Ayyara Queenby Anderson 22 Tahun, Dia gadis yang ceria dan sedikit bar bar. Ayyara baru menyelesaikan kuliahnya dan lansung di terimah kerja jadi sekertaris di sebuah perusahan besar yang ada di kotanya.
David Wilson Alexander 28 Tahun, Dia seorang Ceo diperusahaan tempat Ayyara bekerja.
Ayyara gadis yang cerewet dan bar bar dipertemukan dengan David yang dingin tak tersentuh oleh wanita.
Yuk! Kita intip kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScorpioGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Markas LadyBugs
Sinar mentari pagi, mengintip kamar seorang gadis melalui sela sela jendela yang di lapisi gorden tipis.
Ayyara terusik dengan pantulan cahaya yang menerpa wajahnya, karna memang tempat tidurnya berhadapan lansung dengan jendela kaca. Perlahan dia membuka mata. Matanya berkedip kedip menyesuaikan cahaya matahari.
'Hoaaammm' Ayyara menguap, dia menutup mulutnya dengan telapak tangan nya.
Ayyara bangun dari tidurnya, dia meregangkan tangan nya ke atas. dia berjalan masuk ke dalam kamar mandi, dia ingin mencuci muka dan gosok gigi terlebih dahulu.
Ayyara berjalan kearah dapur, dia mengambil gelas dan menuangkan susu uht ke dalam gelas. dia membawanya ke atas meja makan.
Di atas meja makan sudah tersedia roti dan berbagai varian selai.
Ayyara mulai mengoles rotinya dengan selai nanas, dia melipatnya dan memasukan ke dalam mulutnya. Dia mengunyah dengan perlahan.
Ayyara meneguk susunya hingga setengah gelas, setelah rotinya habis. Dia mengoles roti yang kedua dengan selai kacang, dia menumpuk rotinya hingga dua lembar lalu memakan nya.
Ayyara meneguk habis susunya setelah menghabiskan rotinya. Dia membawa gelas bekasnya ke dapur dan mencucinya.
Ayyara masuk kedalam kamar kembali. dia ingin mandi dan berganti pakaian.
Ayyara keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk dililitkan di dadanya, rambutnya di bungkus dengan handuk kecil. Dia berjalan ke arah meja rias dan memakai lotion.
Ayyara mengoles tipis wajahnya dengan cream untuk menjaga kelembapan wajahnya dan melindungi dari paparan sinar matahari. Dia membuka bungkus rambutnya dan mengosok gosok menggunakan handuk yang sama. Setelahnya dia mengerinkan memakai hair dryer.
Ayyara berjalam ke arah lemari, perlahan dia membukanya lalu dia mengambil pakaian nya.
Ayyara sudah siap dengan pakaian nya, Ayyara saat ini menggunakan celana panjang hitam, atasan kaos putih di lapisi jaket kulit hitam, rambutnya dia ikat ekor kuda, kaki jenjang nya di balut sepatu boots hitam, tidak lupa dihidung mancung nya bertender kacamata hitam.
Ayyara meraih tas yang ada di atas meja rias, di memakainya dan meletakkan didadanya. Dia keluar dari apartemen dan menuju lift untuk membawanya ke lantai dasar.
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki Ayyara berjalan ke arah mobilnya yang ada di parkiran khusus Apartemen.
Ayyara masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi, dia mulai melajukan mobilnya.
Setelah beberapa menit berkendara Ayyara sampai di tempat tujuan nya. Dia memberhentikan mobilnya di depan sebuah rumah sederhana.
Ayyara perlahan membuka pintu mobilnya dan turun dari mobil, dia berjalan ke arah pintu utama.
Ayyara memutar handle pintu dan membukanya perlahan. ternyata didalam rumah ini sangat luas ke belakang, bahkan ada juga ruang bawah tanah, padahal hanya rumah minimalis tampak dari luar.
"Bos!" ucap Bawahan nya ketika Ayyara masuk ke dalam rumah. Ayyara hanya mengangguk mengiyakan. Hilang sudah sifat bar bar nya, dia kelihatan sangat datar saat bersama anggotanya, beda sekali karakternya saat berada di kantor.
Ayyara mendirikan geng yang di beri nama lady bugs, yang anggotanya perempuan semua, sebagian besar dari anggotanya berasal dari jalanan, perempuan yang pernah mendapatkan kekerasan,
Seperti contohnya Clara, dia pernah di paksa menjadi wanita penghibur oleh keluarganya sendiri. Tapi kebetulan Ayyara bertemu dengan nya, ketika Clara berlari menghindar dari kejaran orang suruhan pamannya.
Clara saat ini menjadi tangan kanan Ayyara yang menghandle keadaan markas dan anggotanya.
