GAVIN adalah pria dewasa yang usianya sudah menginjak kepala tiga. Orang tuanya sudah mendesak untuk segera menikah,terutama
mama nya.
Tapi Gavin menolaknya mentah-mentah. Bahkan mama nya sempat menjadwalkan kencan buta untuk putra tunggal nya itu dengan beberapa anak perempuan dari teman nya,dan yang Gavin lakukan hanya diam saja ,tak menghiraukan Mama nya yang terus berteriak meminta menantu dan cucu.
Hingga suatu hari, Gavin pergi kesalah satu kafe yang sering dikunjungi oleh para anak muda. Disana ia bertemu dengan seorang gadis yang tertawa bersama teman-teman nya. Gavin terpukau oleh gadis itu.
Tanpa tau siapa gadis yang ia temui dikafe itu, Gavin meminta kepada kedua orang tuanya untuk melamar gadis tersebut, tidak peduli jika usia mereka yang terpaut jauh, karena ia sudah mengklaim gadis itu sebagai istri nya nanti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marta Safnita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15.
Redyna langsung menutup mulut nya dengan telapak tangan. Tepat didepan nya Gavin menyeringai didalam sebuah mobil sport mewah. Redyna sangat amat terkejut menemukan keberadaan pria itu diarea sekolah nya.
Begitu banyak pertanyaan mulai bermunculan diotak nya. Mulai dari bagaimana Gavin mengetahui sekolah nya? kenapa Gavin kesini? Apa pria itu sedang tidak memiliki pekerjaan untuk dikerjakan, sampai-sampai dia datang kesini?
" kaget? tiba-tiba bisa ngeliat saya disini,hmm?"
" ke - kenapa bisa?"
"Kamu nggak perlu tahu sayang".
Gavin tertawa ditempat nya, pria itu tampak berkali-kali lipat lebih tampan saat sedang tertawa seperti ini. Bahkan Redyna sampai terpesona melihat nya.
"Sini masuk, kedalam mobil saya".
Suara Gavin yang mengalun lembut berhasil menyadarkan Redyna dari lamunannya, akan ketampanan dari pria itu. Apa ia terima saja lamaran dari Gavin? Seperti nya ia tak rugi memiliki suami seperti Gavin, pria itu tampan, kaya,dan mungkin tidak memiliki niat jahat terhadap nya.
Redyna segera menggeleng ketika sebuah pemikiran aneh hinggap dikepala nya
" kenapa harus seperti itu?"
"Nggak!"
"Masuk sendiri atau saya masukin"
"Nggak mau!"
"Saya hitung mundur, kalau kamu masih nggak mau,saya masukin sekarang ".
Redyna menggeleng kan kepalanya kencang, menolak untuk masuk kedalam mobil pria itu.
Netra nya tidak sengaja melihat Langit mendekat kearah nya dengan menggunakan motor, Redyna langsung menghadang ketua kelas tampan itu, membuat Langit segera mengerem motor nya secara mendadak.
"Ya ampun Redyna, kalau lo ketabrak gimana?" Langit sedikit meninggikan suaranya, hampir saja ia menabrak tubuh mungil itu.
" Lang, gue nebeng lo ya? Pleace ,bawa gue kabur sekarang, gue lagi dalam bahaya", ujar Redyna begitu panik. Bahkan gadis itu enggan melirik Gavin barang sedetik pun.
" tap --"
Belum sempat Langit bertanya alasan nya, Redyna sudah lebih dulu naik ke motor ninja nya,"ayo Lang, cepetan jalannya.
" Iya..... iya.....rok lo jagain, nanti kebawa angin dan paha lo jadi tontonan publik,"ucap langit.
Redyna membenarkan rok nya sebentar, setelah rapi ia kembali menyuruh Langit agar melajukan motornya sebelum Gavin keluar dan menghadang mereka.
"Ngebut Lang!"
***
Gavin menggeram marah, tangan nya memukul setir kemudi kencang. Matanya menatap tajam Redyna yang pergi bersama teman laki-lakinya, bahkan gadis itu tidak melirik nya sedikit pun. Hati Gavin terasa panas,ia tidak suka melihat Redyna dibonceng oleh laki-laki manapun kecuali dirinya.
Apalagi posisi Redyna yang duduk dengan sedikit menungging, karena motor yang digunakan adalah motor ninja. Ini semua tidak bisa dibiarkan, Gavin mendesis lirih.
"Kamu nggak bakal bisa lepas dari saya Redyna", selanjutnya ia menjalankan mobil nya menyusul Redyna yang sudah tampak jauh.
Redyna menjerit tertahan ketika kepala nya menoleh kebelakang,dan mendapati mobil Gavin sedang melaju kencang kearah nya.
"Langit, cepetan lagi motor lo!"
"Astaghfirullah.... sebenarnya ada apa sih,Na?"
"Gue dikejar Sama orang, coba lo lihat spion motor, dibelakang ada mobil sport warna abu-abu yang ngikutin kita".
Langit melirik spion motor nya, seperti apa yang dikatakan oleh Redyna. Ternyata memang benar, lantas langit pun berujar keras,"pegangan yang kenceng Na".
Segera saja Redyna memeluk pinggang Langit dengan kencang. Laju motor nya semakin kencang yang perlahan menciptakan jarak antara motor Langit dan mobil Gavin.
Sedangkan Gavin yang berada didalam mobil mengumpat keras. Ia semakin menginjak pedal gas. Mobil nya melaju diatas rata-rata agar bisa mengejar Redyna. Beberapa saat kemudian mobil Gavin dapat bersebelahan dengan motor Langit,ia pun tersenyum miring," tunggu sayang".
Mobil yang dikendarai Gavin berhasil menghadang motor Langit, kemudian pintu mobil itu pun terbuka keatas. Gavin keluar dengan setelan kerja nya, minus jas. Lengan panjang kemeja putih yang digulung sampai siku dengan celana bahan hitam, membuat Gavin tampak menawan saat keluar dari mobil sport nya.