NovelToon NovelToon
Dear, My First Love

Dear, My First Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dokter Genius / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:12.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Anson adalah putra tunggal dari pemilik rumah sakit tempat Aerin bekerja. Mereka bertemu kembali setelah tiga belas tahun. Namun Anson masih membenci Aerin karena dendam masa lalu.

Tapi... Akankah hati lelaki itu tersentuh ketika mengetahui Aerin tidak bahagia? Dan kenapa hatinya ikut terluka saat tanpa sengaja melihat Aerin menangis diam-diam di atap rumah sakit?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Jakarta, 2023

Mobil yang dinaiki Aerin berhenti tepat didepan sebuah rumah sakit besar kota itu.

Jewis hospital,

salah satu rumah sakit besar milik pribadi, tentu saja milik keluarga terpandang dengan kekayaan yang tidak bisa dihitung sebanyak apa jumlahnya. Semua peralatan medis di rumah sakit tersebut sangat lengkap dan mereka mempekerjakan tim-tim medis berbakat lulusan luar negeri. Para dokter yang lulus dari dalam negeri hanya sedikit, kebanyakan pun hanyalah staf biasa. Bukan dokter ahli.

Aerin ingat salah satu teman dokternya pernah cerita kalau pemilik rumah sakit mereka ini punya jaringan kerja sama yang besar dengan luar negeri. Gadis itu tidak bisa membayangkan betapa kayanya keluarga Jewis itu. Bahkan menurut Aerin harta orangtuanya mungkin tidak bisa dibandingkan dengan sih pemilik rumah sakit tersebut. Padahal keluarganya pun termasuk salah satu keluarga kaya.

"Kenapa wajahmu kusut begitu?"

Tanya Andrea, salah satu teman sekaligus rekan kerja Aerin di rumah sakit besar itu. Ia menatap Aerin dengan raut wajah aneh. Aerin yang biasanya selalu menampilkan ekspresi ceria tersebut hari ini tampak kusut dan agak pucat.

"Kau belum sarapan?" tanya Andrea lagi terus memandangi Aerin.

Aerin mengangguk pelan.

"Aku akan pergi memesan omelet dikantin." gadis itu berbalik pergi namun Andrea buru-buru menahannya.

Aerin mengernyitkan mata.

"Jangan terlalu lama. Ada perintah semua dokter harus ada di aula pertemuan pagi ini."

"Kenapa?" tanya Aerin.

Setahunya, kalau pertemuan begitu akan ada banyak sekali yang dibahas. Dan Aerin merasa malas mengikuti pertemuan-pertemuan seperti itu. Ia lebih senang bersantai.

"Aku mendengar putra pemilik rumah sakit akan bergabung jadi salah dokter pimpinan di sini." ucap Andrea menjelaskan, seketika itu juga raut malas Aerin langsung berubah. Ia jadi tertarik.

"Oh ya?" serunya antusias. Tentu saja dia ingin lihat seperti apa anak dari orang hebat pendiri rumah sakit mereka ini. Dia penasaran.

"Kau tidak jadi ke kantin?" Andrea balas bertanya, bingung karena Aerin kini berjalan mengikutinya. Padahal tadi gadis itu bilang mau ke kantin dulu. Aerin tersenyum mengangkat bahu.

"Pertemuan pagi ini lebih penting dari sarapan. Aku bisa sarapan sehabis melihat wajah putra pemilik rumah sakit." ujarnya dengan senyum cerah. Andrea terkekeh.

"Jangan terlalu senang dulu, menurutku dia tidak terlalu keren." ucapnya.

"Kenapa?" Aerin menatap wanita itu dengan mata hitamnya yang cerah.

"Kau lihat ayahnya? Bukankah direktur kita tidak ada tampan-tampannya sama sekali? Anaknya mungkin sama saja." sahut Andrea menampilkan ekspresi tidak tertarik. Aerin hanya mengangkat bahu acuh tak acuh. Meski begitu ia tetap merasa penasaran.

Keduanya terus berjalan dan berhenti di aula pertemuan. Sebelum masuk, kedua wanita itu saling berpandangan dengan ekspresi takjub sambil menatap ke dalam aula yang sudah di penuhi dengan para dokter dari berbagai kalangan. Banyak dokter-dokter besar yang hadir. Ada juga para staf lain selain dokter dan perawat yang duduk pada tempat yang sudah disiapkan secara khusus untuk mereka.

Bahkan tempat duduk dokter umum, dokter spesialis dan yang lain sudah diatur tempatnya masing-masing. Aerin dan Andrea bergabung dengan teman-teman mereka yang lain dibagian tengah, tempat para dokter umum berkumpul.

Tak lama kemudian direktur utama rumah sakit itu naik ke podium. Banyak sekali yang dia bicarakan sampai-sampai Aerin merasa mengantuk, padahal ia datang ke sini mau melihat dokter baru yang katanya akan bergabung hari ini. Tapi mana? Sampai sekarang belum ada tanda-tanda ...

Aerin hampir saja masuk ke alam mimpinya kalau saja Andrea tidak menyikutnya. Beberapa dokter lain meliriknya aneh, sedang Aerin hanya tersenyum malu merasa tidak enak dan kembali duduk tegak. Entah sudah sampai dimana pembicaraan pak tua di dep ...

Pandangan Aerin berhenti pada seseorang yang tiba-tiba naik ke atas panggung aula. Ia lalu melirik ke dokter-dokter muda, perawat dan staf perempuan yang mulai berbisik-bisik. Lelaki yang maju didepan sana sangat tampan di mata mereka, lebih cocok menjadi aktor. Semua mata menatapnya terkesima termasuk. Aerin ikut fokus menatap ke depan sana.

Sosok itu berdiri seperti magnet yang kuat, memukau dengan segala pesona yang dimilikinya dalam balutan jas putih itu. Tubuhnya tinggi menjulang, dan wajahnya memancarkan keangkuhan yang sempurna. Andrea disampingnya bahkan tidak bisa berkata apa-apa. Mulutnya terbuka menatap lelaki didepan sana dengan tampang memuja.

Padahal Andrea adalah perempuan yang jarang sekali akan memuja pria tampan selain pacarnya, biasanya ia sangat cuek. Artinya lelaki didepan sana lebih dari hanya sekedar tampan. Andrea mengakui lelaki itu punya aura sangat kuat yang bisa menarik perhatian banyak orang, terutama perempuan. Bagi Andrea, lelaki seperti itu sangat jarang ada.

Aerin sendiri jelas kenal siapa lelaki itu. Sampai sekarang ia tidak pernah lupa. Bahkan sosok itu terus muncul dalam mimpinya akhir-akhir ini.

Lelaki yang dulu disukainya. Yah, Anson adalah sahabat kakaknya yang lebih tua dua tahun darinya itu, yang dulu selalu ia kejar dengan tidak tahu malunya, dan kini berdiri tegak di depan sana dengan wajah dingin sempurnanya yang memancarkan keangkuhan.

Aerin tampak linglung. Kejadian dulu kembali terngiang-ngiang di kepalanya. Apalagi ketika Anson bersikap kasar sampai mengutuknya hanya karena kesalahan kecil yang dia lakukan. Tidak, itu mungkin kesalahan fatal menurut lelaki itu.

Kutukan Anson selalu muncul dalam mimpinya, yang ternyata benar-benar mengubah hidupnya. Ia tidak membenci Anson yang sekarang. Hanya saja ...

"Aerin ada apa, kau sakit?" bisik Andrea pelan. Ia menyadari gadis itu tampak terganggu entah karena hal apa.

Aerin menggeleng.

"Mungkin tubuhku sedikit lemah karena belum sarapan." bisik Aerin. Mereka kembali menatap lurus ke depan. Direktur kembali bicara.

"Perkenalkan, ini adalah dokter Anson Jewish, juga merupakan anak tunggal saya. Mulai hari ini dia akan bergabung di rumah sakit ini sebagai salah satu dokter kepala di bangsal VVIP."

Terdengar tepukan tangan meriah ketika kepala rumah sakit selesai bicara dan Anson menunduk hormat dari depan. Tentu saja lelaki itu tidak bisa melihat keberadaan Aerin dari tempatnya berdiri. Terlalu banyak orang dengan seragam yang sama. Semuanya terlihat sama di matanya.

_____________

Setelah pertemuan itu berakhir, banyak dokter yang datang berbondong-bondong memberi salam sekalian memperkenalkan diri kepada Anson. Lelaki itu hanya menyapa singkat, tidak begitu tertarik. Ia tahu mereka ingin mendekatinya karena statusnya. Kebanyakan orang begitu kan? Selalu berusaha mendekati sosok yang bisa menguntungkan mereka.

"Kau yakin akan bekerja dengan ayahmu?" Anson menoleh pada lelaki seumurannya dengan rambut kecoklatan dan agak sedikit ke bule-bulean itu. Namanya Logan, dokter spesialis anak sekaligus sahabat Anson dari SMA.

Anson mengangkat bahu tak peduli. Lagipula ia tidak bisa terus melarikan diri. Suatu hari ia benar-benar harus menggantikan ayahnya mengurus rumah sakit ini.

"Kalau saja aku bisa menolak," gumamnya. Logan menertawainya. Pandangannya berpindah ke Andrea dan Aerin yang baru keluar aula. Mereka adalah orang terakhir yang keluar dari aula, Logan bisa memastikan. Detik itu juga pandangan Anson dan Aerin bertemu.

Deg ... Deg ...

1
Mrs Ketawang
Astagaaqq😱
udah di obok" sama ayahnya mau di berikan sama anaknya...
Untung si Nick tegas dg pendiriannya
Mrs Ketawang
unboxing yg terlewatkan
Mrs Ketawang
🔥🔥🔥
Mrs Ketawang
Sabarrrr Nick,pant*t dulu gpp..
Nanti kalo sdh halal bisa spuasnyaaaaa🤣🤣🤣
Wahyu Dili P. Purniyawati
Luar biasa
Wahyuti Utii
sampe' nangis sesenggukan aku
Mrs Ketawang
astagaaaa andreaaaaa
Dwi Septya
Luar biasa
Silvia Rosaria Habsari
bagus, mengaduk emosi juga
Meiriyana
Luar biasa
Riecha Okta
Kecewa
Riecha Okta
Buruk
Qreyyy
benci tapi cinta 🥰🤣🤣🤣
Mattea Bee
Terimakasih thor untuk ceritanya yang luar biasa..Terus semangat berkarya/Determined//Determined/
Mattea Bee
Luar biasa
Mattea Bee
Indy sama Philip dua-duanya sakit jiwa😡🤬 Jijiik banget sih!!! kok ada ya perempuan model kyk Indy ?!? Philips juga jadi orangtua jahat amat, malah mau jerumusin anak sendiri ke perempuan kayak gitu.
Dessy Rinda
112 knp gak ada?
Konny Rianty
kerennn bnget cerita nya thorr
Mattea Bee
"Memangnya dadamu sudah tumbuh? Kau yakin tidak memakai bantuan spons? "

Shawn emang bener2 deh, bikin malu aja.. Zuya bukan sumpel pakai spons kok tapi tissue/Chuckle//Facepalm/
Puspita
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!