Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
***
"Nggak papa tan, ayu bisa sendiri kok ayu udah sehat" ucap ayu meyakinkan.
"tapi kamu sendirian nak, mending ikut Tante aja nemenin Tante" ucap Rita yang masih tidak tega kalau ayu sendirian di rumah.
"ntar biar aku suruh Shasa nemenin ke rumah Tante tenang saja.. ." Ucap ayu tersenyum.
" kalau begitu biar Tante antar kamu pulang ya... Tante belum tau rumah kamu" ucap Rita menggandeng tangan ayu dan Meraka pun berjalan keluar rumah sakit menuju parkiran.
Sesampainya di parkiran ayu dan Rita pun langsung masuk ke dalam mobil duduk di jok belakang berdua.
" kita antar ayu pulang ke rumah ya pak" ucap Rita memberi tau.
" baik nyonya...tapi saya belum tau alamat rumahnya" ucap pak sopir.
" jalan aja dulu pak biar nanti ayu yang ngasih tau arah-arahnya" ucap Rita.
" oh baik nyonya" ucap pak sopir melajukan mobilnya meninggalkan parkiran rumah sakit.
Keluar dari rumah sakit ayu menoleh memandang sedih, harusnya nenek juga ikut pulang ke rumah. Tanpa terasa air mata ayu kembali lagi menetes Karena ia akan sendirian di rumah.
"Ayu..." Panggil Rita lembut sambil menggenggam tangannya.
"nangis boleh nak, tapi jangan berlarut-larut ya, masih ada Tante. Kamu bisa nganggep tante mama kamu sendiri sayang..." Ucap Rita yang lalu memeluk ayu, ia juga tidak bisa melihat orang bersedih.
Pak Ujang mendengar dan melihat dari sepion pun juga ikut sedih karena nasib ayu sangat kurang beruntung. Ia mendengar cerita dari pembantu lain kalau ayu mengalami nasip kurang beruntung. Saat ini ia melihat sendiri bagaimana malangnya nasib anak itu.
Setelah cukup lega ayu pun melepaskan pelukannya lalu mengelap air matanya.
"Maafin ayu Tante...baju Tante jadi basah karena terkena air mata ayu" ucap ayu yang tidak enak.
"nggak papa kok, kamu nggak mau makan dulu?" Tanya Rita.
"nggak Tante ayu masak di rumah saja nanti" ucap ayu menolak karena dia tidak berselera.
"Mang Dadang nanti berhenti di restoran yang biasa ya" ucap Rita.
" Baik nyonya" ucap mang Dadang membelokan mobilnya ke restoran langganan majikannya.
Mang Dadang pun memarkirkan mobilnya di parkiran restoran.
" ini mang, beli makanan seperti biasanya saja. Di bungkus ya" ucap Rita yang memberikan uang 500 ribu. Mak Dadang menerima uang itu lalu keluar dari mobil membeli makanan kesukaan nyonyanya.
" Kamu nggak pilih-pilih makanan kan sayang?" Tanya Rita.
"nggak Tante semua ayu makan kok" jawab ayu.
"ya udah biar nanti kamu nggak perlu masak di rumah, persediaan camilan atau bahan-bahan di dapur masih ada?" Tanya Rita lagi karena ia sekalian jalan pulang.
" nggak Tante udah itu aja udah cukup..." Ucap ayu menunduk." Hutangku ke Tante dan kak Abraham sudah sangat banyak, ayu selalu merepotkan Tante" ucap ayu sendu.
" Tante ikhlas yu, nggak usah di ganti pun Tante nggak akan nagih... itung-itung Tante berbuat kebaikan, Tante selalu menghamburkan uang tidak pernah bersyukur dan selalu mengeluh setiap nggak ngedapetin tas incaran Tante" ucap Rita yang tidak sadar bercerita.
Ayu hanya tersenyum saat Rita terus saja bercerita tanpa henti, ayu hanya mendengarkan karena berkomentar pun ia bingung.
Pintu mobil pun di buka, mang Dadang kembali dengan membawa 3 kantong plastik berukuran sedang.
