Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 kesedihan Faizal
*Lebih baik lari pagi, biar badan keringetan.
Dari pada lari dari kenyang, yang ada malah keingetan*
Faizal merasa takut, jika ia masih berada di pesantren ini, Faizal tidak akan bisa mengendalikan hati dan dirinya.
Menurut nya menjauh adalah cara terbaik untuk saat ini.
"Kamu yakin akan ke kairo besok" tanya Abi.
Tak ada jawaban dari Faizal, ia hanya menggangguk sambil terus menundukkan kepala nya.
"Abi sama Umi pikir, kamu akan pergi ke kairo setelah kamu menikah Faiz"
Ujar Abi nya, sedikit memancing Faizal.
Entah mengapa firasat Syekh Achmad mengatakan, hal itu lah yang mengubah sikap putra nya saat ini.
Dan benar saja, sesuai dugaan nya. raut wajah Faizal langsung berubah.
Terlihat jelas raut wajahnya begitu sedih dan terluka, meski Faizal mencoba untuk terlihat biasa saja dan menyembunyikan kesedihan nya.
Namun semua itu tidak luput dari perhatian kedua orang tuanya, dan firasat orang tua tidak pernah salah selalu kuat terhadap anak nya.
Faizal tidak menjawab ucapan Abi nya, hanya tatapan kosong saat ini.
"Apa karena wanita itu, yang menjadi alasan Faizal ingin pergi dan terlihat sangat sedih" batin Umi Halimah.
Baru kali ini Umi Halimah melihat putra nya yang keras seperti batu itu kini menjadi seorang yang lemah hanya karena seorang wanita.
"Bagaimana jika Umi tidak mengijinkan mu pergi Faiz" ucap Umi yang tiba tiba membuat Abi dan Faizal langsung menoleh ke arah Umi nya.
Seketika ruangan itu kembali hening.
Faizal menghela nafas dalam, mata nya mulai memerah ia tak kuasa menahan air mata nya. Faizal kembali meneteskan air mata nya yang sedari tadi sudah berusaha ia tahan.
Hal itu membuat Abi dan Umi nya terkejut. Bagaimana mungkin seorang Faizal Gauzali menangis.
Faizal mengusap air mata nya lalu kembali menegakan badan nya.
"Umi, Abi. Faizal minta maaf, seperti nya Faizal tetap harus berangkat ke kairo" ucap Faizal sambil menggenggam tangan wanita yang sudah melahirkan nya.
Setelah mengatakan itu Faizal beranjak dari duduk nya, namun sebelum nya ia sempat mencium punggung tangan Umi Halimah.
"Faizal pamit kembali ke kamar dulu Abi, Umi, Assalamu'alaikum" pamit Faizal sambil berlalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
"Waalaikumsalam, jawab Syekh Achmad.
" Bi,, kenapa Faizal jadi seperti itu" tanya Umi Halimah merasa khawatir dengan sikap putra nya itu.
"Umi tenang dulu, biarkan Faizal menyendiri di kamar nya. mungkin memang dia butuh untuk sendiri saat ini"
"Tapi Bi,,, Umi gak mau Faizal kembali ke kairo. selama Faizal belajar disana Umi sudah kesepian tanpa dia dan Umi tidak mau itu terulang lagi Bi"
"Bukan nya Umi tidak bangga anak nya bisa belanja di kairo Bi, tapi...? ucap Umi tertahan.
" Sudah Umi, Umi jangan terlalu khawatir. Abi akan cari cara agar Faizal tidak perlu kembali ke kairo " Sahut Syekh Achmad.
Umi Halimah masih menatap tidak percaya pada Suaminya.
"Tapi bagaimana jika Faizal tetap nekat untuk pergi ke kairo Bi, bahkan tadi saja Faizal berani membantah ucap umi yang tidak mengijinkan nya untuk pergi"
Ada perasaan sesak di hatinya, mengingat putra nya tidak pernah membantah nya selama ini.
"Ini semua gara gara gadis itu Bi, Faizal jadi tambah dingin dari biasa nya. bahkan sekarang dia juga sudah berani membantah Umi" ucap Umi Halimah merasa marah pada Shafia.
"Umi tidak boleh berbicara seperti itu, kita tidak tau apa yang terjadi dengan Faizal dan gadis itu.
Umi tau sendiri bukan, selama ini Faizal tidak pernah mengagumi seora wanita.
