NovelToon NovelToon
Hanya Tentang Waktu

Hanya Tentang Waktu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: mamy charmy

Kita semua punya keinginan tapi semesta punya kenyataan.

Bruuaaakk

"Aduh.... ". ringis seorang gadis yang bernama Eliana Hira Adipura atau sering di sapa El.

"Kamu gak papa nak? ". tanya seorang ibu paruh baya dengan sigap menolong El yang terjatuh.

"Maaf ya nak, karena menghindari ibu kamu jadi jatuh dan terluka begini ". ucap ibu itu dengan nada tak enak hati.

"Gak apa-apa bu, hanya luka ringan saja kok, nih lihat masih bisa loncat-loncat kan? ". ucap Eliana dengan melompat-lompat kecil membuktikan bahwa dia baik-baik saja.


selamat membaca......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamy charmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2

Drrt drrt drrt

"Ya hallo.... ". El mengangkat telepon dari nomer yang tak di kenal.

".........".

"Apa? dimana? ". dengan wajah yang sudah berkaca-kaca.

"........".

"Baiklah, kami akan segera ke sana, tolong di bantu dulu Pak". ucapnya dengan panik dan menutup teleponnya.

Tak tak tak

El berlari menuju kamar sang Mama untuk memberitahukan kabar yang baru saja ia terima di telepon.

Tok tok tok

"Ma..... mama.... ".

Ceklek

"Ada apa sih El? gak lihat ini udah malam? teriak-teriak kayak orang kesetanan? ". marah Mama menatap tajam El yang sudah mulai berkaca-kaca lagi matanya.

Mama melihat El berkaca-kaca mulai panik, pasalnya seberapa keras pun dia memukul El dia tidak melihat ada air mata satupun yang keluar dari Netra coklat anaknya itu. tapi, apa ini?

"Katakan! ada apa? ". dengan suara yang bergetar dan sedikit panik ia masih bertanya.

"Katakan El!!! jangan diam saja". teriaknya menggema di tengah kesunyian ini.

"Pa.... papa..? kecelakaan ma". ucapnya dengan tangisan yang sudah pecah menatap mamanya.

"Ngomong apa kamu ha? gak, gak mungkin papamu ninggalin kita gitu aja". ucapnya dengan tubuh gemetar hebat dan air mata yang sudah merembes ke pipi keriputnya.

"Sekarang papa ada di Rumah sakit ma, mama mau ikut aku ke sana atau mau nunggu di rumah? ". tanya El pelan mengerti dengn kondisi sang mama yang masih shock mendengar berita ini.

"Mama ikut! ". ucapnya tegas.

"Terus Dikta sama siapa? dia sedang tidur kan". jawab El menatap mamanya yang terlihat sangat kacau tak jauh beda dengan dirinya.

"Kita bangunin, mama bilang dulu ke dia agar di rumah saja setelah itu kita pergi". jelas mama.

"Ok kalau gitu, aku ke depan dulu siapin motor nya ". setelahnya El pergi keluar rumah dan bersiap.

Tak lama pun Mama datang dan udah siap berangkat.

"Ayo El cepetan". ucap mama yang sudah gak sabaran.

"Iya ma, pintunya udah di tutup belum? ". tanya El, meski sama-sama panik tapi El masih harus berpikir dingin. Dia sebisa mungkin bersikap tenang agar keadaan tidak bertambah kacau.

"Udah, Dikta udah bangun biar dia yang tutup". jelas mama.

Setengah jam berlalu dan kini El dan sang mama sudah sampai di Rumah sakit, mereka segera berlari masuk untuk bertanya ada suster jaga.

Tak tak tak

merek berdua berlari menuju ruangan yang telah di beritahukan oleh suster jaga tadi.

Hosh hosh hosh

Huuft

"Maaf Pak dengan korban atas nama Kalingga Adipura". ucap El mewakili sang mama.

"Oh, mbak yang saya telepon tadi? ". ucap salah satu polisi memastikan.

"Benar Pak, saya". jawab El dengan tenang.

"Mohon maaf, atas nama Bapak Kalingga Adipura di nyatakan meninggal dunia setelah sampai Rumah sakit ". Ucap pak polisi bak petir menyambar dengan cepat.

"Ini barang-barang korban". lanjut nya.

"Bagaimana kronologi nya pak? ". ucap El setelah berhasil mengendalikan diri, dia masih tampak sangat tenang tanpa ada tetes air mata yang keluar, lagi.

"Menurut saksi Bapak Kalingga sedang berhenti di bahu jalan untuk mengambil barang beliau yang jatuh, tiba-tiba ada mobil melaju dengan cukup kencang ke arah beliau dan terjadilah kejadian naas seperti yang kita ketahui sekarang". jelas polisi tersebut.

El tak sanggup menyembunyikan kekagetannya menutup mulut nya yang terbuka dengan kedua tangannya. Sang mama sudah pingsan mendengar penjelasan dari polisi dan di baringkan diruangan yang kosong.