" sudah nyonya, mau mampir lagi ke tempat lain?" Tanya mang Dadang sebelum menjalankan mobilnya.
" nggak ada pak udah" bukan Rita yang menjawab tapi ayu.
"loooo Tante kan mau beliin kamu
"camilan sayang" ucap Rita.
" nggak usah Tante ayu nggak terlalu suka nyemil, mending kita segera pulang dan istirahat saja" ucap ayu tersenyum." ayo pak jalan, ke alamat xxx gang xxx pak" ucap ayu memberi tau alamatnya.
" baik nona" ucap mang Dadang melajukan mobilnya meninggalkan restoran dan menuju ke alamat yang di beri tau ayu.
Begitu memasuki kawasan tempat ayu tinggal banyak orang yang melihat Karena mobil yang di pakai Rita bukan mobil yang biasa di pakai Abraham. Semua orang takjub melihat mobil mewah lewat di tempat yang masih terpencil di pinggiran kota.
" itu pak yang halamannya luas cat hijau" beri tau ayu ke pak dadang.
Pak Dadang langsung membelokkan mobilnya ke halaman rumah ayu. Untuk sesaat Rita memperhatikan dari dalam mobil rumah ayu yang begitu sederhana namun sangat rapi dan sejuk.
Ayu pun turun dari mobil di susul Rita yang juga turun. Pak Dadang mengambil barang-barang yang tadi di beli dan membawanya mengekori di belakang ayu dan Rita.
Bi Sumi yang kebetulan sedang berada di teras rumah melihat ada mobil mewah memasuki halaman rumah ayu ia pun langsung menghampiri.
"ayu...." Teriak bi Sumi.
Ayu menoleh dan menganggukan kepalanya" iya bi ini saya".
Bi Sumi langsung menghampiri dan memeluk ayu sambil menangis. "Maafin ya yu karena belum sempat jenguk kamu sama nenek" ucap bi Sumi.
"nggak papa bi, ayu sudah sembuh kok" ucap ayu pelan. Perlahan bi Sumi pun mengendurkan pelukannya lalu melihat ke arah Rita dan sopirnya.
"kenalin bi ini tante Rita mamanya kak Abraham dan ini sopirnya pak Dadang" ucap ayu mengenalkan ke bi Sumi.
Bi Sumi pun mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Rita dan sopirnya. " saya bi Sumi tetangganya ayu".
Rita menjabat tangan kembali dan tersenyum. "Kalau pingin mampir rumah saya di sebelah bu" uca bi Sumi ramah.
"kapan-kapan saja bi" ucap Rita yang juga menjawab dengan ramah.
Bi Sumi pun pamit untuk pulang ke rumah. Ayu pun membuka pintu rumahnya yang sudah 3 hari ini tidak dia huni.
" silahkan masuk te, maaf rumah ayu kayak gini keadaannya" ucap ayu mengajak Rita dan pak Dadang masuk.
" ini di taruh di mana non?" Tanya pak Dadang.
"sini pak biar saya taruh di belakang" ucap ayu menerima paperbag yang di bawa pak Dadang lalu pergi ke dapur untuk menaruhnya di sana.
Rita melihat semua sudut rumah ayu, ia melihat kamar nenek saroh dan kamar ayu dari pintu tidak berani masuk. Ya Allah ternyata rumah ayu seperti ini. Rita merasa sesak sekaligus merasa tertampar karena kehidupannya berbanding terbalik dengan ia yang serba ada dan berkecukupan.
Merasa puas berkeliling ia pun duduk di kursi teras depan rumah memandang bunga-bunga yang begitu indah bermekaran. Ayu kembali ke depan membawa minuman teh untuk Rita dan pak Dadang.
" looo pak Dadangnya mana Tan?" Tanya ayu saat sampai di teras.
" balik ke mobil lagi yu" jawap Rita yang mengalihkan perhatiannya melihat ayu.
" ini di minum dulu tehnya...biar aku panggil pak Dadang dulu ke sini minum teh" ucap ayu setelah menaruh tehnya di meja.
Rita hanya mengangguk dan tersenyum sambil memperhatikan ayu yang menjauh.
****
::::>>>>>
lanjut Thor.
lanjuttttt