Aruna dan Melvin yang kembali di pertemukan setelah 8 tahun. Mereka dulu 1 sekolah dengan Melvin adalah senior Aruna.
Setelah 8 tahun mereka kembali di pertemukan dengan keadaan yang berbeda. Melvin menjadi seorang aktris terkenal dan Aruna yang menjadi sutradara.
Tetapi ada scandal masa lalu dalam hubungan mereka yang belum selesai. Tentang kedekatan mereka dulu dan kenapa berpisah. Setelah sekian lama di pertemuan kembali dan Aruna yang sudah bersama seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.
Bagaimana kah cerita di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 Peringatan
Akhirnya sudah hampir 2 jam Aruna berada di dalam ruangan Melvin.
"Pekerjaanku sudah selesai dan jangan meneleponku lagi hari ini!" tegas Aruna.
"Iya-iya," sahut Melvin yang berbicara sangat terpaksa.
"Rain ayo kita pulang!" ajak Aruna.
Rain menganggukkan kepala, "Om Rain pulang dulu ya dan Om semoga saja cepat sembuh," ucap Rain.
"Makasih Rain atas doanya," sahut Melvin.
"Ayo Rain!" Aruna yang langsung menarik tangan Rain dan membawa Rain keluar dari ruangan Melvin.
Melvin yang melihat kepergian ibu dan anak itu.
"Aruna menikah begitu mudah dan sampai mempunyai anak sudah seusia seperti itu. Aku tidak tahu apa yang membuat dia punya pikiran untuk menikah muda dan padahal dulu dia adalah wanita yang punya banyak impian dan juga ingin memiliki karir yang bagus sebelum menikah," gumam Melvin.
Tiba-tiba saja dia malah kepikiran Aruna. Entah apa juga yang tiba-tiba membuat perasaannya sangat aneh. Dia merasa ada sesuatu yang membuat dia gelisah. Tetapi Melvin tidak bisa menebak hal itu.
Sementara Aruna dan Rain yang baru saja keluar dari ruangan Melvin.
"Kamu jangan terlalu dekat dengan Om Melvin," ucap Aruna mengingatkan.
"Kenapa Mah, bukankah Om itu sangat baik?" tanya Rain.
"Dia hanya pura-pura baik saja dan tidak baik berbicara terlalu sering pada dia," jawab Aruna.
"Tapi Mama yang membawa Rain ke rumah sakit," jawab Rain.
"Ini hanya terpaksa saja dan ini yang pertama dan terakhir!" tegas Aruna.
"Baik Mama!" sahut Rain yang menurut saja.
"Oke kita let's go pulang mama!" Rain langsung berlari dengan kegirangan.
"Rain pelan-pelan nanti jatuh!" tegur Aruna yang berjalan cepat menyusul Rain.
Rain yang terlihat senang yang terus berlari dan mengabaikan panggilan Aruna.
Bruk.
Langkah Aruna terhenti ketika putranya menabrak seseorang.
"Rain!" Aruna langsung cepat berlari menghampiri Rain yang sudah terduduk di lantai dan Aruna berjongkok untuk membantu Rain.
"Rain kamu tidak apa-apa?" tanya Aruna panik.
Rain menggelengkan kepala dan Aruna langsung membantu Rain berdiri.
"Maafkan saya," ucap Aruna melihat orang yang ditabrak Rain. Aruna begitu terkejut saat melihat orang tersebut adalah wanita yang tak lain adalah Karina. Mata Aruna yang mendelik dan Karina yang menatap Aruna dengan tatapan seperti biasa.
"Maaf sekali lagi!" ucap Aruna menundukkan kepala.
"Ayo Rain!" Aruna yang cepat-cepat membawa Rain pergi yang seolah tidak ingin mendapatkan masalah dari Karina yang membuat Karin menoleh ke belakang melihat kepergian Aruna dengan langkah yang begitu tergesa-gesa sekali sampai Rain tertarik.
"Apa sutradara itu ke rumah sakit untuk menemui Melvin lagi. Apa yang dia lakukan di rumah sakit yang begitu sangat rajin menemui Melvin setiap hari bahkan melebihi aku sebagai ibu kandung Melvin," gumam Karina yang tampak sangat tidak menyukai setiap kali bertemu dengan Aruna dan pasti bertemu di rumah sakit yang sudah dipastikan jika Aruna baru saja menemui Melvin.
**
Karina yang sekarang berada di kamar Melvin dengan meletakkan barang bawaan yang berupa makanan di atas meja. Mata Karina melihat ke atas meja yang masih ada sisa beberapa makanan.
"Sepertinya kamu sudah makan?" tebak Karina.
"Iya aku sudah makan," jawab Melvin yang fokus pada ponselnya.
"Chiko yang membawa makanan ini untuk kamu?" tanya Karina yang seperti ingin mengetahui sesuatu.
"Iya. Dia baru saja mengantarku makanan dan maka dari itu aku sudah kenyang sekali dan nanti makanan yang Mama bawa baru aku makan," jawab Melvin.
"Kenapa harus berbohong?" tanya Karina dengan tersenyum miring yang membuat Melvin menoleh ke arah Karina.
"Mama baru saja bertemu dengan Chiko saat menuju kemari dan mama bertanya pada Chiko apakah sudah menyiapkan makan untuk kamu apa belum dan karena Chiko mengatakan belum, Mama langsung membawakan makanan untuk kamu," ucap Karina yang ternyata hanya mengetes Melvin saja dan Melvin terjebak dengan hal itu.
"Aku sedang sibuk melihat artikel pemberitaan ku di media sosial dan aku tidak fokus dengan apa yang mama tanyakan barusan," ucap Melvin yang memberikan alasan atas kata-kata yang baru saja dia ucapkan.
"Begitukah," sahut Karina.
Melvin yang kembali melihat ponselnya.
"Untuk apa sutradara itu ke rumah sakit?" tanya Karina yang membuat Melvin kembali melihat ke arah Karina.
"Siapa maksud Mama?" tanya Melvin.
"Apa harus aku menyebutkan namanya?" tanya Karina.
"Aku seorang aktris yang memiliki banyak pertemanan baik dalam dunia aktris media dan juga dalam dunia di belakang layar. Aku mengalami kecelakaan dan bukankah sangat wajar banyak orang-orang yang menjengukku dan termasuk sutradara," ucap Melvin yang kembali memberikan alasan yang logis.
"Tapi wanita itu sudah kerap kali datang menemui kamu," ucap Karina.
Melvin pasti sangat mengerti siapa yang dimaksud Karina.
"Aku mengalami insiden saat melakukan shooting dan di sutradarai oleh dia dan sangat wajar dia harus melihat kondisiku dan lagi pula aku terikat film dengan perusahaan mereka dan mungkin saja bosnya butuh informasi tentang kesehatan ku," jawab Melvin.
"Benarkah hanya seperti itu?" tanya Karina dengan penuh selidik entah apa yang sebenarnya ingin dia ketahui dari Melvin.
"Mah sudahlah sebenarnya apa yang ingin Mama ketahui dariku hah! Apa hanya karena sutradara yang menjengukku Mama harus mengintrogasiku dengan tatapan mengintimidasi seperti itu," sahut Melvin dengan kesal.
"Kalau begitu bersikaplah untuk tidak membuat Mama tidak memikirkan apapun tentang kamu," sahut Karina.
Melvin terdiam dan malah terlihat kesal dengan mood yang berantakan dengan kedatangan ibunya yang bukannya malah membuat dia semakin sembuh dan membuat dia malah stress.
"Sudah banyak media yang ingin tahu masalah kesehatan kamu. Jadi kamu fokus untuk sehat, Karena setelah ini kamu pasti bakalan banyak diundang di acara variety show," tegas Karina.
"Aku menyuruh Chiko untuk menolak tawaran undangan di siaran manapun saat aku pulang dari rumah sakit. Aku hanya ingin fokus beristirahat dan kembali melanjutkan syuting!" tegas Melvin.
"Melvin kamu itu seorang aktris yang memiliki idola yang sangat banyak. Semua penggemar kamu ingin tahu bagaimana kondisi kamu. Jadi jangan menolak tawaran apapun!" tegas Karina.
"Aku sedang sakit, aku mengalami cedera dan masih proses penyembuhan. Aku saja belum tahu kapan aku akan sembuh dan Mama sudah memikirkan bagaimana aku untuk memenuhi undangan acara variety show. Aku ini juga manusia yang butuh untuk istirahat!" tegas Melvin yang mulai meninggikan suara yang terlihat tidak menyukai cara Karina.
"Jika kamu tidak mengikuti Mama maka karir kamu akan redup. Karena vakum terlalu lama," sahut Karina.
"Aku bukan dagangan yang harus dijual terus dan aku butuh istirahat!" tegas Melvin.
"Aktris itu hanya sebagai profesi saja, tetapi sebenarnya dia memang adalah dagangan," sahut Karina dengan santai.
Melvin kaget mendengar kata-kata sang Mama yang tidak percaya jika kata-kata itu keluar dari mulut ibu kandungnya sendiri.
"Kamu ikuti saja apa kata Mama. Resiko menjadi seorang selebriti adalah seperti ini, kamu jangan seperti anak kecil atau baru jadi aktris kemarin sore. Kamu sudah berpengalaman, sudah mengerti dan sudah mengetahui banyak hal. Jadi bersikaplah profesional!" tegas Karina yang membuat Melvin hanya terdiam.
Karina mengambil tasnya yang melangkah pergi meninggalkan Melvin.
"Jika kamu tidak ingin Mama memikirkan sesuatu tentang sutradara itu!" langkah Karina tiba-tiba kembali terhenti.
"Jangan pernah menyuruh dia untuk datang ke rumah sakit ini lagi secara khusus untuk menemui kamu," tegas Karina yang memberikan peringatan dan langsung pergi.
Melvin yang tidak bisa mengatakan apa-apa hanya mengepal tangan dengan sangat kuat. Sepertinya dia ingin protes tetapi tidak mampu. Jadi hanya bisa mengumpat kemarahan di dalam hati dengan semua kata-kata Karina yang ternyata lebih memperdulikan karir daripada bagaimana kesehatan putranya sendiri.
Bersambung