Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18_Ditipu
Sedangkan Bara keluar untuk bertemu dengan Max yang memang sudah dia panggil untuk datang ke rumah.
"Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya Max dengan sopan.
"Urus keluarga tidak tahu diri itu." ucap Bara singkat, namun Max bisa tahu keluarga siapa yang di maksud, siapa lagi kalau bukan keluarga dari istri tuan nya itu.
Sebenarnya tadi waktu Maura telepon dengan orang tuanya, Bara tidak sengaja mendengar perbincangan mereka sebentar karena memang Bara berada tepat di bawah lantai kamarnya yang memang langsung pemandangan kolam renang di area luar rumah.
"Baik tuan akan saya jalankan." ucap Max kemudian pamit pergi dari sana.
"Kenapa son?" tanya papa Brian yang baru saja keluar dari kamarnya dan melihat sang anak yang sedang berbicara serius dengan asistennya.
"Yang pernah Bara katakan ke papa, orang tua Maura ancam Maura terus agar memberikan uang kepada mereka, mereka benar-benar tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa!" tegas Bara yang keluar wajah garang nya.
"Papa kita kau sudah selesai menangani mereka?" tanya papa Brian.
"Aku hanya menunggu waktu karena Maura baru saja kecelakaan tapi mereka terlalu tidak sabaran." jawab Bara.
"Eksekusi saja mereka Bar, papa kesal sama orang tua macam itu." ucap papa Brian kemudian pergi dari sana.
Max menjalankan tugas nya, dia membuat bisnis kecil-kecilan keluarga Maura kacau, bahkan semua rekan bisnis dan investor menarik saham mereka semua membuat situasi di perusahan tersebut begitu kacau.
"Akkkhhh, APA KALIAN GAK BECUS HEH BUAT KERJA!" teriak papa Brian yang merasa frustasi sekali dengan kondisi perusahaan nya.
"Papa mama bawain bekal makan siang," seru mama Anggun yang datang ke kantor dengan bekal di tangannya.
Hati nya berbunga-bunga karena dia akan mendapatkan transfer uang sepuluh juta untuk melunasi hutang karena kalah main judi kemarin.
"Ya tuhan kenapa berantakan semuanya sih?!" seru mama Anggun terkejut melihat ruangan suaminya yang seperti kapal pecah saja.
"Ma perusahan kita terancam bangkrut." seru papa Ilham yang sudah sangat frustasi dengan apa yang terjadi dengan perusahaan nya.
Mama Anggun yang mendengarkan hal tersebut pun terkejut bukan main, niat awal dia datang ke kantor suaminya ingin minta uang buat perawatan tapi malah mendengar kabar uang kurang mengenakkan seperti ini.
"Alah palingan juga masalah kecil pa, jangan buat serius besok juga perusahan bakalan stabil lagi." ucap mama anggun menenangkan sang suami yang sudah terlihat frustasi itu.
"Mama gak akan tahu bagaimana peliknya masalah ini! Kita jatuh miskin ma!" seru papa Ilham membuat makanan di tangan mama anggun pun jatuh dan berceceran di lantai.
"Enggak aku gak mau pa! Aku mau shopping, aku mau ke salon, kita juga belum nemuin angel pa!" seru mama anggun tidak terima dengan situasi seperti ini.
"Ma...." belum sempat berbicara tiba-tiba ada karyawan yang mengetuk pintu ruangan papa Ilham dan masuk dengan begitu terburu-buru.
"Ada apa?" tanya papa Ilham yang begitu ikut panik dan khawatir.
"Semua investor sudah menarik saham nya pak, pengadilan memanggil bapak untuk hadir di sidak besok karena masalah hutang yang tidak bisa di bayar karena sudah jatuh tempo." ucap karyawan tersebut.
"Jatuh tempo? Bukan nya saya selalu tepat waktu buat bayar hutang ke pada bank?" tanya papa Ilham bingung karena seingat nya dia begitu taat pembayaran.
"Tidak ada pak, saya tanya pak Roni juga beliau tidak ada, dari pagi tadi menghilang bahkan semua barang barang nya sudah tidak ada juga." ucap staff tersebut membuat papa Ilham syok, dia ditipu oleh rekan kerja nya sendiri.
.
.
Bersambung.....