Alice Catlyn, seorang gadis culun yang selalu menjadi sasaran ejekan perundungan di sekolah, menemukan pelipur lara dalam sosok seseorang yang selalu hadir untuknya. ketulusan dan kepedulian orang itu membuat Alice diam-diam jatuh cinta. Namun perasaannya tetap tersimpan rapat, tak pernah di ungkapkan.
beberapa tahun kemudian, Alice berubah menjadi pribadi yang ceria dan penuh semangat. Di tengah kehidupannya yang baru, ia bertemu dengan seorang pria berhati dingin dan penuh misteri. tatapan tajam dan wajah datar pria itu tak mampu menyembunyikan cinta mendalam yang ia rasakan untuk Alice
Kemanakah hati Alice akan berlabuh? kepada seseorang yang dicintainya atau seseorang yang mencintainya?
Ikuti perjalanan cinta Alice yang penuh dengan Lika liku, dalam"Cinta Terakhir Alice". sebuah kisah yang menyentuh hati tentang pilihan dan takdir cinta.
Note: kisah ini terbagi menjadi 2 season, season pertama di masa sekolah SMA dan season kedua di masa dewasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nda apri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau akan menyesal Danzel!
Keesokan harinya, di hari weekend yang cerah, suasana di kota terasa lebih santai dan penuh kegembiraan.
Di jalanan yang mulai ramai oleh hiruk-pikuk orang-orang yang menikmati akhir pekan mereka, tampak sebuah mobil melaju dengan santai. Di balik kemudi, Danzel mengendarai mobil milik Rachel dengan tatapan fokus ke jalan,
sementara Rachel duduk di sampingnya, gadis itu terlihat sibuk dengan ponselnya, sibuk mencari tempat-tempat yang ingin mereka kunjungi hari itu.
"Sayang, kita akan bersenang-senang hari ini. aku sudah punya banyak rencana untuk kita menghabiskan waktu bersama."ucap Rachel penuh antusias
"Baiklah sayang, aku akan mengikuti semua rencanamu."sambut Danzel tersenyum kecil
Danzel memperlambat laju mobilnya saat matanya menangkap sosok Rania di pinggir jalan, berdiri di bawah terik matahari sambil menjajakan bunga-bunganya yang indah.
Di hari libur seperti ini, Rania tidak pernah mengenal kata istirahat—justru hari seperti ini menjadi kesempatan emas baginya untuk menjual lebih banyak bunga, karena banyak orang yang keluar untuk berlibur dan bersantai.
Spontan, Danzel menepikan mobil di tepi jalan dan memberhentikannya. Rachel, yang asyik dengan ponselnya, mengernyit heran dan bertanya, “Kenapa kita berhenti?”
“Aku ingin menemui Rania, penjual bunga itu. dia adalah teman Alice. sudah lama aku tidak bertemu dengannya” jawab Danzel cepat, ia turun dari mobil
Rachel yang tidak suka, akhirnya ikut turun dari mobil dan mengikuti Danzel.
Di pinggir jalan, Rania melihat sosok Danzel yang turun dari mobil bersama seorang gadis.
"Hei, Rania..." sapa Danzel dengan senyumannya yang ramah.
Rania hanya membalas dengan senyum tipis, menutupi berbagai perasaan yang berkecamuk dalam hatinya. tak dapat di pungkiri ia sangat ingin menampar Danzel karena sudah berani menyakiti hati Alice.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Danzel lagi, mencoba melanjutkan percakapan.
"Baik." Rania menjawab dengan nada datar
"Oh ya, Rania, kenalkan... dia pacarku, namanya Rachel," ujar Danzel kepada Rania
"Dan Rachel, ini Rania. dan apakah kau tahu, bunga yang pernah kuberikan kepadamu dulu, Rania yang merangkainya. Semua bunga yang dijual Rania sangat indah dan terlihat mewah."
Rachel menatap Rania dari atas ke bawah dengan tatapan sinis, seolah ingin menunjukkan siapa yang lebih berkuasa dalam situasi itu. Ada sedikit senyuman tipis di wajah Rachel, tapi jelas terkesan meremehkan.
"Oh, jadi kau membelinya darinya ?pantas saja bunganya cepat layu dan sedikit kotor. ternyata menjualnya di pinggir jalan."
"Rachel..."tegur Danzel tidak menyukai ucapan kekasihnya itu
Sedangkan Rachel memutarkan bola matanya malas
Rania menahan napas, merasa ada amarah yang perlahan muncul dalam dirinya. Namun, ia tetap tenang, dan menggerutu."jadi dia gadis yang bernama Rachel, tidak terlalu cantik tapi sombong sekali."
"Emm... Rania, apa kamu punya bunga mawar yang bagus? Aku ingin membelikannya untuk Rachel," ucap Danzel, mencoba mengusir kecanggungan setelah ucapan Rachel tadi
Rania tersenyum menyeringai. "Maaf, Danzel, tapi bunga yang cocok untuk gadis licik dan manipulatif seperti dia mungkin adalah bunga bangkai," jawabnya dengan nada santai tapi penuh sindiran.
