Cinta Terakhir Alice

Cinta Terakhir Alice

Sekolah menengah atas Bina Bangsa

Matahari terbit dengan sinar hangatnya menyinari bumi, suasana pagi terasa damai dan menyejukkan hati.

Di sebuah sekolah,

suara riuh rendah para siswa yang bersemangat memenuhi udara, menandakan awal hari yang sibuk di sekolah menengah atas. Puluhan siswa berseragam putih abu-abu berjalan bersama sembari membawa tas ransel di pundak mereka.

Seorang gadis cantik dengan pahatan wajah yang nyaris sempurna, kulit putih cerah, bulu mata indah dan juga bibir tipis alami. memiliki tinggi badan yang cukup di semapai di usianya yang menginjak 18 tahun. 

Pada dasarnya gadis itu memiliki pesona yang luar biasa dan mempesona, tetapi tidak ada satupun orang yang bisa melihat pesona yang telah disembunyikannya. Gadis culun berkacamata tebal dengan rambut yang selalu di ikat kepang di kedua sisi, Alice Catlyn adalah namanya.

"Selamat pagi Alice...!"sapa seseorang yang menghampirinya 

"Pagi..."balas Alice tersenyum manis 

"Bagaimana malam mu tadi? Apakah tidurmu nyenyak?" Tanya seseorang itu sembari berjalan berdampingan memasuki bangunan sekolah 

Alice hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum sembari membenarkan kacamata tebal nya

"Baguslah, tidur yang cukup di malam hari itu sangat baik bukan? supaya pagi harinya bisa berkonsentrasi dalam belajar." Lanjut pemuda tampan itu 

Alice hanya tersenyum

Danzel Zaferinno, Nama pemuda yang memiliki paras tampan rupawan dengan sejuta pesona. Karena ketampanannya dan sifatnya yang mudah bergaul bersama siapa saja, ia di kenal sebagai siswa terpopuler di sekolah itu.

Danzel dan Alice mengobrol ringan sembari berjalan menuju ruangan kelas bersama.

**

Sesampainya di dalam kelas, 

Suasana kelas sangat ramai di penuhi dengan kegembiraan dan keceriaan. beberapa siswa berkumpul dengan antusias yang tinggi, berbincang-bincang dan tertawa bersama. sebagian siswa tampak duduk di bangku masing-masing mengerjakan tugas mereka yang terlupa. 

sebagian lainnya berdiri dan duduk di sekitar meja, berbagi cerita dan mengobrol ringan. termasuk ke empat siswa yang terdiri dari dua orang laki-laki dan dua orang perempuan yang saat ini sedang berkumpul di sebuah bangku milik seseorang.

"Menyingkir lah bung, pemilik bangku sudah datang." ujar Danzel kepada teman-teman yang berkumpul di sekitar kursi miliknya

"Siap yang mulia."jawab salah satu pria mempersilahkan Danzel untuk duduk sedangkan yang lainnya hanya tersenyum menyambutnya 

Dahi Danzel berkerut"Bukankah aku sudah menyuruh kalian semua pergi? Kenapa kalian tidak segera pergi ke bangku kalian masing-masing!" ulang Danzel melihat teman-temannya  yang masih berada di sekitar bangkunya 

"Kenapa memangnya? bangkumu sudah kosong dan kau sudah bisa duduk."balas teman Danzel 

Danzel menghela nafas kasar

"Pemilik bangku ini bukan hanya diriku saja!Tetapi Alice juga"ucapnya 

Alice yang sedari tadi ada di samping Danzel hanya diam dan menunduk saja.

"Hei cupu! Kau mau duduk?" Cetus salah satu teman Danzel yang bernama Rey berbicara kepada Alice

"T-tidak, kalian duduk disini saja tidak apa-apa. Aku akan tetap berdiri sampai jam pelajaran dimulai." cicit Alice tetap menundukkan pandangannya

"Dengar? Dia saja tidak mau duduk." ucap Rey tersenyum remeh

"Rey!" Danzel memberikan tatapan tajamnya kepada Rey dan juga yang lainnya 

"Ho-o santai bung, baiklah-baiklah kami akan pergi."

salah satu dari mereka yang bernama Stella mengotori bangku alice dengan cara menghentakkan sepatunya sehingga meninggalkan bekas jejak kotor.

Alice yang melihat hal tersebut hanya bisa diam dan membiarkannya. lain halnya dengan Danzel, pria itu tidak terima dan mengeram kesal melihat ulah salah satu temannya.

bukannya merasa bersalah, seseorang yang mengotori tempat duduk Alice malah tertawa mengejek. di susul gelak tawa teman-teman yang lainnya.

ke empat siswa itu beranjak pergi dan ingin kembali ke bangku masing-masing, tetapi sebelum itu Danzel menarik ujung baju salah satu temannya dan menahannya.

"Bersihkan!" perintah Danzel dengan penuh peringatan

"Tidak mau, suruh saja pemilik bangku yang membersihkannya sendiri." balas Stella tengil sembari melirik Alice

"Tidak apa-apa Danzel, biar aku saja yang akan membersihkannya." sahut Alice 

Danzel tak menanggapi ucapan Alice "Aku bilang bersihkan ya bersihkan! Apa kau tidak dengar!" bentak Danzel kepada temannya itu

Seisi kelas terkejut mendengar bentakan Danzel, termasuk ke empat teman dekat Danzel dan juga Alice.

