Tiga sahabat, Reza, Bima, dan Fajar, terjebak dalam sebuah misi absurd di tengah gurun pasir setelah disedot oleh portal misterius. Dengan hanya lima nyawa tersisa, mereka harus menghadapi tantangan aneh dan berbahaya untuk mencapai harta karun legendaris. Setiap kali salah satu dari mereka mati, mereka "respawn" seperti dalam permainan video, tetapi jumlah nyawa mereka berkurang, mendekatkan mereka pada nasib terjebak selamanya di gurun.
Setelah berlari dari kejaran buaya darat dan selamat dari angin puting beliung yang disebut "Angin Putri Balalinung," mereka menemukan helikopter misterius. Meskipun tidak ada yang tahu cara mengendalikannya, Bima mengambil alih dan, dengan keberanian nekat, berhasil menerbangkan mereka menjauh dari bahaya.
"Bro, lo yakin ini aman?" tanya Reza sambil gemetar, memandangi kokpit yang penuh dengan tombol.
Bima mengangguk ragu, "Kita nggak punya pilihan lain, kan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vyann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamat Tinggal, Dunia Game
Reza, Bima, dan Fajar berdiri di tengah jembatan yang aneh, terjebak dalam suasana mencekam. Nafas mereka terengah-engah, dan ketakutan masih membayangi setiap langkah. Mereka tahu, satu langkah salah bisa berujung pada kematian lagi. Dengan nyawa yang semakin menipis, Reza mengambil inisiatif untuk memimpin.
"Kita harus selesaikan ini, nggak ada pilihan lain," ujar Reza dengan tegas, meskipun wajahnya masih terlihat tegang.
Dia menatap jembatan di depannya. Hanya tiga pijakan lagi yang tersisa sebelum mereka bisa keluar dari situasi berbahaya ini. Dengan perlahan, Reza melangkah ke pijakan pertama.
"Benar," gumamnya lega saat pijakan itu tidak runtuh.
Bima dan Fajar dengan cepat mengikuti. Reza menimbang sejenak sebelum memilih pijakan kedua. Lagi-lagi, pilihannya benar, dan mereka semakin dekat dengan akhir jembatan.
"Tinggal satu lagi," desis Bima, memegang napas.
Reza mengencangkan genggamannya pada pedang yang ia bawa, memejamkan mata sesaat sebelum melangkah ke pijakan terakhir. Tepat! Mereka berhasil melewati jembatan tersebut dengan selamat.
"Hore!" teriak Fajar, tak bisa menahan kegembiraannya.
Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, tanpa mereka sadari, jembatan di belakang mereka mulai runtuh dengan cepat. Monster raksasa yang mengejar mereka terjatuh ke dalam jurang bersamaan dengan hancurnya jembatan itu.
"Kita selamat!" seru Bima.
Namun, langkah mereka baru beberapa meter menjauh dari jembatan ketika suara yang begitu menakutkan terdengar dari belakang mereka. Monster itu, meskipun telah jatuh, ternyata masih hidup! Dengan raungan mengerikan, ia kembali mengejar mereka, mencakar-cakar tanah dengan gigi tajam yang siap mencaplok mereka lagi.
"Lariii!!" Fajar berteriak, dan mereka bertiga langsung berlari sekencang mungkin, menelusuri lorong-lorong gelap kastil.
Di depan, mereka melihat pintu besar yang perlahan-lahan menutup. Waktu mereka sangat terbatas, dan mereka harus segera melewati pintu itu sebelum tertutup sepenuhnya. Reza, Bima, dan Fajar berlari dengan sekuat tenaga. Detik-detik terakhir, mereka berhasil menyelinap masuk, tepat sebelum pintu itu tertutup rapat, menghalangi monster yang mengamuk di belakang mereka.
Dengan napas terengah-engah, mereka berhenti sejenak, berusaha menenangkan diri. Saat mereka berbalik ke depan, mata mereka membelalak. Di depan mereka, sebuah peti harta karun berkilauan, memancarkan cahaya yang menerangi ruangan.
"Peti harta karun!" seru Bima penuh kegembiraan.
Mereka bertiga tanpa pikir panjang langsung berlari menuju peti tersebut dan membukanya dengan tangan gemetar. Di dalamnya, hanya ada satu surat yang berisi pesan singkat:
"SELAMAT, KALIAN BERHASIL MENYELESAIKAN TANTANGAN INI."
"Ini... ini benar-benar akhir dari semua ini?" gumam Fajar tak percaya.
Reza, Bima, dan Fajar saling bertatapan, tersenyum lega. Setelah semua yang mereka lalui, semua tantangan berbahaya dan kematian yang berkali-kali mereka alami, mereka akhirnya berhasil.
Tiba-tiba, portal bercahaya muncul di depan mereka. "Portal ini pasti jalan keluar," kata Reza. Tanpa berpikir panjang, mereka bertiga melangkah ke dalam portal tersebut.
Seketika, mereka mendapati diri mereka berdiri di atas pulau yang sangat mereka rindukan—Pulau Hara. Pemandangan laut dan pepohonan menyambut mereka, dan langit biru yang cerah memberi perasaan damai.
"Akhirnya kita kembali," ujar Bima dengan senyum lebar.
Namun, kedamaian itu tak berlangsung lama ketika suara baling-baling helikopter terdengar di atas mereka. Sebuah helikopter besar terbang mendekat dan mendarat di dekat mereka. Dari dalam helikopter, sang komandan yang telah memberi mereka misi awal turun dan berjalan mendekati mereka bertiga.
"Kalian hebat," ujar komandan dengan senyum tipis. "Kalian berhasil menyelesaikan tugas kalian."
Mereka bertiga tersenyum lega. Akhirnya, mereka bisa bebas dari dunia game yang kejam ini. Komandan menyuruh mereka naik ke helikopter terlebih dahulu.
"Masuk, kalian pantas mendapat istirahat."
Reza, Bima, dan Fajar berjalan menuju helikopter dengan perasaan lega, namun sebelum mereka semua naik, sesuatu yang aneh terjadi. Suara ting khas dari dalam game terdengar, tapi hanya komandan yang bisa mendengarnya. Di hadapannya, sebuah peta jatuh dari langit. Komandan meraihnya dan membuka gulungan peta itu. Di dalamnya tertulis dengan jelas:
"SELAMAT DATANG DI DUNIA GAME SEASON 2."
Komandan tersenyum penuh arti sambil menggulung kembali peta tersebut, lalu memasukkannya ke dalam jaketnya. Tanpa berkata apa-apa, ia berjalan menuju helikopter dan bergabung dengan Reza, Bima, dan Fajar.
Helikopter pun lepas landas, terbang menjauhi Pulau Hara yang sunyi, sementara pikiran sang komandan dipenuhi oleh peta misterius yang mungkin membawa mereka ke petualangan berikutnya.
TAMAT.
Kalo di buat season 2 bakal rame gk yah?
Mati pun gk usah khawatir ya, yg penting balik.