Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15.
Tidak terasa, satu minggu berlalu sudah, pernikahan Debora bersama dengan kakak iparnya.
Mereka tetap masih seperti biasanya, tidak akur satu sama lain, dan tidur terpisah seperti biasanya.
Siang ini, Debora merasa sangat bosan sekali, dia ingin pergi keluar Mansion.
Debora terpaksa membawa Nita dan Arthur bersamanya, pergi keluar jalan-jalan cuci mata.
Di karenakan tidak ada sopir yang akan membawa mereka, terpaksa Debora yang menyetir sendiri untuk membawa mereka pergi.
Debora membawa Nita dan Arthur ke taman kota, tempat nongkrong yang strategis.
Taman buatan yang cukup luas di tengah kota, di lengkapi dengan air mancur, yang cukup besar untuk membuat taman terasa sejuk.
Taman itu sengaja di buat di tengah kota, karena bisa juga di gunakan, oleh para karyawan kantoran untuk beristirahat dan bersantai di sana.
Beberapa pohon besar yang di tanam di taman itu, menambah suasana terasa begitu nyaman.
Setelah memarkirkan mobil dengan baik di area parkir taman, Debora membawa Nita bersama Arthur untuk menikmati suasana taman.
Mencari tempat untuk bersantai, Debora akhirnya memilih sebuah pohon yang begitu rindang.
Di sekitar pohon tampak terhampar rumput hijau yang subur, dan terlihat bersih.
Debora mengedarkan pandangannya di sekitar pohon, dan sekitar taman.
Taman terlihat begitu ramai, karena taman itu di rancang untuk kalangan umum.
Ada permainan anak-anak juga, membuat taman itu selalu ramai mulai dari siang sampai malam hari.
Karena sudah mempersiapkan untuk jalan-jalan ke taman kota, Debora sudah menyiapkan kebutuhan mereka untuk bersantai di taman.
Debora kemudian membentangkan kain ke atas rumput, untuk tempat duduk mereka.
Nita ikut membantu Debora membawa bekal mereka, dan mereka pun mulai bersantai duduk menikmati udara taman yang sangat begitu menyegarkan.
Arthur tampak begitu tenang dalam kereta dorong, tertidur sedari tadi saat berada di dalam mobil.
"Nita, kamu mau es krim?" tanya Debora beberapa saat setelah mereka duduk menikmati suasana taman.
"Cuaca panas seperti ini, memang enak makan es krim, Nyonya kita tidak ada membawa es krim!" ujar Nita.
"Kita beli di sana!" Debora menunjuk sebuah mobil penjual es krim, tidak begitu jauh dari tempat mereka bersantai.
Nita melihat ke arah yang di tunjuk Debora, sebuah mobil khusus menjual es krim.
"Apakah Nyonya juga mau?" tanya Nita.
"Iya, aku mau!"
"Kalau begitu biar aku saja yang beli untuk kita!" ujar Nita, lalu bangkit dari duduknya.
Nita kemudian bergegas pergi untuk membeli es krim, meninggalkan Debora bersama dengan Arthur.
Debora perlahan meluruskan kakinya, lalu menopangkan ke dua tangannya kebelakang, untuk menyangga tubuhnya, yang ikut dia luruskan juga.
Debora melirik ke arah kereta dorong di sampingnya, tampak Arthur masih tidur dengan nyenyaknya.
Debora tersenyum melihat Arthur yang begitu tenang, dia begitu menyayangi ponakannya itu.
Kemudian Debora melihat ke arah Nita, yang masih mengantri membeli es krim.
Tiba-tiba mata Debora melihat seseorang, yang sepertinya dia kenal, sedang duduk di sebuh kursi taman dekat sebuah pohon, tidak jauh di depannya.
Pria itu duduk dengan seorang wanita, dan mereka terlihat sedang mengobrol.
Mata Debora tajam memandang pemandangan itu, dia merasa lelaki itu memiliki suatu rahasia.
Nita yang sudah kembali membawa es krim, sampai tidak di perhatikan Debora.
"Nyonya!" panggil Nita membuyarkan lamunan Debora.
"Iya!" Debora mengedipkan matanya, lalu menoleh ke arah Nita, yang menyodorkan satu es krim padanya.
"Terimakasih!" ucap Nita menerima es krim dari tangan Nita.
"Nyonya melihat apa sih?" tanya Nita penasaran, lalu menoleh melihat ke arah pandangan Debora tadi.
Mata Nita terbelalak tidak percaya melihat apa yang dilihatnya, tampak seorang pria yang mereka kenal sedang duduk bersama seorang wanita.
Bersambung.....