"Lalu bagaimana dengan pelaku? tidak mungkin dia akan bebas begitu saja kan Pak? ". ucapnya dengan tangan terkepal kuat.

"Apa pengemudi sedang dalam kondisi tidak baik atau mabuk? ". selidik El.

"Pelaku sekarang juga sedang dalam perawatan dan menurut keterangan dari beliau, ada yang memutus kabel remnya menyebabkan rem blong ,ada yang berniat mencelakai beliau, beliau juga akan bertanggung jawab penuh". ucap petugas.

"Baik Pak, saya tunggu kabar selanjutnya dari Bapak, dan..... bagaimana dengan jenazah papa saya? ". tanya El.

"Jenazah Bapak Kalingga akan di mandikan dan di bawa ke rumah duka, semua sudah di tanggung oleh tuan Lio".

"Baik Pak, tolong kawal kasus ini sampai selesai".

"Baik, kalau begitu saya permisi dulu melanjutkan tugas ". ucap petugas dengan menyalami El untuk pamit.

"Baik pak, terimakasih". balasnya.

El pergi ke ruangan dimana sang mama di baringkan, dan ternyata mama udah sadar dari pingsannya dan terlihat terbengong dengan air mata yang terus menetes.

"Ma.... kita harus ikhlas kalau memang ini jalannya, ini adalah takdir yang harus kita terima, bukankah semua orang juga akan pergi? kita hanya menunggu giliran saja ma". jelas El dengan sabar dan wajah sendu, dia tidak boleh menangis, dia harus tegar.

Melihat mamanya seperti ini dia tidak boleh menangis apalagi rapuh, siapa yang akan mengurus semuanya kalau semua tumbang.

Tok tok tok

"Maaf mengganggu, jenazah sudah selesai di mandikan dan akan kami bawa ke rumah duka". ucap petugas jenazah yang sudah selesai dengan segala urusannya.

"Baik pak, saya bawa motor dan biar mama saya ikut ambulance ". pinta El pada petugas.

"Baik, mari mbak".

"Ayo ma, kita bawa papa pulang". ajak El menuntun sang mama yang hanya di respon anggukan saja.

Wiu wiu wiu

Semua warga yang belum tidur mendengar suara ambulans mendekat langsung beranjak dan melihatnya, siapa yang ada di dalam mobil ambulans itu pikir mereka.

"Hah? bukannya itu El? ". ucap salah satu bapak-bapak menunjuk ke arah El yang menaiki motornya dan di ikuti mobil ambulans di belakangnya.

"mana? oh iya, siapa ya kira-kira dan ada apa? ". banyak kata saling bersaut terdengar disana.

El yang melihat pada kumpulan Bapak-bapak yang ada di post lantas turun dan memberikan instruksi pada petugas ambulans lantas beranjak memberitahu kabar duka ini pada mereka untuk di siarkan.

"Assalamualaikum pak". ucap El

"El, siapa yang sakit? ". tanya pak Bambang selaku ketua Rt.

"Papa saya kecelakaan Pak, bisa tolong bantu kami untuk mengurus pemakaman Papa saya? ". ucap El dengan sendu, tak ada senyuman maupun tangisan yang ada hanya wajah sendu, lelah dan sedih yang teramat dalam.

"Innalillahi wainnailaihi roji'un...... ". ucap mereka semua terkejut dan serempak mengucapkannya.

"Tolong bantuannya ya Pak". ucap El sedikit membungkukkan badannya.

"Iya, iya, kamu tenang saja, sekarang kamu pulang dulu saya akan menyiarkannya di musholla". ucap salah satu Bapak yang ada di sana.

"Terimakasih... saya permisi". jawabnya dan kembali ke rumahnya dan mulai menyiapkan segalanya.

El pun juga mulai sibuk menelpon semua keluarga yang mereka miliki dan tak lupa mengabari para sahabatnya.

Sedang sang mama belum sanggup menerima kenyataan yang begitu mengejutkan baginya,membuatnya sebentar-sebentar pingsan. Beruntung sang adik Dikta sudah ditugaskan El untuk menemani sang mama jadi El bisa membantu dan menemui para pelayat.

"Gimana nak El? sekarang sudah jam 11 malam, banyak warga yang sudah tidur, bagaimana kalau kita makamkan besok pagi saja? ". jelas pak Rt.

"Baik pak, mana baiknya saja, mohon bantuannya". ucap El yang terlihat sudah sangat lelah, apalagi luka yang ada di tubuhnya akibat terjatuh dan di pukul mama nya terkadang terasa perih.

Lantas sebagian warga yang sudah datang kembali ke rumah masing-masing dan sebagian menemani El di rumahnya.

Drrt drrt drrt

1
siti Hasanah
waaah.... hebat
mei hua
siaap, trimakasih dukungannya atas karya ini. 😀
Didi Suudi
lanjuut
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Canzel Duha
ijin promo judul
"aku, kamu dan toleransi
Canzel Duha
cerita sangat menarik,
Sophia Gultom
selain anak setan dipanggil juga anak monyett hadehhh Bu
Sophia Gultom
kasar banget manggilnya anak setan 😕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!