Demi menyekolahkan dang adik ke jenjang yang lebih tinggi, Cahaya rela merantau ke kota menjadi pembantu sekaligus pengasuh untuk seorang anak kecil yang memiliki luka batin. Untuk menaklukkan anak kecil yang keras kepala sekaligus nakal, Cahaya harus ekstra sabar dan memutar otak untuk mendapatkan hatinya.
Namun, siapa sangka. Sang majikan menaruh hati padanya, akan tetapi tidak mudah bagi mereka berdua bila ingin bersatu, ada tembok penghalang yang tinggi dan juga jalanan terjal serta berliku yang harus mereka lewati.
akankah majikannya berhasil mewujudkan cintanya dan membangunnya? ataukah pupus karena begitu besar rintangannya? simak yuk, guys ceritanya... !
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah pilihan
Sebuah pukulan mendarat di perut Akbar, Kiki kembali dengan amarah yang tak bisa ia bendung lagi. Sebuah tamparan pun Amira layangkan pada Rachel yang sudah ia anggap sebagai adiknya pula, mereka berdua kembali dari kamar Mahya karena sudah ada suami Amira yang tengah memeriksa kondisi Mahya.
Banyak orang yang ikut masuk menyaksikan bagaimana kemarahan adik kakak itu, Sagara menggenggam tangan Cahaya guna mengendalikan tubuhnya yang bergetar. Cahaya mengusap lengan Sagara, dia tahu betul saat ini majikannya itu tengah mengontrol emosinya agar tidak meledak-ledak karena image Sagara baru terbentuk.
"Tuan, tenangkan dirimu. Urusan perempuan gatal itu biar saya saja yang garuk, saya juga gereget lihat mukanya yang kayak leci yang viral." Ucap Cahaya.
"Leci?" Tanya Sagara mengerutkan keningnya.
"Iya, leci yang pemandu karaoke itu. Yang suka gatalin suami orang juga, Bi Nur suka cerita ke saya." Jawab Cahaya.
"L* Cahaya, bukan leci. Saya kira kamu lagi miripin setan itu sama leci, eh taunya." Ucap Sagara seraya melirik kearah Rachel.
"Eh, iya itu maksudnya hihi... Udah atuh ya Tuan, jangan tegang-tegang. Listrik aja kalau terlalu tegang bisa kebakaran." Ucap Cahaya asal.
"Terserah kamu lah Cahaya." Ucap Sagara menggelengkan kepalanya dengan senyum tipisnya.
Tuinnggg... Tuinggg..
Disaat Sagara sedang tegang, bahkan atmosfer di rumah utama pun sama halnya, Cahaya malah sibuk menoel-noel otot Sagara yang gagah.
Matheo dan Aliando terkekeh melihat kelakuan Cahaya, kalau dilihat-lihat Sagara bukan punya anak satu, lebih tepatnya dua karena Cahaya terlihat seperti bocil.
PYAAARRR.....
Sagara dan yang lainnya terkejut, Amira berlari kearah belakang mengambil vas bunga berukuran sedang dan melemparkannya tepat di kaki Rachel.
"Aaakkhhh..!" Pekik Rachel.
Rachel menutup kedua telinganya ketakutan, kakinya terkena pecahan kaca dan mengeluarkan darah segar. Akbar hendak berdiri untuk menolong Rachel, akan tetapi Kiki langsung menghalanginya dan menghadiahkan kembali satu bogeman mentah ke wajah ayahnya, anggap saja sebagai balasan atas rasa sakit ibunya.
"Ini balasan kamu atas kebaikan kami, hah! Berapa uang yang sudah kamu terima, bisa-bisanya kamu malah berhubungan dengan pria yang sudah tua. Dimana harga diri kamu sebagai wanita, Rachel?!" Bentak Amira.
"Ssshhh... Jangan sok suci kamu Amira..! Pelakor teriak pelakor, inget ya kalo hubungan loe sama suami loe itu juga hasil perselingkuhan. Kalau bukan karena loe hamil sampe keguguran, mana mau suami loe itu nikah sama cewek manja kayak loe..!" Balas Rachel tak kalah sengitnya.
Para tamu kini berbisik-bisik mendengar perdebatan antara Rachel dan Amira, desas-desus kabar kehamilan Amira dulu pernah diangkat oleh pemberitaan dalam negeri. Tetapi kabar itu langsung lenyap begitu saja, sekarang Rachel malah membeberkan kebenarannya dan orang-orang pun pasti terkejut.
Wartawan tiba-tiba datang menerobos masuk ke dalam rumah, entah darimana asal mereka yang bisa datang tanpa di undang, padahal Akbar sudah menekankan pada Satpam agar tidak boleh ada satu pun wartawan yang datang. Tapi sialnya, Sagara sudah mengatur semuanya agar terlihat lebih menarik.
Amira geram dengan ucapan Rachel, dia berjalan cepat kearah Rachel dan hendak melayangkan kembali tamparan ke pipi Rachel, akan tetapi Rachel langsung menepisnya.
"Mau tampar gue?! Silahkan. Disini loe semua marah karena video yang di putar antek-anteknya Sagara, jangan salahkan gue sepenuhnya dong, salahin juga dong bapak loe yang udah buat gue kotor." Ucap Rachel kesal.
"Loe juga keenakan ya, @nj!n9..! Kalo loe yang gak gatel, mana ada kucing yang gak tergiur liat ikan di piring." Bentak Amira.
"Salah gue dimana? Bapak loe yang cinta mati sama gue, mikir dong setan..!" Rachel tak mau kalah, dia tidak terima karena di sudutkan begitu saja.
"Kalau terjadi sesuatu sama Mama, gak bakalan gue biarin loe hidup tenang." Ancam Amira.
CUIHHH...
Rachel meludahi wajah Amira, dia tidak suka dengan sikap sok berkuasa Amira di rumah yang sebentar lagi akan menjadi miliknya. Cahaya melepas genggaman tangan Sagara, dia mengangkat sedikit rok kebayanya agar bisa berjalan leluasa.
"Banyak ngomong banget sih, udah kayak ceu Dinamo aja heran deh..!" Geram Cahaya.
Siapa sangka Cahaya dengan beraninya menarik sanggul di belakang kepala Rachel, Rachel menahan rambutnya yang tertarik dan berusaha melepaskannya. Amira menerjang tubuh Rachel, dia tak terima karena sudah diludahi.
"Keparat!"
PLAKKK....
PLAAKKK..
Rachel mendapatkan tamparan di kedua pipinya, Akbar berdiri dan menyingkirkan tubuh kiki. Amira ingin mencakar wajah Rachel, tetapi Akbar segera menepis tangannya.
"Menyingkirlah...! Aku benci Papa, aku benci kalian berdua! Sungguh sangat menjijikkan." Dada Amira naik turun, dia berusaha meraih tubuh Rachel agar puas untuk mencabik-cabiknya.
Amira adalah saksi dimana dulu ibunya rela tidak makan demi anak dan suaminya, perjuangannya yang bisa mencapai titik sukses justru tidak menjamin kesetian sang ayah. Hati Amira hancur tak berbentuk, sebagai seorang wanita sekaligus anak ia tak terima ibunya di perlakukan bagaikan orang bodoh yang bisa di perdaya.
"Papa ingat gak, dulu saat susah siapa yang nemenin Papa? Siapa yang kerja saat Papa sakit, siapa Pa? SIAPA!" Amira menarik kerah baju Akbar, dia sangat amat marah sampai matanya memerah berlinang air mata.
Akbar diam saja, dia melepaskan tangan Amira dan tubuhnya berbalik memeriksa tubuh Rachel dari atas sampai bawah.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Akbar.
"Gak papa..! Gimana ini? Muka aku kena gampar terus, disini yang salah itu kamu, kenapa semuanya seolah aku lah yang paling jahat disini." Ucap Rachel tidak terima.
"Maafkan aku." Ucap Akbar.
"Wah, Tuan Akbar. Saya tidak menyangka anda seperti ini, pantas saja kerjasama yang kita jalin banyak masalah dan kerugian, ternyata ini jawabannya?" Ucap Salah satu rekan bisnis.
"Benar, sistem kerja perusahaannya juga lelet. Banyak dana juga yang sudah saya keluarkan, kalau duitnya cuman di pake buat ani-ani ya siapa yang ridho. Mending cari perusahaan lain yang lebih menguntungkan, setidaknya tidak rugi sepihak." Sahut yang lainnya.
Tamu yang hadir pun menyetujui ucapan yang keluar dari dua pria yang membuka suaranya, suasana pun tidak kondusif dan berujung riuh.
Beberapa wanita baik tua ataupun muda menyoraki Rachel, mereka mengutuk Rachel bahkan anak yang ada di kandungannya. Akbar dan Rachel langsung menciut, berteriak tak terima pun memang sudah sepatutnya mereka harus di salahkan.
"Nikahi aku atau ceraikan istrimu..!" Tekan Rachel memberi pilihan pada Akbar, matanya memerah dan juga berembun. Malu, sudah pasti.
Mahya berjalan di tuntun oleh suami Amira, dia datang dengan wajah sembab di sertai dada naik turun.
"Lebih baik aku bercerai daripada harus punya madu!" Ucap Mahya.
Akbar di hadapkan dengan dua pilihan, pilihan yang akan menentukan bagaimana nasibnya nanti. Di sisi lain Akbar tak bisa lepas dari Rachel. Namun di sisi lain Mahya merupakan wanita yang menemaninya dari nol, sungguh Akbar sangat frustasi saat ini.
"Cepat pilih salah satu! Aku sudah sangat muak..!" Desak Rachel.
kalau gara tau dia ditipu selama ini gimana rasanya ya. gara masih tulus mengingat relia , menyimpan namanya penuh kasih dihatinya, ngga tau aja dia 😄, dia sudah di tipu
relia sekeluarga relia bahagia dengan suami barunya.