NovelToon NovelToon
Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: LiliPuy

meski pendiam , ternyata Clara mempunyai sejuta rahasia hidup nya, terlebih dia adalah anak dari seorang petinggi di sebuah perusahaan raksasa,

namun kejadian 18 tahun silam membuat nya menjadi seorang anak yang hidup dalam segala kekurangan,

dibalik itu semua ternyata banyak orang yang mencari Clara, namun perubahan identitas yang di lakukannya , menjadikan dia sulit untuk di temukan oleh sekelompok orang yang akan memanfaatkan nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LiliPuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

muslihat

Petang itu, hujan rintik-rintik menghujani jalanan kota. Clara mengusap embun di kaca jendela, menatap pemandangan yang kelam di luar. Terdengar suara ketukan pelan di pintu.

“Clara,” suara Peter memecah keheningan. Tanpa menunggu jawaban, ia membuka pintu dan melangkah masuk. Kain jaketnya basah, mata cokelatnya berkilau dalam cahaya lembut ruang tamu.

Clara berbalik, berusaha menyembunyikan kegembiraannya. “Kamu basah. Kenapa tidak menunggu di luar?”

Peter menggoyangkan kepalanya, air dari rambutnya menetes ke permukaan lantai. “Rasa tidak sabar mengalahkan rasa dinginnya hujan.” Ia tersenyum, tetapi senyumnya mulai memudar saat melihat wajah Clara.

“Ke mana kamu?” Suara Clara bergetar sedikit saat ia bertanya. “Kamu tidak memberitahu aku.”

“Ke tempat yang kamu tahu,” jawab Peter tanpa menjelaskan. Ia merasa ada jarak di antara mereka, sesuatu yang tidak bisa dia ungkapkan.

Clara mengalihkan pandangan, lebih memilih menatap ke arah jendela. “Vincent datang hari ini,” katanya pelan, berharap Peter tidak mendengar perasaannya yang goyah.

“Kalian berdua semakin dekat, ya?” Peter menatap Clara, tetapi ekspresinya tidak mengubah nada suaranya. “Kau sudah bilang apa-apa tentang Sky Corp?”

“Belum. Sebenarnya, aku hanya ingin tahu lebih banyak.” Clara menghela napas, berusaha menata pikirannya. “Tetapi Vincent sepertinya ingin menjaga jarak dengan masa lalu.”

Peter menggerakkan tangannya, terlihat tegang. “Clara, masa lalu itu tidak bisa dihindari. Sky Corp tidak sekadar perusahaan biasa. Ada lebih banyak rahasia di dalamnya.”

“Di mana kamu tahu semua ini?” mata Clara membelalak, ingin tahu.

“Bisa dikatakan aku menyelidikinya.” Suara Peter rendah. “Setiap kali aku bertanya pada keluarga tentang apa yang terjadi delapan belas tahun yang lalu, mereka selalu mengalihkan pembicaraan.”

“Jadi, kamu sudah mulai mencurigai semuanya?” Clara tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. “Apa yang kau temukan hingga kini?”

“Bukan informasi yang ringkas. Aku rasa mereka terlibat dalam hilangnya banyak warga.” Peter mengerutkan dahi, merangkai kata-kata. “Dan di antara hilangnya orang-orang itu...”

“Clara,” Peter menatapnya, nada suaranya berubah fokus. “Keluargamu menjadi sorotan.”

Clara terkejut, hatinya berdebar. “Apa maksudmu?” Ia menahan napas, takut dengan jawaban.

“Ria bercerita, ibuku pernah berkata tentang seorang pejabat di Sky Corp yang terlibat dalam skandal perusakan.”

“Dan kamu merujuk pada keluargaku?” Clara tidak bisa menampik rasa marah dan bingung. “Kami bukan bagian dari itu. Mama dan Papa...”

“Mungkin mereka tak pernah mengungkapnya padamu. Tetap saja, ada banyak ketidakjelasan.”

Suasana hening sejenak, keduanya terjebak dalam pikiran masing-masing. Clara merasakan jantungnya berdegup kencang, sementara Peter tampak berjuang dengan kebenaran yang mungkin akan menghancurkan mereka.

“Aku tidak tahu harus percaya pada siapa.” Clara menggigit bibirnya, berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari bibir Peter. “Vincent tampak tulus, tapi...”

“Dia tidak bisa dijadikan tolok ukur,” Peter memotong. “Kamu harus berhati-hati. Terlalu dekat dengannya bisa membuatmu terjebak dalam masalah. Apalagi dari perspektifku, keluargamu sudah terlibat dalam kasus kelam.”

Clara melihat Peter, ketegangan di antara mereka hanya semakin menguat. “Kalau kita mulai mencari tahu, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?” tanyanya, suara putus asa mulai terlihat.

“Membongkar kebenaran,” Peter membalas, bersemangat. “Kita bisa temukan tanda-tanda yang menghubungkan semuanya. Jika aku bisa menemukan bukti yang menunjukkan Sky Corp melakukan—”

“Ssst!” Clara mendekat, menyentuh lengan Peter yang mungkin tak menyadari betapa berbahayanya jalan yang sedang mereka tempuh. “Jangan sembarangan. Kita berisiko.”

“Berisiko selalu ada, Clara.” Peter menggenggam tangan Clara, seolah janji kepada dirinya. “Tapi kita tidak bisa hanya berdiam diri. Jika ada yang harus diungkap, kita akan mencarinya bersama.”

Clara menatap genggaman tangan mereka. Cirinya menghangat, tetapi kepalanya berputar memikirkan kemungkinan yang menakutkan. Mengapa perasaannya menyulitkan?

“Petualangan apa yang kau tawarkan ini, Peter?” kata Clara, senyum sinis tergurat di wajahnya. Suaranya tenang meski hati bergetar.

“Satu yang menuntut keberanian.” Peter menghadapi Clara, matanya bersinar dengan harapan. “Bersama kita temukan apa yang disembunyikan Sky Corp.”

“Aku rasa aku tidak siap untuk semua ini,” Clara berbicara pelan.

“Setiap petualangan dimulai dengan ketidakpastian.” Peter tersenyum lembut, perjuangannya mengingatkan Clara pada kebersamaan yang baru saja mereka mulai.

Dengan telepon bergetar di saku, Clara ingat sejenak akan Ria, sahabatnya yang terus menanti dengan pertanyaan dan keraguan. Tatapan Peter membawa kedamaian, tetapi Clara tahu, ada dunia luar yang menunggu mereka.

Clara menggenggam erat erat tangan Peter. “Kita bisa mulai dari mana, Peter?”

“Mulailah dengan Vincent. Kenali dia lebih dalam, cari tahu siapa dia yang sebenarnya. Bertanya saja sudah cukup untuk memicu gelombang,” jawab Peter.

“Mungkin, tetapi aku takut,” Clara mengakui. “Ketika bicara soal keluarga, aku ingin melindungi apa yang tersisa.”

“Kadang, melindungi sesuatu berarti kita harus siap untuk menempuh jalan berbahaya.” Peter menatapnya dalam. “Apakah kamu siap menghadapinya bersamaku?”

Clara merasakan kehangatan dalam hati. “Aku tidak akan meninggalkanmu, Peter. Tapi kita harus bergerak hati-hati, tidak boleh mencolok.”

Peter mengangguk, mengerti.

“Malam ini,” Clara mengusulkan. “Kita bisa pergi ke rumah Vincent, tanyakan langsung tentang hubungan keluargaku dan Sky Corp.”

Raut wajah Peter menatap tajam, terasa menggebu-gebu. “Kamu yakin?”

“Tidak ada yang lebih baik. Jika kita ingin menemukan kebenarannya, kita harus melakukannya bersama, tak peduli seberapa takutnya.”

“Baik. Kita lakukan ini,” jawab Peter tegas.

Saat malam menyelimuti kota, Clara dan Peter bersiap meninggalkan rumah. Pepohonan bergetar lembut di luar, seolah menyambut mereka untuk bertindak. Dalam kegugupan itulah, Clara merasa jantungnya berpadu dengan satu tujuan: menyelamatkan diri dari bayang-bayang masa lalu dengan kebenaran yang akan terungkap.

Setelah merapikan beberapa barang, Clara dan Peter menyusuri jalanan licin yang dipenuhi air hujan. Suara tetesan air mengingatkan Clara akan ketidakpastian yang mengisi pikirannya.

Di atas jembatan kecil, mereka berhenti sejenak, mengamati sungai yang mengalir deras.

“Hati-hati,” Peter berbisik, wajahnya serius. “Jangan sampai ada orang yang melihat kita.”

“Apakah ini berbahaya?” Clara merasa jantungnya berdegup kencang, bukan hanya karena ketegangan, tetapi juga karena kehadiran Peter di sampingnya.

“Setiap langkah kita bisa jadi berbahaya jika mereka mencurigai kita,” jawabnya sambil memerhatikan sekeliling.

Mereka melanjutkan perjalanan, menapaki jalan sempit menuju rumah Vincent. Udara malam terasa dingin. Clara merapatkan jaketnya, sementara pikiran tentang apa yang bisa mereka temukan membuatnya gelisah.

“Begitu sampai, bagaimana kita harus mulai?” Clara bertanya, menatap Peter dengan harap.

“Cukup bermula dari pertanyaan sederhana. Jika ada yang disembunyikan, dia pasti akan mengubah ekspresi,” jawab Peter.

Clara mengangguk, mencoba meyakinkan diri. Ketika akhirnya mereka tiba di depan rumah Vincent, pintu kayu tua berderit lembut saat Peter mengetuknya dengan hati-hati. Sejenak, mereka berdiri menunggu. Tangan Clara terasa dingin, tetapi semangatnya membara.

Pintu terbuka, dan Vincent berdiri di sana, tampak kaget. “Clara? Peter?” Wajahnya berkerut, menunjukkan ketidakpercayaan. “Ada apa?”

“Vincent, apakah kita bisa masuk?” Clara langsung merebut kendali. Suara ragu berusaha disembunyikan, tapi tak bisa.

Vincent menatap mereka sejenak sebelum mengangguk dan mundur memberi jalan. “Silakan masuk.” Dia mengingatkan bahwa pertemuan ini tidak biasa.

Begitu masuk, aroma kopi panas menyambut mereka. Ruangan dipenuhi buku-buku yang terstack rapi di berbagai sudut.

“Senang bisa bertemu dengan kalian,” Vincent berkata sambil mengambil kursi di depan mereka. “Ada sesuatu yang ingin kalian bicarakan?”

Clara dan Peter bertukar tatapan. Semangat bertemu dengan Vincent menciptakan sedikit ketegangan di udara.

“Aku ingin tahu tentang keluarga saya, terutama mengenai Sky Corp,” Clara memulai, suaranya tegas meskipun hatinya berdebar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!