Bahkan Sudah banyak wanita wanita cantik dan terpandang yang sangat menginginkan untuk berjodoh dengan Faizal pun ia tolak.
Biarkan Faizal belajar menghargai perasaan orang lain. jika memang Allah menakdirkan mereka tidak berjodoh, biarkan ini menjadi pelajaran untuk Faizal.
Di luar sana banyak wanita dari sahabat sahabat Abi yang ingin sekali berjodoh dengan nya.
Dan begitu pun sebaliknya, jika Allah mentakdirkan mereka berjodoh, sejauh apa pun jaraknya mereka akan dipersatukan juga"
"Iya Bi, maafkan ucapan Umi tadi"
"Wajar kan Faizal bersikap seperti itu Mi, karena dia baru pertama kali merasakan jatuh cinta. kita sebagai orang tua, sebaiknya mendoakan saja yang terbaik untuk nya"
Setelah percakapan itu, Umi Halimah masuk ke kamar nya, karena Syekh Achmad sedang mendapat panggilan telepon dari sahabat nya.
Sementara itu Shafia yang berada di kamar nya mendapatkan panggilan dari speaker yang di pasang di beberapa dinding asrama pesantren untuk memudahkan para staff atau ustadz memanggi santri nya.
"Assalamu'alaikum di umumkan kepada santri wati bernama Shafia Assabiya untuk datang ke pusat pelayanan santri karena ada panggilan dari keluarga, Terima kasih"
Shafia yang merasa nama nya disebut, langsung bergegas menuju ruang pelayanan santri.
Setelah sampai di ruangan pelayanan santri Shafia langsung mengucapkan salam. pada staff yang bertugas disana.
"Assalamu'alaikum ustazah"
"Waalaikumsalam, Shafia itu ada panggilan dari keluarga mu, silakan langsung bicara saja"
Ucap staff wanita itu sambil menunjuk ke sebuah telepon milik pesantren
Karena memang aturan di pesantren itu, semua santri di larang membawa ponsel.
Meski begitu di dalam pesantren tetap disediakan telepon untuk para santri yang ingin menghubungi keluarga nya, atau sebaliknya.
"Hallo,, assalamu'alaikum" ucap Shafia.
"Waalaikumsalam sayang, ini mama nak"
"Mama apa kabar"
"Mama baik sayang, sangat baik. kamu sendiri baik baik saja kan disana"
"Alhamdulillah Shafia disini juga baik baik saja ma" jawab Shafia mencoba menyembunyikan ketidak baikkan nya karena sedih memiliki gus Faizal yang seperti nya salah mengartikan ucapan nya.
"Shafia, lusa mama mau menikah sayang"
DEG
"Apa ma"?
" Mama mau menikah sama om Wahyu sayang, kalau kamu mau lusa mama jemput kamu ya. mama akan minta ijin membawa mu pulang untuk dua hari sama pihak pesantren " ujar mama Hani.
"A-Apa Shafia perlu datang ma"? tanya Shafia, kini suaranya menjadi sangat pelan.
"Pasti lah sayang, ini kan hari bahagia mama. jadi anak mama satu satu nya ini juga harus ikut bahagia" ucap nya.
Entah kenapa Shafia sama sekali tidak merasa bahagia, justru ia malah merasa sedih.
Bagaimana pun Shafia masih berharap kedua orang tuanya bisa kembali bersama sama lagi seperti dulu.
Tapi malah sebaliknya, dengan mama nya menikah lagi itu artinya Ayah dan Mama nya tidak bisa lagi bersama lagi.
Shafia meneteskan air mata nya, bahkan sangat deras.
"Sha... Shafia.."?. panggilnya dari seberang sana.
" I-iya ma"
"Gimana, kamu mau pulang kan di acara mama? tanya Hani memastikan.
" Iya ma, Shafia akan pulang" jawab Shafia dengan hati yang begitu berat.
"Baiklah, dua minggu lagi mama ijinkan kamu untuk pulang. nanti biar pak jojo yang menjemput mu ya sayang, assalamu'alaikum'
" iya ma, waalaikumsalam "
Setelah panggilan telepon terputus, Shafia langsung menangis sesegukan di ruangan itu. sebuah ruangan kecil yang di desain sedemikian rupa dengan sekat yang terbuat dari dinding kaca yang kedap suara untuk para santri yang berkomunikasi dengan keluarga tidak akan ada yang bisa mendengar percakapan mereka. dan satu ruangan lagi untuk staff yang berjaga disana.
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih