya itu berikan padanya, Radit takut terjadi sesuatu pada dirinya. Tapi semua hanya tinggal kenangan, Alea tidak akan lagi menemukan perhatian Radit seperti dulu.
Menahan sesak Alea segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, menyegarkan tubuh dan pikirannya. Malam ini Alea akan melanjutkan pekerjaanya yang belum selesai, apa lagi Radit tidak pulang seperti yang laki-laki itu katakan kemarin malam.
Merasa malu pada Bagas yag terlalu baik padanya, hari ini Alea berniat meyelesaikan pekerjaannya. Semalam dia sudah menyicil lumayan banyak, hari ini dia berharap bisa selesai walaupun Bagas memberi waktu dua hari padanya.
"Serius amat, Neng." goda Lukman.
"Mas Bro, jangan ganggu Lea. Malu tahu dipanggil sama bos." jawab Alea membuat Lukman terkekeh.
Alea sudah kembali bersikap seperti biasa, itu yang semua rekan kerjanya harapkan. Lukman sebagai orang yang cukup dekat dengan Alea dibanding tiga yang lainnya, sangat suka menggoda dan membuat Alea kesal dengan candaannya.
"Ok, Mas Bro tidak akan mengganggu lagi. Yang penting bonus kita cepat cair." jawab Lukman.
"Nungguin banget bonusnya cair, nih." Alea balik menggoda.
"Iya dong, buat lahiran si dedek."
Jawaban Lukman membuat Alea kembali sedih. Sempat terlintas dalam pikirannya saat tahu Radit selingkuh, dia menduga Radit yang mendua karena mereka belum mendapatkan keturunan. Alea bahkan memeriksakan kesehatannya untuk meyakinkan jika kandungannya baik-baik saja dan tidak ada masalah.
"Cukup." gumam Alea menepis kesedihannya agar bisa melanjutkan kembali pekerjaanya dengan tenang.
"Akhirnya!" teriak Alea begitu dia sudah menyelesaikan pekerjanya.
Usaha tidak akan membohongi hasilnya, Alea tersenyum bahagia. Dia bisa mengalahkan pikiran-pikirannya tentang Radit, walau sulit tapi dia berhasil. Lihatlah waktu yang diberikan Bagas masih tersisa satu hari lagi, tapi dia sudah menyelesaikannya sore ini.
"Bang Jay, ini sudah Lea selesaikan. Tolong Bang Jay periksa dulu sebelum diserahkan pada pak Bagas." ucap Alea pada Jaya yang menjadi ketua timnya.
"Bawa sini." jawab Jaya.
Walau pekerjaannya sudah selesai, tapi Alea tidak bisa pulang lebih awal. Dia harus mengikuti absen jam pulang seperti karyawan yang lainnya. Untuk menghilangkan penat, Alea pergi ke pantry untuk membuat secangkir kopi.
"Lea."
Reina yang memanggil Alea, saudaranya itu juga sedang membuat minuman.
"Kamu mau buat kopi?" tanya Reina yang tentu saja tahu minuman apa yang disukai adiknya ini.
"Mbak Rei tahu aja." jawab Alea sambil memberikan senyum lebar.
"Nih."
Reina menyodorkan secangkir kopi di hadapan Alea, membuat Alea kembali tersenyum lebar. Tidak dengan Alea yang tersenyum lebar, Reina malah menatap sedih pada adiknya.
"Lea, ada sesuatu yang ingin Mbak Rei perlihatkan sama kamu." ucap Reina.
"Mbak harap kamu kuat, Lea." ucap Reina lagi sambil meraih tangan Alea untuk dia genggam.
"Apa Bang Deri memberikan info terbaru tentang dia?" tanya Alea. Reina mengangguk membenarkan.
"Tentang apa itu, Mbak?" tanya Alea penasaran.
Reina mengeluarkan ponselnya lalu membuka pesan dari Deri. Menatap Alea sesaat untuk meyakinkan adiknya akan kuat melihat apa yang akan dia tunjukkan.
"Tapi kamu harus kuat, Lea." pinta Reina.
"Lea akan berusaha untuk kuat, apapun itu yang akan Mbak Rei tunjukkan pada Lea." jawab Alea meyakinkan Reina.
...💔💔💔...
...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...