NovelToon NovelToon
Mira: Jiwa Api, Darah Malam

Mira: Jiwa Api, Darah Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Vampir
Popularitas:824
Nilai: 5
Nama Author: revanyaarsella

Mira Elvana tidak pernah tahu bahwa hidupnya yang tenang di dunia manusia hanyalah kedok dari sesuatu yang jauh lebih gelap. Dibalik darahnya yang dingin mengalir rahasia yang mampu mengubah nasib dua dunia-vampir dan Phoenix. Terlahir dari dua garis keturunan yang tak seharusnya bersatu, Mira adalah kunci dari kekuatan yang bahkan dia sendiri tak mengerti.

Ketika dia diculik oleh sekelompok vampir yang menginginkan kekuatannya, Mira mulai menyadari bahwa dirinya bukanlah gadis biasa. Pelarian yang seharusnya membawa kebebasan justru mempertemukannya dengan Evano, seorang pemburu vampir yang menyimpan rahasia kelamnya sendiri. Mengapa dia membantu Mira? Apa yang dia inginkan darinya? Pertanyaan demi pertanyaan membayangi setiap langkah Mira, dan jawabannya selalu membawa lebih banyak bahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon revanyaarsella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19: Kebenaran yang Tak Terduga

Hujan yang deras masih mengguyur kota, tapi di dalam kepala Mira, semua suara teredam oleh pikirannya yang terus berputar. Kata-kata Evano terus terngiang di telinganya, seolah-olah mengguncang seluruh dasar hidupnya. Phoenix? Vampire? Semua ini terasa seperti mimpi buruk yang sulit dipecahkan. Dia merasa dunia yang selama ini dia kenal mulai hancur, tapi anehnya, ada bagian dari dirinya yang merasa bahwa ini adalah kebenaran yang tak bisa lagi dia tolak.

Mereka berjalan pelan di bawah bayang-bayang gedung tua yang sudah mulai rapuh dimakan waktu. Meski Mira masih diselimuti oleh kebingungan, Evano tampak tenang dan penuh percaya diri, seakan-akan dia sudah tahu apa yang akan terjadi sejak lama.

“Jadi… kau sudah tahu siapa aku selama ini?” tanya Mira, suaranya pelan, hampir tenggelam dalam deru hujan. Dia tidak menatap Evano, terlalu takut untuk melihat reaksinya. Di dalam hatinya, dia berharap ini semua hanyalah kesalahpahaman, bahwa dia hanya gadis biasa yang kebetulan berada di waktu dan tempat yang salah.

Evano menoleh sedikit, menatap Mira dari sudut matanya. "Aku sudah tahu tentangmu sejak kekuatanmu mulai tumbuh, sejak tanda-tanda pertama kali muncul."

Mira merasakan sesuatu yang aneh mendesak di dalam dirinya. "Sejak kapan itu? Sejak kapan kau... mengawasiku?"

Evano tampak ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Sudah beberapa tahun. Kau mungkin tidak menyadarinya, tapi kekuatanmu mulai bangkit sejak usia remajamu. Aku ditugaskan untuk memastikan bahwa kau tidak jatuh ke tangan yang salah."

Mira terdiam. Dia memproses kata-kata Evano, mencoba mencernanya satu per satu. Dia pernah merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya, terutama ketika emosi terlalu kuat, tapi dia selalu mengabaikan hal itu. Seperti saat dia merasa tubuhnya panas ketika marah atau ketika dia melihat bayangan bergerak dengan sendirinya saat dia ketakutan. Semua peristiwa itu, baginya, hanyalah perasaan sesaat yang tidak pernah dia hiraukan.

"Tapi kenapa aku? Kenapa aku yang memiliki kekuatan ini?" tanya Mira lagi, kali ini dengan nada yang lebih putus asa. "Aku tidak pernah ingin menjadi bagian dari semua ini. Aku hanya ingin hidup normal."

Evano berhenti berjalan, memutar tubuhnya hingga kini dia menghadap Mira langsung. Tatapannya serius, seolah dia berbicara tentang hal yang paling penting dalam hidupnya. "Mira, kau tidak bisa memilih ini. Kau terlahir dengan darah Phoenix dan vampire mengalir di tubuhmu. Kau adalah hasil dari dua dunia yang berbeda, dan kau punya peran besar dalam perang yang sedang terjadi."

Mira tertegun. "Perang? Apa yang kau maksud dengan perang?"

"Pertarungan antara dua kekuatan besar—Phoenix dan vampire—selalu ada sejak zaman dahulu," jelas Evano, suaranya rendah tapi penuh ketegasan. "Phoenix adalah makhluk cahaya, kebangkitan, dan kehidupan. Sementara vampire adalah makhluk kegelapan, bayangan, dan keabadian. Kedua kekuatan ini selalu bertentangan. Dan kau, dengan darah keduanya, bisa menjadi kunci yang akan menentukan keseimbangan antara dua dunia itu."

Mira hanya bisa menatapnya, perasaannya campur aduk antara marah, takut, dan bingung. "Jadi aku hanya... alat? Alat untuk perang mereka?"

Evano menggelengkan kepalanya, menatap Mira dengan lebih lembut sekarang. "Kau bukan alat, Mira. Kau lebih dari itu. Tapi karena darah campuran dalam dirimu, kau memiliki potensi untuk mengubah segalanya. Itulah kenapa mereka mencarimu. Kedua belah pihak tahu bahwa kau bisa menjadi kekuatan yang tak terhentikan, tapi hanya jika kau belajar mengendalikan dirimu."

Mira terdiam lagi. Kata-kata Evano begitu besar, begitu berat, hingga terasa seperti beban yang tak mungkin dia pikul. Namun di balik itu semua, ada sesuatu yang membuatnya penasaran. "Bagaimana kau bisa tahu semua ini? Apa peranmu dalam semua ini?"

Evano terlihat ragu sesaat sebelum akhirnya berbicara. "Aku berasal dari Klan Vampir. Aku dikirim oleh Dewan Tertinggi untuk menemukanmu dan memastikan kau tidak jatuh ke tangan mereka yang ingin menggunakanmu untuk tujuan buruk."

Mira merasa jantungnya berhenti sejenak. "Kau... vampire?"

Evano mengangguk pelan. "Ya."

Mira mundur satu langkah, insting pertahanan dirinya mulai muncul. Di dalam bayangan hujan, sosok Evano tampak lebih misterius, lebih berbahaya dari sebelumnya. "Jadi kau berbohong selama ini? Kau hanya berpura-pura ingin membantuku, padahal sebenarnya kau bekerja untuk mereka?"

Evano menatap Mira dengan tenang, seolah sudah menduga reaksi ini. "Tidak, Mira. Aku tidak berpura-pura. Aku memang dikirim oleh klanku, tapi setelah melihatmu, mengenalmu, aku tahu bahwa aku tidak bisa membiarkan mereka mengendalikanmu. Kau harus punya kendali atas dirimu sendiri, bukan mereka."

Mira masih belum yakin. "Bagaimana aku bisa mempercayaimu? Kau bilang kau dari klan vampire, salah satu pihak yang mungkin ingin memanfaatkan kekuatanku."

"Aku memang berasal dari mereka, tapi aku tidak mengikuti jalan mereka. Itu sebabnya aku di sini, berdiri di hadapanmu, untuk memastikan kau bisa membuat pilihanmu sendiri," kata Evano, matanya masih penuh ketulusan yang sulit ditolak.

Mira ingin marah, ingin mengusir Evano, tapi ada sesuatu dalam tatapan pria itu yang membuatnya berhenti. Ada kesedihan di matanya, seolah dia juga terjebak dalam sesuatu yang lebih besar daripada dirinya sendiri. "Jika kau bukan musuh, lalu siapa yang harus kuwaspadai?" tanya Mira akhirnya, suaranya lebih lembut namun tetap waspada.

