Lanjutan dari "Cinta Di Penghujung Nafasku".
Seorang dokter muda dan tampan bernama William Anderson terlibat ONS bersama dengan dokter Koas dirumah sakit tempatnya bekerja hingga membuat sang gadis hamil.
Viona Harumi,seorang mahasiswi kedokteran yang tengah menjalani masa koas harus terlibat skandal dengan dokter pembimbing nya dirumah sakit hingga membuatnya hamil.
Bagaimana kisah Viona dan William yang terpaksa menikah demi anak yang dikandung oleh Viona??
Lalu bagaimana dengan kisah cinta William dan sang kekasih yang sudah berjalan hampir lima tahun??
Lalu bagaimana dengan Kanaya yang tiba tiba harus menerima kenyataan pahit saat kekasihnya harus menikahi keponakan nya sendiri??
yuukkk simak kisah cinta segitiga mereka disini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lima Belas
"Ini resep obat pereda mual dan juga vitamin. Karena memang tidak ada obat lain yang dibutuhkan dan mungkin kamu harus lebih banyak istirahat saja," ujar Dokter Novi saat memberikan selembar resep obat yang dibutuhkan oleh William.
"Lalu, berapa lama aku akan mengalami hal ini, Nov?" tanya William.
"Biasanya 5 sampai 6 bulan saja. Setelah nya akan kembali normal. Namun, ada juga yang mengalami hal itu sampai calon anak lahir dan itu semua tergantung situasi dan kondisi," jelas dokter Novi yang cukup membuat William tercengang.
"Selama itu? Lalu, bagaimana cara agar menghilangkan penyakit ini? Aku tidak mungkin seperti ini selama itu. Banyak orang yang membutuhkan tenaga ku di rumah sakit,"
"Ya amu bagaimana lagi. Untuk kasus mu kali ini benar benar tidak ada obat. Atau mungkin kamu bisa mencoba untuk selalu berada didekat si ibu hamil. Biasanya, cara ini akan lebih efektif dari pada obat anti mual. Makanya, segeralah menikah agar kamu bisa terus berdekatan dengan Kanaya biar penyakitmu ini hilang,"
"Baiklah,terima kasih. Akan aku pertimbangkan." jawab William yang sesekali melirik ke arah Viona yang sedari tadi hanya menundukan kepala nya sembari terus memegangi perutnya yang masih rata.
Seketika, ada getaran aneh didalam hati William. Saat William melihat tangan Viona terus bergerak diatas perutnya yang terlihat masih rata.
"Baiklah kalau begitu. Ayo Vio kita pulang sekarang." ajak Dokter Novi yang membangunkan Viona dari lamunan nya.
"Hah? Ah, i_iya Dok mari." ujar Viona sembari membawakan tas kerja milik Dokter Novi.
"Ya sudah. Ayo,"
"Tunggu. Bisakah Viona tetap disini dan membantuku? Aku tidak bisa kemana mana karena masih lemas dan pusing. Tolong, bantu aku membelikan obat ini ke apotek yang ada di sebrang gedung ini." sela William, memotong ucapan Dokter Novi saat akan mengajak Viona untuk pulang.
Deg...
Seketika, jantung Viona pun kembali dibuat tidak baik baik saja oleh ucapan William. Ingin sekali menolak permohonan itu, tapi Viona juga tidak memiliki alasan untuk menolak hal itu dan lagi, Viona juga tidak ingin memperlihatkan gelagat aneh pada dokter Novi. Viona takut jika hal itu akan menimbulkan kecurigaan, jika di antara mereka ada sesuatu.
"Ta_tapi, saya harus mengantar Dokter Novi Dok," jawab Viona gugup dan juga takut.
"Tidak apa apa Vio. Kamu disini saja dulu. Bantu William, aku bisa pulang naik taksi." ucap Dokter Novi yang semakin membuat jantung Viona semakin tidak baik baik saja.
"Ba_baiklah, kalau begitu kita keluar sama sama Dok. Sekalian saya membeli obat diresep ini ke apotik." jawab Viona yang berjalan lebih dulu untuk keluar dari kamar William.
"Baiklah Will, aku pulang dulu ya. Jika masih ada keluhan, coba berkomunikasi lah dengan Viona. Meski dia masih koas tapi bakat dan kemampuan nya tidak diragukan saat memeriksa pasien," ujar Dokter Novi sebelum keluar dari kamar William.
"Ok, makasih ya Nov. Maaf sudah merepotkanmu,"
"Tidak masalah, aku pergi ya?"
