Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Malam harinya Felysia sudah berada di rumah dengan mbok Sumi dan juga wulia sedang menunggu kedatangan para rombongan yang berlibur ke pantai tadi, rasanya baru satu hari saja tidak bertemu dengan sang anak membuat Felysia sangat merindukannya bagaimana jika satu minggu, satu bukan bahkan satu tahun jika dia tidak bertemu maka bisa di pastikan Felysia akan sedih dan juga akan hampa.
Tak lama suara klakson mobil membuat Felysia segera keluar dari rumah dan menyambut kedatangan orang yang sangat ia rindukan siapa lagi kalau bukan sang anak Adriel.
"Mama!" pekik Adriel keluar dari dalam mobil dengan senangnya menuju ke arah sang mama, Felysia pun menggendong sang anak saat Adriel sudah sampai di depannya.
Felysia yang melihat sang anak keluar dengan senang pun merasa lega karena dia takut jika sang anak akan rewel karena tidak ada dirinya di sana namun ternyata Felysia salah ternyata anaknya sangat senang sekali.
"Anak mama kayaknya seneng banget sih," sahut Felysia melihat Riel sang anak tersenyum.
"Iya, ma. iel seneng banget tadi aunty suci bawa iel ke pantai yang banyak pasil nya," ucap Adriel dengan suara cadelnya yang belum bisa lancar bicara huruf R.
"Wah enak dong," sahut Felysia.
"Iya, ma." jawab Riel dengan antusias.
"Aduh fel sumpah anak kamu ya banyak tanya mbk sampek bingung mau jawab gimana, mana tanyanya yang susah susah mbk jelasin lagi kan tambah puyeng nih otak!" ucap mbk Mala yang sedikit kewalahan dengan pertanyaan sang anak.
"Maaf ya mbk kalau Riel nyusahin mbk Mala dan mbk suci," tutur Felysia merasa tidak enak.
"Kamu ini kenapa sih, kit agak papa kok jaga in Riel." balas mbk suci tidak suka dengan ucapan Felysia tadi.
"Makasih ya mbk sudah jagain Riel," ucap Felysia berterima kasih kepada mbk Mala dan mbk suci.
"Iya, fel. Kayak sama siapa aja deh," ucap mbk Mala yang merasa senang bisa bantu Felysia mengurus sang anak karena mbk Mala tahu Felysia pasti capek harus mengurus anak dan juga bekerja.
"Kamu nakal gak sayang sama aunty aunty?" tanya Felysia langsung mendapat gelengan dari sang anak.
"Enggak dong ma, tadi iel nurut banget sama aunty Mala dan aunty suci ya kan aunty?" sahut Riel kepada sang aunty.
"Iya kok fel tadi Riel nurut banget bahkan gak nangis sama sekali padahal Amanda udah nangis dari tadi karena panas tapi anak kamu lihat dia tadi kepanasan tapi sekarang malah kulit kita yang item kulit anak kamu masih putih putih aja deh," ucap mbk suci merasa curang karena yang dari tadi di pantai itu Riel dan juga sang suami dan Amanda sang anak tetapi yang kelihatan item malah dirinya Sedangkan Riel tetap saja putih, dasar emang bibit unggul kali ya.
"Hehe mbk bisa aja, kalau begitu Riel pinter dong." sahut Felysia merasa bangga karena sang anak sudah bisa di tinggal tanpa nya.
Mereka pun kembali ke rumah masing masing dengan Felysia yang memandikan Adriel sang anak, karena sudah malam sehingga Felysia pun memandikan Adriel dengan air hangat karena dia takut nanti anaknya akan sakit jika menggunakan air dingin.
Setelah itu Felysia pun menidurkan Adriel karena Felysia tahu kalau sang anak pasti capek setelah bermain air seharian dan juga berlibur seharian. Setelah memastikan Adriel aduhai tidur Felysia pun keluar dari kamarnya dan ingin ke dapur karena jujur dari tadi siang dia belum makan sama sekali karena tidak enak dan selalu memikirkan sang anak namun sekarang Adriel sudah kembali jadi dia mulai merasa lapar saja bahkan dia tidak jadi untuk memberikan baju yang sudah ia beli tadi karena melihat sang anak sangat kecapekan tadi.
Saat keluar kamar suasana sangat sepi karena sekarang sudah sekitar jam sebelas malam, biasanya memang orang rumah tidur jam sembilan atau sepuluh sehingga sekarang sudah sepi saja, dengan pelan Felysia menuju ke dapur dan mencoba membuat mie instan yang mudah di buat karena dia sudah kelaparan.
Saat mie sudah jadi dan Felysia akan menyantap masakannya mbok Sumi datang ke dapur karena mencium aroma masakan beliau mengira ada barang yang terbakar.
"Astaga nduk, mbok kira tadi ada yang kebakaran," sahut mbok Sumi mendekati Felysia.
"Hehehe, maaf mbok Felysia pasti bangunin mbok ya." sahut Felysia dengan wajah tidak enaknya.
"Gak papa kok nduk, kebetulan juga mbok mau ke kamar mandi," sahut mbok Sumi ke kamar mandi menuntaskan hajat nya.
Tak lama mbok Sumi pun selesai dan keluar dari kamar mandi dan duduk di samping Felysia yang baru saja selesai makan dan sedang memakan buah yang kebetulan oleh oleh mbk Mala tadi.
"Nduk," panggil mbok Sumi.
"Iya, mbk. Ada apa?" tanya Felysia.
"Kamu gak capek apa kerja sambil ngurus rumah dan juga anak?" tanya mbok Sumi merasa kasihan dengan Felysia.
"Fely gak papa kok mbok, semuanya bisa fely kerjain yang penting Adriel, mbok sama mbk Mala tidak kenapa-kenapa." ucap Felysia dengan serius.
"Nduk kamu gak kasihan sama Adriel, dia tidak pernah bertemu dengan ayahnya apakah tidak apa-apa untuknya?" tanya mbok Sumi tiba-tiba dan membuat Felysia kaku tak bisa bergerak.
"Nduk, mbok tahu kalau kamu belum siap untuk mengungkapkan semuanya tetapi takutnya jika nanti Riel sudah besar dan dia mencari ayahnya bagaimana nduk? Kamu harus memikirkan hal itu nduk," lanjut mbok Sumi kemudian meninggalkan Felysia yang masih belum di tempat.
Felysia tahu hal ini akan segera terjadi dan Felysia tidak berharap bahwa hal ini akan terjadi sekarang karena dia belum siap jika harus mengungkapkan jadi diri Adriel kepada mantan bos nya itu karena dia takut jika Adriel akan di pisahkan dari dirinya.
Memikirkan hal itu tiba-tiba air mata Felysia jatuh tak terbendung, bagaimana jika Zico akan mengambil Adriel darinya setelah tahu yang sebenarnya, jujur ia belum siap akan hal tersebut.
Pagi harinya Felysia sudah bangun seperti biasanya, saat dia masuk ke kamar dia melihat Riel yang sudah bangun dengan wajah cemberut nya membuat Felysia penasaran.
"Ada apa sayang?" tanya Felysia duduk di samping Adriel.
"Ma, tadi Adriel mimpi ketemu papa!" sahut Adriel dengan senangnya namun sebaliknya Felysia malah merasa sangat terkejut hingga kaku di tempat.
"Mimpi gimana sayang?" tanya Felysia penasaran dengan mimpi sang anak.
"Tadi iel mimpi kalau papa datang dan bawa kita pergi ke rumah mewah ma terus papa bilang gak akan ninggalin kita lagi," sahut Riel dengan wajah polosnya.
"Udah yang gak usah di bahas lagi itu, nanti kalau papa udah selesai kerjanya papa basti bakalan datang jemput kita kok ya sayang jadi kamu gak boleh nakal kalau kamu nakal papa gak akan jemput kita," sahut Felysia.
"Siap, ma." jawab Adriel dengan tangannya yang memberikan hormat.
Setelah itu dia pun mandi sendiri karena dia tidak rewel jadi mudah melakukannya sendiri namun kalau sedang rewel sangat sudah sekali.
.
.
Bersambung..........
kurang konsen penulisnya
.agak bertele2 juga.....bos kayaraya nyari bukti nyeliki aja dak berhasil