Di nikahi Om Om sexy dan tajir melintir, siapa yang menolak?
Alula Humaira, gadis 18 tahun ini di nikahi oleh lelaki super seksi dan super kaya.
Rayden Mas Rafael, pria berdarah Jawa Italia ini terpaksa harus menikahi Alula karena jebakan lelucon dari kekasihnya.
Emelly, violinis super cantik yang menipu kekasihnya dengan mengirimkan Alula sebagai istri pengganti.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Alula bertahan hidup dengan lelaki kaya raya yang asing baginya?
NB _ Ini termasuk cerita ringan dan santai, tapi masalah konflik, kita lihat saja kedepannya, hehe.... Biasanya aku suka konflik yang lebih greget....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merengek
"Emelly gila, dasar sundal!" Kata-kata umpatan itu keluar dari pemilik wajah cantik nan keriput.
Eyang Sukma Kusuma, nama dari wanita tua itu. Di usianya yang memasuki angka tujuh puluh, Eyang masih sanggup datang ke sana kemari bahkan masih terlihat awet muda.
Pakaian kebaya ala kanjeng Mammi juga melekat indah pada tubuh sintalnya. Riasan konde ala Jawa pun menjadi ciri khas Eyang.
Eyang adalah nenek Raden Mas Rafael yang asli Jawa tengah keturunan ningrat dan menikahi bule Italia, itulah makanya Raden dan cucu lainnya memiliki wajah dan bahasa yang campuran.
Sudah sedari siang Eyang mengawasi cucunya, informasi dari Sindy membuat Eyang turun langsung untuk mencari tahu siapa kekasih Raden.
Mobil Eyang tidak jauh dari mobil yang di tunggangi Alula, Eyang menyaksikan sendiri bagaimana Emelly merayu cucunya padahal sudah tahu di mobil ada Alula.
Eyang menilai, Raden masih belum bisa move on dari wanita berkepribadian aneh itu. Bukan tanpa alasan Eyang melarang hubungan Raden dan Emelly.
Asal usul keluarga Emelly yang kacau balau dan berkepribadian aneh membuat Eyang bersikeras untuk tidak merestui mereka.
Wajar. Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak dan cucunya.
"Kurang ajar benar Emelly itu, mau memperkosa cucu ganteng ku?" Eyang merutuki Emelly sambil mengibaskan kipasnya cepat.
Tak lama kemudian, kegeraman Eyang mengurang saat Raden berhasil menghindari Emelly.
"Joko!" Eyang menepuk pundak sopir setianya.
"Dalem Ndoro."
"Kita ikuti mobil Raden sampai rumah nya, tapi hati-hati, jangan sampai dia tahu kita mengikutinya, aku mau tahu di mana rumah pacar barunya." Titahnya.
"Baik Ndoro." Sang sopir mulai bersiap.
...----------------...
Di dalam rumah Emelly. Raden melangkah kan kakinya cepat keluar dari rumah kaca Emelly berlanjut menuju mobil miliknya.
Kepala mulai berdenyut mungkin ini pengaruh dari obat perangsang yang dia telan beberapa saat yang lalu.
Raden membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. Di dalam Alula meluruskan pandangan ke depan, sekarang Alula duduk tepat di belakang kursi kemudi. Raden menyusul duduk di sisi istrinya yang tak menegurnya sama sekali.
Raden hentakan pintu mobil dan menitahkan Bastian untuk melakukan kendaraannya.
Memegangi kepala Raden menoleh pada Alula, Raden tahu Alula marah padanya tapi masih ada cara untuk menjelaskannya setelah Alula mau mendengar nya.
Raden raih tangan Alula perlahan dia genggam dengan tatapan yang melekat. Tak ada pembicaraan apa pun, mobil itu melaju tanpa ada suara dari penumpang dan pengemudinya.
Raden tahu Raden salah ambil tindakan, tapi sungguh Raden masih memiliki kepedulian tinggi terhadap mantan kekasihnya.
Melupakan semua kenangan yang Emelly ukir selama lima tahun terakhir memang bukan perkara mudah.
Raden sadar Raden sudah berkomitmen untuk menjaga pertalian sakral bersama Alula.
Tibalah mobil itu memasuki gerbang rumah besar milik Raden, Alula keluar terlebih dahulu dengan wajah dingin.
Tak ada Alula yang berteriak cempreng, manja minta di gendong, memaki-maki Raden dengan mulut lucunya, bahkan memberikan permintaan konyol pada penguasa itu.
Raden mendengus menatap Alula, sudah pasti Alula marah besar padanya, karena pucuk marahnya seseorang adalah diam.
"Menurut mu, aku salah kah? Bukannya dia yang meminta ku menolong Emelly?" Raden meminta pembenaran dengan bertanya pada Bastian.
"Itu karena raut peduli Bos yang membuat Nyonya muda ingin tahu perasaan Bos yang sebenarnya." Sanggah Bastian.
Raden mengernyit. "Jadi Alula menguji ku?"
"Wajar saja, Nyonya muda tidak memiliki kekasih sebelum menikah dengan mu, tapi Bos memiliki Emelly bahkan hampir menikahinya, wajar kalau masih ada keraguan." Tutur Bastian.
Raden tak menjawab, segera dia keluar dari mobil dengan raut kesal. Di uji kesungguhan cinta nya, ini sangat tidak masuk akal.
Kurang apa Raden selama ini? Alula sudah menjadi prioritasnya.