Danzel terdiam, kaget mendengar balasan tajam Rania. Sementara Rachel, yang mendengar sindiran itu, memutar tubuhnya dengan cepat dan menatap Rania tajam.
Rania mengangkat bahunya dengan ekspresi tenang dan puas. "Dan sayangnya," lanjutnya dengan senyuman tipis "aku tidak menjual bunga seperti itu."
Rachel mendengus penuh kemarahan, wajahnya memerah,
"Kau membiarkannya berkata begitu padaku, Danzel?" bentak Rachel mengadu
Danzel, yang terlihat sedikit canggung."maaf Rania, kenapa kamu berucap seperti itu?"
Rania menatap Danzel dengan tatapan penuh kekecewaan. Ia tak menyangka, pria yang dulu selalu melindungi Alice kini dengan mudah membela gadis yang jelas-jelas menyakiti sahabatnya.
Kemarahan dan rasa sakit yang ia pendam sejak melihat Alice terluka karena Danzel kini membuncah tak terbendung.
"Apakah mata dan hatimu buta, Danzel?Kau masih saja membelanya? Padahal sudah jelas sekali siapa dia sebenarnya. Gadis licik, penuh tipu daya, yang tak peduli siapa yang dia sakiti untuk mendapatkan apa yang dia inginkan!"
Rachel membelalak, mulutnya terbuka lebar tak percaya jika gadis jalanan seperti Rania berani berkata seperti itu kepadanya
Rania kembali melanjutkan dengan suara yang tegas."Bahkan dia sangat jauh berbeda dari Alice, cinta Alice sangat tulus tanpa pamrih. Tetapi kau lebih mempercayai gadis ini."
Danzel tampak gelisah, ia mencoba berbicara"Rania, Dengar-
Rania tak memberinya kesempatan. "Sudahlah Danzel, aku tahu kau ingin membelanya lagi. persetan dengan apa pun yang terjadi di antara kalian, aku hanya ingin kau mendengar satu hal ini."
Ia mendekat sedikit, menatap Danzel dengan menusuk "Kau telah melakukan kesalahan besar, Danzel. Pilihanmu untuk memilih Rachel dan menyakiti Alice adalah keputusan yang akan kau sesali seumur hidupmu. Kau tidak akan pernah bisa kembali dari itu."
Setelah mengatakan hal itu, Rania bergegas pergi begitu saja tanpa pamit.
sedangkan Rachel terlihat tidak terima dan hendak mengejar Rania."gadis seperti dia harus di beri pelajaran agar menutup mulut sampahnya itu."gerutunya emosi
Tetapi Danzel lebih dulu menahan Rachel, pria itu menatap kepergian Rania yang semakin menjauh. Kata-kata Rania menyentuh sesuatu di dalam dirinya, sesuatu yang selama ini ia hindari untuk dipikirkan. kebencian dan kemarahan terlihat jelas di mata Rania, Danzel memakluminya. Rania adalah sahabat Alice, wajar saja jika dia tidak terima dan melampiaskan kekesalannya kepadanya.
Danzel masih belum mengerti dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya. saat ini dia hanya bisa mencoba menikmati hidupnya dengan sebaik mungkin tanpa memikirkan Alice.
(yang pengen nampar Danzel angkat tangan dong? kok ga sadar-sadar ya. apa jangan-jangan dia di pelet sama Rachel? wkwkwk )
**
Waktu berlalu begitu cepat, hingga tanpa terasa malam hari pun tiba.
Di sebuah kafe terkenal di kota, suasana malam begitu hangat dengan lampu-lampu temaram yang memancarkan suasana romantis.
di halaman depan, Rey dan Rania baru saja tiba. Rania terlihat sangat berbeda malam ini. ia mengenakan baju yang sangat cantik dan pas di tubuhnya membuatnya tampak elegan dan mempesona. Rey saja tiada hentinya memuji dan kagum dengan penampilan Rania.
Rania yang biasanya percaya diri, malam ini tampak sedikit gugup. dan merasa ini terlalu berlebihan, Rey lah yang mengajaknya dan memaksanya untuk pergi, ia juga tidak enak hati karena Rey yang membelikannya pakaian ini, mulai dari sepatu hingga aksesoris lainnya.
Beberapa kali Rey selalu menyakinkan Rania jika dia memang pantas mendapatkan semua itu darinya. pada saat itu Rania tersipu dan merasakan hal yang berbeda. ia merasakan perasaan aneh yang baru pertama kali dirasakannya.
Sebenarnya di dalam kafe itu, ketiga teman Rey yang tak lain Megan, Stella dan Mike berada disana. Awalnya Stella lah yang mengajak Rey untuk berkumpul seperti biasanya di kafe itu. Lalu Rey mengajak Rania untuk menemaninya dan bermaksud mengenalkan Rania kepada teman-temannya
Rey juga mengajak Alice untuk menemani Rania, tetapi sepertinya Alice sedikit terlambat. Sebenarnya Rey sedikit khawatir jika teman-teman nya itu tidak menerima kehadiran Alice dan Rania, Tetapi Rey memastikan akan melindungi mereka berdua.
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih