" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekonyolan Zahra
Zahra dan Ustadz Sulaiman sudah tiba d rumah Abah Zahra,. Karena hari ini Akhir pekan. jadi Abah nya juga berada di rumah.
Zahra menyuruh Ustadz Sulaiman memarkir Mobilnya di tempat yang aman dari terlihat Abah mahu pun Ibunya.
Zahra perlahan turun Dari mobil. Tapi saat dia melihat Ada ibunya di halaman rumah sedang menyiram bunga dia buru buru naik kembali di Mobil.
" Ada apa lagi" Tanya Sulaiman yang melihat Zahra kembali naik ke mobil.
" Ada ibu di halaman sedang menyiram bunga. " Kata Zahra dengan Wajah sedikit cemas.
" Sudah seperti ini kau baru takut. Sebelum kau berbuat. apa kau tidak bisa berfikir dulu" Omel Sulaiman. Dia juga tidak tau sejak kapan dia pintar mengomel. Mungkin sejak dia menemui mahkluk ghaib langkah seperti Zahra
" Pak ustadz benar benar seperti datang bulan" Kata Zahra mengejek ustadz Sulaiman yang mengoceh
" Turun lah Zahra. Aku mau ke pasantren" Kata Sulaiman mengusir Zahra,. Dia malas menghadapi sikap kekanakan Zahra.
" Bantuin dong" Ujar Zahra memonyongkan bibirnya sedikit mencondongkan tubuhnya pada ustadz Sulaiman dan mengedip ngedip kan bola matanya. Zahra terlihat sangat comel.
Apa lagi rencana bodoh gadis ini. Batin Sulaiman menatap curiga pada Zahra.
" Tidak Zahra. Aku mau pulang. Sudah cukup aku seperti orang bodoh mengikuti semua kekonyolan mu. Kau yang mencipta kan masalah ini, cari sendiri jalan keluarnya" Tegas Ustadz Sulaiman menolak permohonan Zahra.
Zahra memeluk lengan ustadz Sulaiman dengan wajah yang memelas
" Zahra, lepas Zahra. Kenapa kau terlalu berani pada pria Zahra. Lapas" Sulaiman menolak tubuh Zahra. Tapi Zahra semangkin memeluk lengannya dengan erat.
Sulaiman mendengus dengan kesal. Dia sebenarnya bisa menolak tubuh Zahra dengan keras. Tapi dia tidak ingin menyakiti Zahra. Karena ustadz Sulaiman memang bukan tipe pria yang kasar.
,,,,,,,,
Di sini lah ustadz Sulaiman mendongak naik ke Atas Jendela kamar Zahra. Tadi mereka mengendap endap masuk ke samping rumah Zahra. atas permintaan konyol Zahra. Ustadz Sulaiman yang tidak punya pilihan lain terpaksa kembali mengikuti kekonyolan Zahra karena di paksa olehnya.
" Apa yang kau ingin Aku lakukan Di Sini" Ketus Sulaiman Pada Zahra.
Zahra buru buru menutup Mulut ustadz Sulaiman. " ssstttt jangan keras keras suaranya... Nanti kita ketahuan. Lagian aku beri tahu ya. Seorang ustadz Itu tidak baik ngomongnya ketus ketus" Kata Zahra dengan Wajah Tanpa dosa masih membekap mulut Sulaiman.
Ustadz Sulaiman menolak tangan Zahra dari mulutnya. "Kau tidak perlu menceramahi ku Zahra. Sekuat baja apa pun iman seseorang itu jika menghadapi wanita seperti mu. Pasti langsung Down." Kata Sulaiman melototi Zahra.
" Jangan bicara seperti itu pak ustadz. Lihat Baginda Rosulullah...dia juga bisa tu menghadapi sikap menjengkel kan Nu'Aiman. Malahan rosul senang dengan sikapnya." Jawab Zahra menahan tawanya melihat kekesalan di wajah ustadz Sulaiman mendengar jawapannya.
" Tau juga soal yang lain. Tapi berbuat dosa kau tidak takut" Jawab Sulaiman" buruan apa yang ingin aku lakukan di sini" tambahnya.
" Gendong aku. Aku ingin naik ke atas. "Kata Zahra memperlihat kan senyuman terbaiknya.
Ustadz Sulaiman menepuk jidatnya sendiri. Dia tidak menyangka jika Zahra menyuruhnya ke situ Hanya untuk membantunya naik ke Atas Kamarnya.
Sebelum Ustadz Sulaiman menjawabnya. Zahra memojokkan tubuh Tinggi ustadz Sulaiman di Dinding dan langsung merentangkan kedua tangannya untuk meminta di gendong. Dengan mata yang di kedip kedip kan
Ustadz Sulaiman mendengus tidak punya pilihan selain menggendong tubuh Zahra naik lewat jendela.
Saat Zahra sudah naik di kamarnya. Dia memanggil Ustadz Sulaiman dengan suara Pelan dari Atas. Sulaiman mendongak melihat Zahra dengan jengkel.
Zahra mencium jari jari tangannya lalu meniupnya ke arah Sulaiman seperti mencium dari jarak jauh.
Sulaiman semangkin kesal pada kelakuan Zahra. " Bagaimana aku bisa berakhir dengan Wanita semenjengkel kan dia" Gumam Ustadz Sulaiman kembali melangkah ke mobilnya.