Melangkah cepat Raden mengejar Alula dan menaiki anak tangga, dia tuju kamar miliknya dan Alula sudah akan memasuki kamar mandi dengan membawa handuk kimono.
"Baby." Panggil nya.
Alula tak menjawab, Alula terus melanjutkan langkah tanpa merespon sedikitpun suaminya.
"Sayang!" Satu kali panggilan dan Alula masih tak mau menjawab.
"Alula Humaira!" Teriak Raden.
"Apa lagi?" Alula menoleh dengan teriakan yang tidak kalah keras.
Raden melangkah mendekat, menarik istri kecilnya berhadapan di sisi ranjang.
"Kita perlu bicara." Lirih Raden. Sesekali memegangi kepala dan berusaha menajamkan tatapan yang mulai melamur.
"Sudah jelas, dan apa lagi yang harus di bicarakan? Om masih peduli dan menyayangi Nona Emelly kan?"
"Tidak, ..." Raden menggeleng sambil terpejam, ada dentuman yang menyentak jantungnya. Efek pil mungil yang Raden telan memang banyak, di antaranya halusinasi dan jantung berdebar.
"Jujur saja." Cecar Alula.
Raden mencubit dagu manis Alula, menatapnya dengan dalam. "Peduli bukan berarti mencintai kan?"
"Terserah apa namanya, Lula sadar Lula bukan gadis yang pantas bersaing dengan violinis cantik sepertinya." Geleng Alula.
Raden tersenyum kesal. "Kalo aku mau, kenapa aku keluar dari sana? Dia menyerahkan diri padaku, dan aku memilih pulang bersama mu."
"Kalo Om laki-laki yang brengsek seperti Om Bas, Alula acungkan jempol saat Om lari dari godaan itu, tapi Lula tahu, Om bukan laki-laki brengsek, tipis bedanya antara memilih pergi karena tanggung jawab, atau karena cinta!" Alula memiliki banyak kata untuk menyerang lawan bicaranya.
"Kondisi nya mengatakan, bahwa Om harus lari karena ada istri Om di luar. Sebenarnya apa yang mendasari Om lari darinya, menjaga perasaan istri Om kah? Atau cinta Om yang sudah beralih sama Lula?" Ada kaca-kaca di matanya yang indah.
"Ada ketakutan yang Lula lihat dari mata dan bahasa tubuh Om. Kalo memang kalian masih saling mencintai, bersama saja! Jangan memaksakan hubungan baru yang hanya bersifat formalitas, karena dalam sebuah hubungan pernikahan juga butuh cinta!"
"Aku mencintaimu Baby." Sergah Raden. Dia terduduk di sisi ranjang, dengan kepala yang terus di pegang.
Alula mengernyit menyadari wajah Raden memerah, "Om kenapa? Om demam?" Alula menempel jemarinya pada kening Raden.
"Tidak." Raden menggeleng lalu melepaskan kaos t-shirt miliknya serampangan, dadanya berfluktuasi dengan deru napas yang mulai kacau memandangi Alula.
Tengkuk yang merinding dia gosok-gosok berusaha mengurangi gelenyar yang menjalari seluruh tubuhnya.
"Om kenapa hmm?" Cecar Alula. Dia mulai curiga. Dia usap dada bidang pria itu berusaha memeriksa suhu tubuhnya.
Raden menggeleng menerima sentuhan candu Alula. "Sudah, jangan sentuh begini Yank." Lirihnya. Raden mendesis untuk mengurangi rasa gatalnya dan gerahnya.
"Kenapa?" Alula mengerut kening.
"Emelly memberi ku pil perangsang, sepertinya mulai bereaksi."
"Pil?"
Raden mengangguk. Tak ada rangsangan apa pun, tongkat eklusif di celananya mulai mengeras.
Raden melepas gesper miliknya lalu membuangnya serampangan, sepatu pun ia tanggalkan kemudian menenggak air putih dari atas nakas, bukanya mereda Raden justru lebih dahaga.
"Oh my God." Raden mendesis tersiksa.
Mengingat, komitmen mereka adalah, tidak akan melakukan kegiatan intim sebelum di pastikan saling jatuh cinta.
"Lula siapkan air dingin yah." Tawar Alula.
"Hmm!" Raden mengangguk dengan mata yang terpejam kemudian menjatuhkan punggungnya pada bantal empuk.
Alula berjalan memasuki kamar mandi, tak peduli bagaimana perasaannya, Alula kasihan melihat kondisi suaminya seperti tersiksa.
Alula mengisi bathub dengan air dingin, orang bilang salah satu cara meredam obat perangsang adalah air dengan suhu nol derajat, dan Alula ingin mencobanya.
Sebab, tidak mungkin Alula berserah diri sementara hubungannya belum jelas. Dengan sabar Alula mengisi bathub.
Tak berapa lama, sentuhan lembut melingkar di perutnya, bisa di rasakan Raden menyatukan miliknya pada gundukan padat di bagian belakang Alula.
"Sayang." Napas Raden menderu begitu berisik, produksi libido mulai meninggi.
Alula menelan saliva gugup. "Tunggu sebentar airnya belum penuh."
"Hmm, Yank." Nanar Raden Gatal, rasanya menggelenyar, menginginkan sentuhan, bahkan menyentuh sesuatu. Dia membalik tubuh Alula menghadap padanya.
"Beri aku ciuman." Seperti manusia sakau, Raden merengek.
"Om."
"Please."
...Sabar Gaiss, terkadang reviuw lama di editor, makanya doakan saja tidak lama reviuw. ...
bisa mati rasa