"Ok."
Saat dokter Novi berpamitan, Viona pun lebih memilih menunggu didepan lift untuk keluar bersama dari gedung itu.
***
Setelah beberapa saat, Viona pun sudah kembali lagi ke gedung apartemen dengan membawa obat yang tadi dia beli dari apotik terdekat.
Sejenak, Viona terlihat ragu saat akan kembali masuk kedalam unit apartemen William. Namun, setelah berpikir berulang ulang, akhirnya Viona memutuskan untuk menggantungkan obat itu dipintu, lalu menekan bel berulang kali agar William keluar dan mengambil obatnya.
Setelah menekan bel beberapa kali, Viona pun langsung berlari menuju lift dan segera masuk kedalam sana saat pintu lift itu terbuka.
Sementara itu, William yang mendengar pintu unitnya berbunyi pun segera memaksakan diri untuk bangun dan membukakan pintu unitnya. Namun, saat membuka pintu itu, William merasa heran karena tidak menemukan siapa siapa di saja.
Hanya saja, William melihat satu kantong plastik berlogokan salah satu apotik dekat apartemen nya, tergantung dihandel pintu.
...***...
["Sayang hari ini kamu datangkan? Ini acara penting buat Mamah dan Papah, jangan sampai kamu absen ya."] ~My Love
William tersenyum semringah saat mendapati pesan dari kekasihnya, Kanaya. Ini pertama kalinya Kanaya meminta William datang ke acara keluarganya dengan sedikit memaksa.
Biasanya, Kanaya akan selalu bersikap cuek dan tidak peduli. Bahkan selama lima tahun bersama bukan hanya sekali dua kali William absen dari acara keluarga Kanaya. Namun, Kanaya tidak pernah mepermasalahkan hal itu.
Dan ini pertama kalinya Kanaya memaksa William untuk datang menghadiri acara keluarganya.
"Iya sayang, aku akan datang dengan penampilan terbaikku." jawab William lewat pesan singkat yang dia kirimkan pada Kanaya.
Usai merampungkan pekerjaan nya William pun segera bergegas pulang untuk mempersiapkan penampilan terbaiknya malam ini.
Setelah merasa cukup, William pun segera berangkat menuju kerumah kedua orang tua Kanaya.
Tidak lupa, William juga membawa bingkisan sebagai kado untuk perayaan ulang tahun pernikahan kedua orang tua dari kekasihnya itu.
William juga membawa serta obat yang selalu diresepkan Dokter Novi untuk meredakan rasa mual yang kadang tiba tiba muncul saat mencium bau makanan yang tidak disukainya atau bau parfum yang terlalu menyengat.
***
Setelah menempuh perjalan selama 30 menit, akhirnya William pun tiba dirumah mewah milik Papah Adi yang sudah dihias sebagaimana rupa hingga membuat rumah itu nampak lebih mewah lagi dengan dekorasi yang elegan dan megah.
Kanaya tersenyum sumringah saat melihat kekasih hatinya berjalan masuk kedalam rumah membawa bingkisan untuk kedua orang tuanya.
Dengan senyum bahagia, Kanaya pun menyambut kedatangan William yang malam itu begitu terlihat gagah dalam balutan tuxido nya.
"Selamat malam sayang, maaf aku sedikit terlambat." ujar William saat Kanaya menyambut kedatangan nya.
"Malam juga, tidak kok. Acaranya juga baru dimulai. Ayo, kita ketemu Mamah sama Papah." ajak Kanaya pada William.
Kanaya pun langsung membawa William menuju ke arah depan. Dimana Mamah Ratih dan juga Papah Adi berada.
Akan tetapi, fokus William teralihkan saat melihat Viona dan tampilan nya. Bukan karena terpesona oleh kecantikan gadis itu. Namun, yang membuat fokus William teralihkan ada pada bagian perut wanita itu yang sudah terlihat sedikit membuncit dan beberapa cuitan dari orang orang di sekitar tentang kondisi tubuh gadis yang saat ini tengah asik menikmati hidangan dimeja nya.
...****************...
🌸 Jangan lupa tinggalkan jejak ya,like,komen dan subscribe...Biar Othor lebih semangat lagi,terima kasih 🥰🥰🥰 love sekebon untuk kalian ♥️♥️♥️*
dn ikhlas mengikuti kata hati kak author 🙏 mau di bawa ke mna alur ceritanya sgt bagus, 💪❤️🔥