Ayyara Queenby Anderson 22 Tahun, Dia gadis yang ceria dan sedikit bar bar. Ayyara baru menyelesaikan kuliahnya dan lansung di terimah kerja jadi sekertaris di sebuah perusahan besar yang ada di kotanya.
David Wilson Alexander 28 Tahun, Dia seorang Ceo diperusahaan tempat Ayyara bekerja.
Ayyara gadis yang cerewet dan bar bar dipertemukan dengan David yang dingin tak tersentuh oleh wanita.
Yuk! Kita intip kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScorpioGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang Yang Sama
Senja di sore hari menampakkan cahayanya lemah lembut. Membawa berbagai harapan bagi mereka yang sedang berjuang; Membawa ketenangan bagi mereka yang sedang mengistirahatkan tubuh yang lelah.
Begitulah yang sedang dirasakan Ayyara saat ini yang sedang berbaring diatas kasur kesayangannya. Bahkan saat ini dia masih mengenakan pakaian kantor lengkap.
Dreettt.....
Dreettt....
Baru hendak memejamkan mata. Ponselnya berdering cukup memekik telinga. Dia melirik ponselnya sekilas, siapa gerangan yang menghubunginya.
Melly is calling
Ternyata Melly yang menghubunginya. Ayyara dengan rasa kesal tetap menerima telponnya.
...*Telpon Terhubung*...
..."Hallo! Dengan Nona Muda Ayyara disini! Apa anda perlu di banting?"...
..."Dasar pea! Clubbing Yuk? Malam minggu ini, Sekertaris utama, Tuan Muda David."...
..."Gaskan gayss!"...
..."On the way!"...
..."Mandi dulu pea! Nanti cowok tampannya pada kabur lagi."...
..."Tinggal mandi parfum."...
..."Terserah kamu de, mau mandi parfum kek, mandi minyak goreng, atau mandi oli sekalian!"...
..."Jangan dong! Nanti licin kayak belut." ucap Melly terbahak bahak....
..."Kan bagus, kalau licin." ucap Ayyara terkekeh menimpali ucapan Melly....
..."Iya si, kan harus ada pelumasnya."...
..."Kalau tidak ada pelumasnya, tidak bisa di maju mundurkan."...
..."Iyalah, kan olinya habis." ucap Ayyara terkekeh. Melly ikut tertawa di sebrang sana....
..."Udah aahh,, mending kamu siap-siap. Nanti keburu toko olinya tutup."...
..."Malam ini masih ada persediaan minyak goreng, jadi masalah oli aman'lah."...
..."Orang sinting memang tidak ada obatnya, Kecuali.....!"...
..."Kalau sama-sama sinting, ngak usah meledek sesamanya."...
...Tut...
...Tut...
...Tut...
...*Telpon terputus*...
Ayyara mematikan telponnya sepihak, kalau mau ladeni Melly, pembahasan mereka tidak akan ada habisnya.
"Dasar si Melly, si belut lintah!" ucapnya geleng-geleng kepala lalu melangkah menuju kamar mandi.
***
Laaaaaa...
Laaa..... Laaaaa....
Ayyara sedang menata rambutnya didepan meja rias sambil bersenandung riang.
Kini dia sudah lengkap dengan pakainnya. Saat ini dia mengenakan celana panjang hitam, atasan kaos press body warna putih dengan garis leher V-Neck, yang dilapisi dengan jaket kulit hitam. Kaki jenjangnya di balut dengan sepatu boots hitam, rambut panjangnya dia ikat ekor kuda. Tidak lupa kacamata hitam bertender di hidung mancungnya.
"Baru aja, ya!" seru Ayyara menghempaskan bokongnya dikursi samping kemudi.
"Iya, baru aja mau putar balik. Udah karatan ni, nungguin kamu." ucap Melly yang mulai melajukan mobilnya meninggalkan halaman apartemen.
"Kalau kamu balik. Kamu, aku pecat jadi sahabat." ucapnya melototkan matanya.
"Aku tidak bisa kamu pecat, karna aku tidak pernah melamar kerja di dunia hayal mu." sahut Melly terkekeh dan melirik Ayyara sekilas.
"Tapi kamu sudah di angkat jadi pegawai tetap yang sinting dan konyol." sahut Ayyara tertawa terbahak-bahak.
"Kamu aja, kali!" ucap Melly memutar bola matanya. Sedangkan Ayyara hanya mencebik kan bibir.
Setelah berkendara selama beberapa menit, mereka pun tiba tempat tujuan.
"Kayaknya, malam ini aura-auranya berbeda de." bisik Ayyara pada Melly saat mereka melangkahkan kakinya masuk ke dalam club malam itu.
"Berbeda bagaimana? Bukan kah, setiap malam pasti berbeda keadaan dan situasi. Contohnya itu yang di pojokan lagi bercumbu mesra, padahal malam sebelumnya kita kesini, dia tidak ada disitu." sahut Melly yang tidak mengerti maksud dari ucapan Ayyara.
"Susah ya! Ngomong sama orang yang otaknya ngeres kayak kamu!" ucap Ayyara yang melangkah lebih cepat meninggalkan Melly.
"Haii Tunggu! " teriak Melly. "Begini ni, kalau bersama gadis labil." gerutunya mempercepat langkanya menyusul Ayyara.
'Di sudut club ini, ternyata benar ada pengintai' gumam Ayyara ketika sudah duduk dikursi di depan meja bar dan memperhatikan seluruh penjuru club itu hanya dengan memutar bola matanya. Penglihatan Ayyara ternyata cukup jeli.
Hos.
Hos.
Hos.
Melly ngos-ngosan mengejar Ayyara yang berjalan cepat.
"Kamu kenapa?" tanya Melly heran melihat Ayyara yang diam, seperti memikirkan sesuatu dan ini pemandangan langkah.