Evano menatap ke kejauhan, seolah ada sesuatu yang menghantui pikirannya. "Ada faksi dari kedua belah pihak yang ingin memanfaatkanmu. Sebagian dari klan vampire, dan sebagian dari kaum Phoenix. Mereka percaya bahwa dengan mengendalikanmu, mereka bisa menang dalam perang ini."

Mira merasakan rasa takut yang lebih dalam. "Jadi mereka semua akan datang untukku?"

Evano mengangguk. "Mereka sudah mencari jejakmu. Itu sebabnya kau harus belajar mengendalikan kekuatanmu secepat mungkin. Jika tidak, mereka akan menemukanmu sebelum kau siap."

Mira terdiam, merenungkan apa yang baru saja ia dengar. Dia tidak pernah meminta ini. Tidak pernah menginginkan kekuatan atau takdir besar yang datang bersama darahnya. Dia hanya ingin hidup normal, menjalani hari-harinya seperti orang biasa. Tapi kini dia tahu, tidak ada jalan kembali.

"Aku... aku tidak tahu harus bagaimana," Mira mengaku dengan suara lirih. "Semua ini terlalu besar untukku."

Evano melangkah lebih dekat, kali ini dengan hati-hati, seolah dia tidak ingin Mira merasa terancam. "Kau tidak sendiri, Mira. Aku di sini untuk membantumu. Aku akan mengajarimu bagaimana mengendalikan kekuatanmu, bagaimana menghadapi mereka yang akan datang."

Mira menatap Evano, mencoba menemukan jawaban di matanya. Ada kejujuran di sana, tapi juga misteri yang mendalam. Meski begitu, dia merasa tidak punya pilihan lain. Jika dia benar-benar akan menjadi pusat dari semua ini, maka dia harus belajar. Jika tidak, nasibnya akan berada di tangan orang lain.

"Baik," kata Mira akhirnya. "Aku akan belajar. Tapi jangan pernah berpikir untuk memanfaatkanku."

Evano tersenyum tipis, sebuah senyum yang penuh makna. "Aku berjanji, aku hanya akan membantumu menemukan jalanmu sendiri."

Dan di tengah malam yang masih diliputi hujan deras, Mira tahu bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Dengan Evano di sisinya, dia harus menghadapi kebenaran tentang siapa dirinya, tentang darah yang mengalir dalam tubuhnya. Dan dia harus bersiap, karena perang yang sedang mendekat tidak akan menunggu.

Namun, di balik rasa takut dan kebingungannya, ada rasa penasaran yang mulai tumbuh dalam diri Mira. Siapa sebenarnya Evano? Apa yang membuatnya begitu yakin untuk membelot dari klannya? Dan apakah dia benar-benar bisa dipercaya?

Mira tidak tahu jawabannya sekarang, tapi satu hal yang pasti—ini baru awal dari perjalanannya. Dan Evano, dengan semua rahasia yang disembunyikannya, akan menjadi bagian penting dari takdir yang harus dia hadapi.

1
Yurika23
aku mampir ya thor....bagus ceritanya..penulisannya juga enak dibaca...lanjut terus Thor..
Yurika23: gak membingungkan kok kak...semangat terus...
Revanya Arsella Nataline: iya, makasih
maaf kalau agak membingungkan
total 2 replies
Afiq Danial Mohamad Azmir
Tidak sabar untuk mengetahui bagaimana kisah ini akan berakhir. Semangat thor! 💪
Revanya Arsella Nataline: makasih, maaf kalau kurang nyambung
total 1 replies
Ngực lép
Semoga semangatmu selalu terjaga agar bisa sering nulis, thor 💪
Revanya Arsella Nataline: makasih, semoga suka dengan ceritanya soalnya masih pemula
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!