"Kak Ayyara!!" sahut seseorang berlari ke arah Ayyara.
"Kamu udah lama?" tanya Ayyara, membuka kacamatanya dan menyelipkan di leher bajunya.
"Baru aja!" sahutnya dengan ceria. Ayyara tersenyum melihatnya. senyum yang jarang dia perlihatkan saat berada di tengah tengah anggotanya.
"Bos!" ucap Clara. Ayyara tersenyum tipis dan mengangguk. Clara melanjutkan melatih anggotanya.
"Kamu udah bisa apa aja?" tanya Ayyara, mereka saat ini duduk dikursi yang ada di bawah pohon belakang rumah.
"Bisa bela diri, bisa memanah dan bahkan sudah bisa menembak" ucap Silvi,
Silvi adalah gadis yang pernah di tolong oleh Ayyara. Ada di Chapter 5 atau Bab 5. Saat mereka perjalanan pulang, mereka bertukar nomor ponsel. Silvi mengatakan pengen seperti Ayyara, akhirnya dia menawarkan kepada Silvi untuk ikut berlatih di markasnya. Silvi dengan antusias menyetujuinya.
Semenjak saat itu, Silvi sering datang ke markas untuk berlatih, dia datang hampir setiap hari sepulang kuliah, bahkan hari minggu pun dia datang. Dia jadi semangat berlatih setelah melihat kehebatan Ayyara. Padahal Kakak sepupunya selalu menyuruhnya berlatih bela diri tapi dia selalu menolak, dia bersemangat Setelah melihat Ayyara menolong nya.
"Waaw!! kamu hebat, cepat juga belajarnya" sahut Ayyara menaikkan jempolnya.
"Iya dong Silvi!" ucapnya membanggakan diri. Ayyara terseyum melihat tingkah Silvi yang hampir sama dengan nya.
"Kak Silvi lanjut dulu ya!"
"Oke!"
Silvi ikut bergabung dengan anggota Ayyara yang sedang berlatih.
Clara datang menghampiri Ayyara yang duduk sendiri di bawah pohon.
"Bagaimana?" tanya Ayyara setelah Clara sudah duduk di hadapan nya.
"Semua sudah cukup mahir dalam semua hal, termasuk Silvi"
"Bagus! Kalian harus selalu siap siaga, suatu waktu Saya akan menghubungi kalian di saat dibutuhkan"
"Siap Bos!"
"Senjata yang datang dua hari yang lalu, ada dimana?"
"Sudah di letakkan di etalase"
"Bagus! Kalian lanjut saja. Saya mau cek senjata dulu"
"Siap Bos!"
Ayyara berjalan masuk ke dalam rumah, dia menuju suatu lemari buku yang ada di sudut ruangan, dia menarik satu buku disana, otomatis lemarinya bergeser, nampak lah sebuah tangga yang menghubungkan dengan ruang bawah tanah.
Ayyara berjalan masuk, dia menekan tombol yang ada dibelakang lemari. Otomatis lemarinya bergeser ke tempat semula.
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki Ayyara menuruni anak tangga, ternyata di bawah sana, ada beberapa ruangan. Ayyara berjalan ke arah ruangan yang ada disudut. Dia perlahan membuka pintu dan masuk ke dalam.
Ayyara memandangi satu persatu persediaan persenjataan nya, Matanya terkunci di salah satu senjata yang ber ukuran kecil. Tapi jangan liat dari kecilnya, Meskipun kecil senjata ini di desain khusus. dan harganya sudah pasti fantastis.
Ayyara meraih senjata itu dari dalam etalase, dia mengelus elusnya lalu menciumnya.
"Akhirnya, kamu datang juga" ucapnya memeluk senjatanya. Ayyara memasukan senjatanya ke dalam tas. Dia mengambil 3 jenis senjata berukuran kecil.
Ayyara keluar dari ruangan bawah tanah dan menuju kembali ke halaman belakang. Ternyata anggotanya berhenti berlatih dan sedang istirahat.
"Silvi!" teriak Ayyara pada Silvi.
"Iya Kak!" sahut Silvi menghampiri Ayyara
"Kamu mau ngak ikut Kakak ke apartemen?"
"Mau dong!"
"Ayo! ambil barang barang mu"
"Oke!" sahut Silvi berlari ke arah dimana dia menyimpan tasnya.
"Gays!! Saya pulang dulu!" teriak Ayyara pada anggotanya
"Iya Bos!" jawab mereka semua.
Ayyara dan Silvi berjalan keluar dan menghampiri mobil masing masing. Ayyara melajukan mobilnya terlebih dahulu dan Silvi mengikutinya dari belakang.
gemessss....knp d luar ga d cek???
pst bktinya lbh bnyak kl yg onoh kthuan jg....