Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Setibanya di pabrik Bagas pun kembali ke ruangannya, ia melanjutkan pekerjaan sembari menunggu jam pulang. Setelah jam menunjukkan pukul 16:00 Bagas pun bersiap-siap untuk pulang, setelah selesai bersiap-siap Bagas pun keluar dari ruangannya lalu ia segera menuju dapur, tampak Nina sedang mencuci gelas bekas kopi.
"Belum selesai Nin" ucap Bagas tatkala ia tiba di dapur
"Belum mas, mas Bagas kalau mau duluan, duluan aja" ucap Nina sambil melanjutkan mencuci gelas
"Nanti aja Nin nunggu kamu, masa iya aku biarin kamu pulang sendirian" ucap Bagas sembari duduk di kursi yang ada di dapur. Sedangkan Nina kembali melanjutkan mencuci gelas dan beberapa alat dapur lainnya.
Setelah selesai Nina pun merapikannya.
"Udah mas, ayok pulang" ucap Nina
"Iya Nin, ayok" ucap Bagas, lalu mereka pun segera keluar dari dapur lalu menuruni tangga dan menuju ke parkiran. Setibanya di parkiran mereka pun mengambil motor masing-masing dan segera menyalakan motornya, lalu mereka pun segera melajukan motornya menuju desa E. Setelah tiga puluh menit berlalu, Bagas dan Nina pun tiba di desa E, setibanya di depan rumah Nina, Bagas pun berhenti tetapi tidak mematikan motornya.
"Mas Bagas nggak mampir dulu?" Tanya Nina
"Nggak usah Nin, aku langsung pulang aja" jawab Bagas.
"Oo yasudah mas hati-hati, makasih udah ditungguin pulangnya" ucap Nina.
"Iya Nin, nggak usah makasih segala kek sama siapa aja kamu" ucap Bagas.
"Hehe nggak enak mas, mas Bagas jadinya pulangnya telat gara-gara nungguin aku" ucap Nina yang merasa tak enak hati.
"Iya santai aja kali lagian mau ngejar apa aku buru-buru pulang" ucap Bagas.
"Hehe iya mas" ucap Nina
"Yaudah aku pulang dulu Nin" ucap Bagas lalu segera meninggalkan rumah Nina
"Iya mas hati-hati" ucap Nina sembari memandangi kepergian Bagas.
Setibanya di mes Bagas pun segera masuk kedalam mes, ia lalu melepaskan pakaian kerjanya lalu ia melepas penat sebentar dengan duduk di kursi yang ada di dalam kamarnya, setelah beberapa menit kemudian Bagas pun bergegas mandi, disaat sedang mandi Bagas samar-samar mendengar suara orang lagi ngobrol, namun tidak terlalu jelas di pendengarannya.
Bagas pun bergegas menyelesaikan mandinya lalu ia keluar kamar dan mencari sumber suara yang ia dengar tadi, namun ia tidak menemukan apa-apa, ia mengintip keluar jendela juga tidak melihat siapa-siapa.
"Ah mungkin halusinasi aku aja" batin Bagas, lalu ia kembali ke kamarnya dan mengenakan pakaiannya. Setelah selesai ia pun duduk-duduk di ruang tamu mes nya sembari menunggu jam makan malam, jam sudah menunjukkan pukul 17:00, para warga pun sudah tampak lalu lalang pulang dari aktifitas mereka diladang. Bagas yang gabut di mes pun memutuskan untuk pergi ke mes Samsul, ia pun keluar menuju mes Samsul, setibanya disana tampak Samsul juga sedang duduk di ruang tamu dengan keadaan pintu terbuka.
"Eh gas, gitu dong main-main ke sini, daripada kamu sendirian di mes" ucap Samsul disaat melihat Bagas sudah berdiri di depan pintu.
"Iya sul, nggak tau mau ngapain di mes sendirian, makanya aku kesini, ada kopi nggak" ucap Bagas
"Ada gas tenang aja, ntar ya aku bikinin dulu" Samsul pun beranjak dari tempat duduknya lalu ia menuju belakang dan segera memasak air. Sedangkan Bagas duduk di ruang tamu sembari menunggu Samsul masak air.
Setelah selesai bikin kopi Samsul pun membawanya kepada Bagas.
"Ini gas, silakan diminum" ucap samsul sembari meletakkan dua gelas kopi di atas meja.
"Iya terimakasih sul" ucap Bagas sambil menyeruput kopi buatan Samsul. Mereka berdua pun lanjut bincang-bincang sambil menikmati kopi di sore itu. Hingga tak terasa jam menunjukkan pukul 18:00.
"Makan dulu yok gas" ucap Samsul
"Ayok sul" jawab Bagas, mereka berdua pun segera menuju dapur mes. Setibanya didapur mereka pun mengambil makanan masing-masing, lalu segera menyantapnya.
Setelah selesai makan mereka pun kembali ke mes Samsul, namun pada saat hendak keluar dari mes mereka berdua mendengar suara seseorang dari dalam toilet.
"Eh sul, suara siapa ya, apa mungkin itu Risa?" Tanya Bagas
"Nggak tahu gas, mungkin aja" jawab Samsul
"Ayok kita cek" ucap Bagas
"Ah jangan gas, masa ada orang di toilet kita gangguin sih" ucap Samsul
"Hehe iya juga ya" jawab Bagas
"Ayok balik ke mes" ucap Samsul.
"Iya sul ayok" jawab Bagas, mereka berdua pun segera meninggalkan dapur namun baru saja mereka keluar dari dapur mereka dikagetkan dengan Risa yang baru datang ke dapur mes.
"Eh Risa bukannya k...." Ucapan Samsul terhenti ketika mulut Samsul tiba-tiba di tutup oleh Bagas
"Bukannya kamu udah makan tadi" sambung bagas sembari menutup mulut Samsul
"Belum pak Bagas" jawab Risa sembari tersenyum, ia mengira Bagas sudah mulai memberikan perhatian kepadanya.
"Oo ya sudah silakan makan" ucap Bagas
"Iya pak Bagas, pak Bagas nggak mau nemanin?" Ucap Risa
"Ee...nggak kami berdua ada urusan, ayok sul" ucap Bagas kemudian pergi dari dapur mes meninggalkan Risa
"Iya gas, duluan ya Ris" ucap Samsul lalu mengikuti Bagas.
Setibanya di mes Samsul, Bagas pun segera masuk ke dalam dan duduk di kursi ruang tamu lagi.
"Kenapa kamu nggak bilang sih gas yang kita dengar tadi" tanya Samsul sambil duduk di sebelah Bagas
"Ya biar Bu Risa nggak takut aja sul" jawab Bagas
"Ciee...ciee... Sudah mulai perhatian, katanya mau serius sama Nina, tapi kok..." Belum selesai Samsul mengucapkan kalimat nya sudah dipotong oleh Bagas
"Bukan gitu sul, nanti kalau kita ceritain dia jadi takut, malah minta kita temanin di dapur, males banget" ucap Bagas
"Oo begitu, kirain kamu udah kepincut sama Risa gas" ledek Samsul
"Ya nggak lah sul" ucap Bagas,
Disaat mereka sedang asik mengobrol tiba-tiba mereka dikagetkan kan dengan suara teriakan dari arah dapur mes
"Arghhhhhhhhhhhhh..." Suara Risa terdengar dari dapur
"Eh gas kenapa tu Risa" tanya Samsul yang kaget mendengar teriakan Risa
"Nggak tahu sul, ayok kita lihat" ucap Bagas
"Ayok gas" ucap Samsul yang sudah berjalan duluan. Bagas pun mengikuti dari belakang.
Baru saja beberapa langkah mereka meninggalkan mes Samsul tampak Risa berlari dari arah dapur mes, mengarah kepada samsul dan Bagas,
"Kamu kenapa Ris" tanya Samsul tatkala Risa tiba didepan mereka
"Ada....ada Kunti di dapur sul" ucap Risa dengan nafas terengah-engah.
"Kunti?Kunti dimana" tanya Samsul lagi
"Di toilet sul" jawab Risa
"Ayok gas kita lihat" ucap Samsul
"Iya sul ayok" ucap Bagas lalu mereka pun menuju ke dapur mes.
"Tunggu dong" ucap Risa juga mengikuti dari belakang meskipun dengan rasa takut. Setibanya didapur Samsul dan Bagas langsung mengecek ke toilet, sedangkan Risa hanya menunggu di meja makan. Setelah pintu toilet dibuka mereka tidak menemukan apa-apa.
"Nggak ada apa-apa Ris" ucap Samsul
"Beneran sul, tadi ada suaranya ketawa dari dalam toilet" ucap Nina meyakinkan Samsul, sedangkan Bagas hanya celingukan melihat sekeliling namun tidak menemukan hal yang aneh.
"Mungkin kamu halusinasi kali Ris" ucap Samsul yang sedikit membuat Risa kesal
"Sumpah sul, itu nyata banget" ucap Risa
"Yasudah ayok balik sul, nggak ada apa-apa" ucap Bagas
"Iya gas ayok, itu kamu mau lanjutin makanya atau balik aja?" Tanya Samsul pada Risa
"Aku mau balik aja deh sul" ucap Risa yang masih ketakutan.
"Oo yasudah" mereka pun pergi meninggalkan dapur mes. Setibanya di mes Samsul, Bagas dan Samsul pun masuk sedangkan Risa langsung balik ke mesnya, setelah masuk ke mes mereka berdua pun lanjut bincang-bincang sambil meminum kopi.
"Eh gas menurut mu tadi Risa hanya cari perhatian aja atau beneran ada Kunti di dapur?" Tanya Samsul
"Nggak tahu juga sul, bisa jadi beneran, soalnya kan tadi kita dengar ada suara perempuan di toilet" jawab Bagas.
"Iya juga ya gas" ucap Samsul.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Bagas pun memutuskan untuk pulang ke mesnya.
"Eh sul aku pulang dulu ya" ucap Bagas
"Oo iya gas hati-hati" jawab Samsul, Bagas pun pergi meninggalkan Samsul di mesnya.
Setibanya di mes...
BERSAMBUNG.....
***
di tungguin