Bertetangga dengan seseorang yang sangat kamu benci adalah sebuah musibah besar. Hal itulah yang dialami oleh Bara dan Zizi.
Parahnya lagi, mereka berdua harus menikah untuk mendapatkan harta warisan yang sangat banyak.
Mampukah keduanya berdamai untuk mendapatkan keuntungan atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Perempuan PeEmEs
Malam itu, Devano kembali ke rumah Bara dengan tangan kosong. Rupanya Zizi tak mau ikut datang bersama dengannya untuk bertemu dengan sang bos karena takut.
"Pak Bara gak makan orang kok mbak. Jadi gak usah takut," ucap Devano memberikan dukungan.
"Takut pak. Orangnya nyeremin. Nanti aku kena semprot lagi." Zizi tetap bersikukuh tak mau.
"Pak Bara orangnya baik mbak. Hanya saja saat ini dia lagi PMS jadi yah, gitu. Suka marah-marah gak jelas, hehehe," kekeh Devano.
"Oh pantas saja. Aku juga kalo mau haid juga kayak gitu. Jadi pak Bara itu sebenernya cewek yang lagi nyamar ya pak. Ckckck. Kasihan banget padahal keren dan tampan."
Waduh!
Devano langsung menepuk jidatnya. Sepertinya otak Zizi agak geser beberapa sentimeter setelah belajar banyak hal seharian.
"Kasih tahu pak Bara ya pak, kalo lagi mau datang bulan harusnya minum Kiranti supaya lancar dan nyaman. Dan gak marah-marah kayak herder!"
Ia pun tak ingin lagi berlama-lama di rumah gadis itu atau ia akan ikutan lelet.
🌻
"Mbak Zizi gak bisa kesini pak. Katanya udah ngantuk dan capek," ucap Devano memberi alasan yang bukan sebenarnya.
Wajah Bara langsung berubah kesal.
"Berani sekali dia. Apa karena ia sudah merasa sangat penting Dev?"
"Ah tidak juga pak. Mbak Zizi emang banyak pekerjaan tadi. Maklumlah, dia kan OG baru. Jadi harus dapat banyak pekerjaan lah supaya belajar banyak hal."
"Humm baguslah kalo gitu, supaya dia sadar diri dan bisa langsung jadi orang yang sok hebat. Besok tambah lagi pekerjaannya. Minta ia membersihkan ruangan aku sampai gak ada debu sedikitpun."
Devano langsung tersenyum tipis.
"Nah itu saya setuju pak. Tapi harus pak Bara yang menilai hasil kerjanya. Takutnya saya tidak jeli melihat debu."
Bara mendengus kasar.
"Alasan saja kamu. Aku gak akan ke Perusahaan lagi mulai besok. Aku ada hal yang lebih penting yang harus aku kerjakan."
"Lho? Gak bisa gitu pak." tatap Devano bingung.
"Ya bisa aja Dev. Kita semua harus siap menerima perubahan yang bisa datang secara tiba-tiba. Dan mulai besok, kamu dan semua karyawan harus bisa bekerja tanpa pimpinan untuk sementara. Papa lagi sakit dan aku pun sedang ingin menenangkan diri."
"Gak bisa pak. Ingat lho ada banyak kontrak yang harus bapak tandatangani sebagai perwakilan pak presiden direktur."
"Terserah, pakai tanda tangan OG itu aja. Dia kayaknya lebih penting dari pada aku sesuai keputusan papa."
Devano hanya bisa menghela nafasnya berat. Ia tak menyangka kalau keputusan presiden direktur memberikan pekerjaan pada Zizi akan berakibat fatal seperti ini.
"Apa tidak sebaiknya, pak Bara tetap memimpin Perusahaan sampai tuan besar sembuh dan bisa bekerja lagi?"
Bara tak ingin menjawab. Ia hanya melenggang santai ke dalam kamarnya berniat untuk istirahat. Otak dan perasaannya harus ia dinginkan sejenak untuk bisa kembali waras.
Beberapa hari ini semuanya cukup terkuras oleh banyaknya masalah dalam keluarganya dan sekarang harus berlanjut ke Perusahaan juga.
Dan...
Semuanya karena sang papa.
Bugh
Bara membanting pintu kamarnya di depan wajah Devano sampai pria itu terjingkat kaget. Nampaknya Bara benar-benar tak ingin diganggu saat ini.
Devano kembali menghela nafasnya. Ia pun menutup semua pintu dan jendela kemudian masuk ke kamarnya sendiri. Ya, dia punya kamar di rumah itu jika ia sedang ingin menginap. Bara tak boleh ia tinggalkan sendiri. Takutnya pria itu diam-diam ke rumah Zizi, dan memakan gadis itu, kan bisa berabe hehehe.
🌻
Bara Al Fayed bangun dari tidurnya dengan perasaan yang sudah lebih baik. Memakai pakaian olahraganya, ia pun bersiap untuk melakukan joging keliling komplek pagi itu.
Devano sendiri lebih sibuk membersihkan ruangan dan juga akan menyiapkan sarapan. Maklumlah, karena tak ada Art di rumah itu.
Keluar dari rumahnya, perasaan Bara kembali terganggu. Di depan pagar, ia melihat Zizi juga siap untuk melakukan joging. Gadis itu tampak sangat cantik dengan penampilan yang cukup berbeda.
Rambut Zizi yang panjang sebahu kini di kuncir kuda hingga lehernya yang jenjang tampak sangat menarik siapa pun yang melihatnya.
Apalagi gadis itu hanya memakai pakaian yang cukup ketat yang membentuk tubuhnya yang ternyata sangat SeXy.
"Oh Shitt!" umpat Bara kesal. Dengan langkah cepat ia segera menarik tangan Zizi dan membawanya masuk kembali ke dalam rumah gadis itu.
"Lho pak Bara kenapa sih?!" protes Zizi karena begitu kaget dengan aksi sang bos.
"Jangan pernah keluar dengan berpakaian seperti ini! Memangnya kamu ingin menggoda semua pria di tempat ini heh?!" ucap Bara dengan tatapan kesalnya.
"Lah, emangnya gak boleh pak? Ini kan memang pakaian untuk joging," protes Zizi.
"Apa aku harus pakai gamis gitu?"
Bara langsung mendengus dingin.
"Pokoknya tak ada acara joging untuk perempuan di komplek ini mulai hari ini!"
Wajah cantik Zizi langsung mengkerut bingung.
"Hah? Kok bisa pak?" tanyanya penasaran dengan aturan baru yang sangat aneh itu.
"Pokoknya itu aturan. Mengerti kamu?!" tegas Bara tak mau dibantah. Ia pun langsung meninggalkan tempat itu untuk melanjutkan kegiatannya seperti biasa.
"Lah bapak sendiri? Bukannya perempuan juga yang lagi PE Em Es?"
Brrrr
Bara langsung berbalik dan menatap Zizi dengan tatapan tajamnya yang setajam SILET.
"Kaboor!" teriak Zizi dan langsung lari ke dalam rumahnya. Pria itu benar-benar sangat menakutkan baginya.
🌻
Like Like Like
Komen Komen Komen 😍
trus devano gimana dong, ..ga kasian, dia blm kesurga thor 😀