"Seperti yang ku bilang tadi. Ternyata disini ada pengintai." ucap Ayyara yang mulai menuangkan minumnya di gelas.
"Pengintai? Mungkin dia mengintai gadis incarannya yang lagi mojok." sahut Melly menanggapi Ayyara dengan candaan.
"Cari penyakit ma dia." sahut Ayyara mengoyang-goyang gelasnya yang berisi wine.
"Namanya juga cinta, jangankan sakit, mati pun dia mau." ucap Melly terkekeh dan Ayyara ikut terkekeh mendengarnya.
Disisi lain di tempat yang sama, David dan sahabatnya sedang duduk di sofa panjang yang ada di club malam itu. Mereka sedang minum dan mengobrol santai seputaran pekerjaan.
Dor.
Dor.
"Aaaaakkhhhhh!" Teriakan para pengunjung wanita, mereka histeris ketakutan.
Tiba-tiba suara tembakan menggema di club malam itu dan tertuju pada David dan Sahabatnya. David nyaris tertembak, Andai matanya tidak jeli, ketika orang itu menarik pelatuknya dia menghindar secepat kilat dan meraih senjatanya yang dia selipkan di pinggang celananya. Begitupun dengan para sahabatnya melakukan hal yang sama.
Para pengawalnya dengan sigap menembak balik lawannya. Tapi karna memang jumlah pasukan lawan mereka dua kali lipat membuatnya sedikit kewalahan.
Semua pengunjung club berhamburan kemana-mana. Ada yang keluar lewat pintu belakang, ada yang lewat pintu utama dan masih ada yang terjebak. Mereka ada yang bersembunyi di balik kursi, di bawah meja, bahkan ada di dalam toilet.
Lain halnya Ayyara dengan Melly, mereka bersembunyi di balik tembok. Mereka memakai Masker dan topi; lengkap dengan kacamata hitam.
Mereka meraih senjata apinya dari dalam saku jaketnya. Ayyara memegangi senjatanya dengan kedua tangannya dan mengkatnya ke atas, matanya tetap fokus ke arah samping. Begitupun dengan Melly yang ada di sisi kirinya. Tidak tau aja mereka, kalau ada sepasang mata yang melihatnya.
Dor.
Dor.
Dor.
Suara tembakan kembali saling bersahutan, David bersembunyi di balik tembok, menembak bertubi tubi ke arah lawan. Begitupun dengan Ayyara dan Melly.
Dor.
Dor.
Dor.
Ayyara menembak lawan yang ada di belakang Nicko. Membuat Nicko refleks menoleh, ternyata lawannya udah tumbang.
Nicko beralih melihat ke arah Ayyara, dia bisa melihat Ada dua wanita disana yang sedang memegang senjata. Tapi dia tidak bisa melihat wajahnya, karna mereka memakai masker, topi dan kacamata.
Dor.
Dor.
Nicko nyaris tertembak, karna perhatiannya teralihkan oleh dua wanita yang memakai masker itu. Sedangkan David dengan cekatan menembak orang yang mengarahkan pistolnya ke arah Nicko.
Set.
Set.
Set.
"Akkhhhhtt!" teriak seseorang yang terkena pisau belatih Ayyara.
Ayyara melempar belatihnya dan tepat sasaran mengenai punggung dan dada lawannya.
Set.
Set.
Set.
Ayyara melempar lagi belatihnya, hingga lawan ambruk kelantai bersamaan. Melly menjaga jaga di sekitar dengan mengarahkan pistolnya dari kiri ke kanan.
Ada seseorang yang bersembunyi di bawah kolom meja dan mengarahkan pistolnya ke arah Ayyara. Dan perlahan dia menarik pelatuknya.
Dor.
Dor.
Dor.
Pistolnya terjatuh ke lantai, sebelum dia melepaskan pelatuknya David lebih dulu menembaknya di punggung, kepala dan dada.
Ayyara menoleh ke arah suara tembakan lalu menoleh ke arah David; Tapi David pura-pura tidak melihatnya.
'Baguslah, kalau bos kutub itu tidak mengenali ku.' gumam Ayyara.
Setelah beberapa menit bertempur, akhirnya para lawan ambruk, meskipun para pengawal David sebagian besar menjadi korban.
Ayyara yang melihat keadaan sudah aman, dia menarik tangan Melly untuk ikut serta dengannya keluar dari Club malam itu, melalui pintu samping yang ada di sebelah toilet.
Ricko dan Jack yang melihatnya ingin mengejar mereka. Karna mereka penasaran siapa gerangan wanita itu, yang sudah membantunya selama dua kali. Bahkan saat ini dia tidak sendiri.
"Stop!" Teriak David mencegah langkah Jack dan Ricko.
"Kenapa? Padahal mereka belum jauh lho!" sahut Jack.
"Tidak perlu!" ucap David menyelipkan kembali pistolnya di pinggang.
"Kamu tidak penasaran dengan mereka?" sahut Ricko.
"Tidak!" ucap David berjalan ke arah pintu keluar Club.
"Kamu udah tau?" tanya Nicko penasaran.
Sedangkan David hanya mengangguk mengiyakan.
"Jangan bilang!" sahut Damian ikut menimpali.
"Sesuai dugaan mu!" ucap David yang membuat ketiga sahabatnya bertanya-tanya. Mereka tidak mengerti dari mana mereka tau.
Ketiga sahabatnya masih ingin bertanya, tapi David sudah masuk kedalm mobil. Kini mereka hanya memendam tanda tanya besar itu dalam benatnya. Entah kapan akan terjawab.
dngrin cramahnya bumil....
mau smp kpn celup sna sni,mna yg d pke brang bkas pula.....
Tobat woooyyy tobat......