Rey memerintahkan Stella untuk segera membersihkan bangku Alice. ia lebih memilih mengalah karena takut dengan kemarahan Danzel.

"Duduklah Alice." ujar Danzel mempersilahkan Alice untuk segera duduk

"Terimakasih Danzel."

sedangkan ke empat teman Danzel sudah kembali ke bangku mereka masing-masing.

"Lihatlah lagi-lagi Danzel membela si cupu itu!"seru gadis yang bernama Megan

"sebenarnya mantra apa yang diberikan si cupu kepada Danzel sehingga Danzel mau berteman dengannya!"timpal Stella

"ntahlah padahal dia tidak menarik sama sekali."lanjut pria bernama Mike

"ya benar, seharusnya gadis cupu seperti dia tidak pantas mempunyai seorang teman."balas Megan sekali lagi

Sedangkan Rey hanya terdiam

itulah percakapan mereka yang tidak menyukai Alice. 

Jam pelajaran dimulai, seorang guru memasuki ruangan kelas dan mulai menjelaskan pelajaran.

***

Kring....kringg....bel berbunyi menandakan jam istirahat pertama telah tiba

"Al apakah kamu tidak ingin pergi ke kantin?" ajak Danzel kepada Alice 

"Tidak, aku ingin di kelas saja."

"hmm baiklah, aku akan pergi ke kantin dulu." pamit Danzel dibalas anggukan oleh Alice

Danzel hendak pergi tetapi sebelum itu...

"Dengar satu hal ini Alice, saat aku pergi dan jika teman-teman berbuat sesuatu kepadamu. jangan segan untuk mengadu kepadaku." Ujar Danzel

"Mereka tidak akan melakukannya." balas Alice

"Benarkah? aku tidak yakin."

"Jangan khawatir, Pergilah." kata Alice meyakinkan Danzel 

Danzel mengangguk dan melangkahkan kakinya pergi bersama beberapa teman sekelasnya yang juga akan pergi ke kantin sekolah.

Alice tersenyum menatap kepergian Danzel, hanya lelaki itulah satu-satunya siswa yang mau berteman dengannya.

**

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 sore, 

para siswa mulai bergerak merapihkan barang-barang mereka, mengemas buku dan alat tulis ke dalam tas mereka dengan cepat. 

suara riuh mengisi ruangan saat para siswa berjalan santai, sementara yang lain sedikit berlari kecil menuju pintu keluar. ada rasa gembira dan antusias yang terasa karena mereka tahu bahwa sekarang adalah waktu untuk pulang dan bersantai setelah seharian belajar.

"Alice tunggu!" henti Danzel menyusul Alice yang sudah berada di pintu kelas

Alice menghentikan langkahnya dan tersenyum melihat Danzel yang menghampirinya."ada apa?"tanyanya

"tidak apa-apa, hanya ingin berjalan bersama"

"Kamu tidak berjalan bersama teman-teman mu saja?" ucap Alice

"Tidak."

Rey, Mike, Stella dan juga Megan berjalan menuju pintu melewati Danzel dan Alice.

"Danzel, Kita pulang lebih dulu."sapa Rey menepuk pundak Danzel, tetapi sorot matanya melirik tajam ke arah Alice 

"ya baiklah, hati-hati kalian semua."balas Danzel

Rey beserta rombongannya, berjalan melewati pintu. Megan yang berjalan paling belakang, sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Alice.

Brukkk

"Kendalikan jalanmu Megan." tegur Danzel menahan tubuh Alice yang hampir terjatuh karena tabrakan Megan

"upss sorry, tidak sengaja." dalih Megan tertawa kecil kemudian pergi begitu saja

Danzel hanya menghela nafas panjang."Kamu tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa Danzel." balas Alice 

"Yasudah ayo kita pulang." ajak Danzel dibalas anggukan oleh Alice

Selama ini hanya Danzel saja satu satunya teman sekolah yang sangat peduli kepada Alice. ya Alice merasa sangat beruntung memiliki teman seperti Danzel, lelaki itu selalu saja melindunginya dan menjaganya dari pembullyan dan ejekan yang dilakukan oleh teman sekelas maupun teman satu sekolahan.

Sampai saat ini Alice masih belum mengerti kepada semua siswa yang tidak menyukai ataupun membully nya. apakah hanya karena penampilan nya yang lugu, mereka jadi tidak mau bergaul dengannya. Padahal menurutnya, sebuah penampilan bukanlah hal yang buruk dalam lingkup pertemanan.

Tetapi untuk saat ini Alice berusaha untuk sabar dan mencoba untuk tidak terlalu memperdulikan setiap bullyan yang di alaminya di masa sekolah. Alice sendiri hanya ingin fokus dalam belajar untuk masa depannya yang akan datang.

Terpopuler

Comments

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09

Hai, ka. Perkenalkan saya Pocipan dari Gc Bcm, ingin mengajak kaka untuk bergabung di Gc Bcm untuk belajar bersama mentor senior kita dan di Gc kita juga sedang mengadakan Event dengan reward yang menarik.
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih

2024-10-10

0

🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐

🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐

merem ya 😏

2024-09-16

0

Bassama D,z

Bassama D,z

aku udah mampir nih jangan lupa mampir di karya aku juga ya/Smile/

2024-09-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!