Karamel Vyora Antares memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga nya setelah mengetahui bahwa suaminya Rakhayasa Kafka Majendra masih mencintai mantan kekasihnya, bahkan Kafka berencana akan menikahi kekasihnya.
Vyora akhirnya lebih memilih pergi dan merelakan suaminya bersama mantan kekasihnya. Namun saat Vyora dan Kafka resmi bercerai ternyata Vyora sedang mengandung benih Kafka.
Akankah Vyora kembali pada Kafka demi benih yang sedang dikandungnya?
"Aku akan mendapatkan mu kembali apapun caranya" Rakhayasa Kafka Majendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji
Fernando Colin, seorang pengusaha muda yang belakangan ini sedang dekat dengan Vyora. Pria tampan berwajah bule itu tidak segan berbaur di tengah-tengah keluarga Antares dan Majendra. Dia juga dengan percaya dirinya memperkenalkan diri sebagai kekasih Vyora.
Kafka menatap kesal Vyora yang hanya diam saja saat Nando memperkenalkan dirinya sebagai kekasihnya. Kecanggungan pun sempat terjadi saat Nando berkenalan langsung dengan Kafka, yang Nando ketahui adalah mantan suami dari wanita yang sangat dia cintai itu.
Nando begitu percaya diri dia mampu bersaing dengan Kafka, walaupun dia tau latar belakang Kafka adalah seorang pengusaha yang sangat disegani di dunia bisnis. Namun, pria tampan berwajah bule itu yakin, dia yang akan mendapatkan Vyora. Karena dia juga bukan dari kalangan sembarangan, dia adalah putra tunggal keluarga Colin. Salah satu pengusaha sukses dan juga konglomerat di Indonesia.
"Saya Fernando Colin, panggil saja Nando. Saya kekasih Vyora, 𝗺𝗮𝗻𝘁𝗮𝗻 𝗶𝘀𝘁𝗿𝗶 anda." Nando tersenyum miring, dia sengaja menekankan kata mantan istri supaya Kafka sadar bahwa Kafka hanyalah masa lalu Vyora.
Kafka sangat geram dengan ucapan Nando, tapi Kafka tau Nando sengaja melakukan itu untuk memancing amarahnya.
"𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘨𝘶𝘦 𝘪𝘬𝘶𝘵𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯𝘢𝘯 𝘭𝘰."
"Saya Kafka, Rakhayasha Kafka Majendra. Anda sudah tau kan siapa saya? Saya yakin pasti anda sudah mencari tau latar belakang saya." Kafka tersenyum miring. "Tapi sepertinya anda melewatkan sesuatu. Vyora memang mantan istri saya, tapi saya yakin Vyora masih mencintai saya," ucap Kafka dengan penuh percaya diri.
"𝘒𝘦𝘯𝘢 𝘭𝘰."
Kafka melihat Nando mengepalkan tangannya. Mantan suami Vyora itu yakin pasti Nando sedang menahan amarahnya. Kafka beralih menatap Vyora yang juga sedang menatapnya, Kafka melihat ada sesuatu yang Vyora sembunyikan darinya.
Melihat suasana tegang diantara Kafka dan Nando, Daddy Giandra pun menengahi keduanya. Karena Daddy Giandra tidak ingin ada keributan di rumahnya.
"Cukup perkenalan diri nya! Lebih baik sekarang kita sarapan." Ajak Daddy Giandra.
"Maaf Om, sepertinya saya gak bisa ikut sarapan," ucap Nando tidak enak.
"Kenapa, Nan?" Tanya Daddy Giandra.
"Sebenarnya saya baru pulang dari Indonesia, Om. Saya langsung ke sini karena inget Vyora." Nando tersenyum menatap Vyora.
Daddy Giandra hanya mengangguk, dia melirik Kafka yang menampakkan wajah datarnya. Padahal daddy Giandra tau, pasti hati Kafka sedang terbakar. Apalagi saat Kafka melihat pria bule itu sengaja menggandeng tangan Vyora di depan nya.
"𝘒𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢𝘳!" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢.
...----------------...
Karel sedang menemani Khavi dan Khavya di rumahnya. Setelah sarapan, kedua bocah kembar itu tidak ikut ke kantor seperti biasanya. Karena mereka bilang ingin bermain bersama Omnya.
"Vya ... Vya kenal gak sama Om yang tadi pagi?" Tanya Karel.
Karel sangat penasaran dengan pria bule yang bernama Nando itu. Apalagi saat melihat tatapan Khavi dan Khavya pada Nando, Karel yakin keponakan kembarnya ini tau sesuatu. Biasanya anak kecil itu selalu jujur, makanya Karel bertanya pada Khavi dan Khavya.
"Itu Om Ando, temennya Mommy," kata Vya.
"Apa Om Ando jahat sama Avi dan Vya? Om liat, kayanya Avi sama Vya gak suka sama dia?"
Khavi dan Khavya menggelengkan kepalanya, membuat Karel semakin bingung. Karena yang Karel lihat, tatapan mereka seperti terlihat khawatir saat Vyora bersama Nando.
"Om Ando gak jahat ,Om.Tapi ...." Khavi kemudian membisikkan sesuatu pada Karel.
"𝘈𝘱𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘦𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨? 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘨𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘰𝘩𝘰𝘯𝘨," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘭.
...----------------...
"Kamu kemana dulu, Nan? Kenapa gak langsung pulang?" Tanya Mommy Nando.
Nando disambut dengan omelan Mommy nya begitu sampai rumah.
"Nando dari rumah Vyora, Mom. Mommy kan tau Vyora juga orang Indonesia, jadi Nando sengaja bawain oleh-oleh buat dia," kata Nando. Pria bule itu tersenyum membayangkan wajah cantik Vyora yang sudah membuatnya tergila-gila.
Mommy Nando memutar bola matanya malas. Menurut Mommy Nando, putranya itu sudah dibutakan oleh Vyora.
"Kamu masih aja ngejar-ngejar tuh janda, Nan? Kaya gak ada cewek lain aja, Melly misalnya."
Mommy Nando tidak pernah menyukai Vyora, selain karena Vyora sudah punya anak, Mommy Nando juga sudah menjodohkan Nando dengan anak temannya.
"Mom, Nando cintanya sama Vyora, jadi Mommy stop menjodohkan aku dengan Melly," kesal Nando.
Nando kemudian masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Mommynya yang terus saja menggerutu.
"𝘚𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯𝘱𝘶𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘨𝘢𝘬 𝘴𝘶𝘥𝘪 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢. 𝘈𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬-𝘢𝘯𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘢𝘬𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘔𝘰𝘮𝘮𝘺 𝘕𝘢𝘯𝘥𝘰.
...----------------...
Vyora sedang berada di kantor nya. Wanita cantik itu sedang termenung memikirkan apa yang akan terjadi dalam hidup dia dan anak-anaknya kedepannya.
"Apa yang sedang kamu fikirkan, Vy?" Vyora terkejut, tiba-tiba saja Kafka sudah duduk di depan kursi kebesaran nya.
"Kamu ngapain di sini, Mas? Bikin kaget aja." Vyora menghindar saat beradu tatap dengan Kafka, membuat Kafka semakin yakin ada yang Vyora sembunyikan darinya.
Kafka mendekati Vyora kemudian memutar kursi yang Vyora duduki menjadi menghadap nya. Kafka mencondongkan wajahnya pada wajah Vyora . Tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata Vyora, mata indah yang selalu menatapnya penuh cinta. Namun Vyora lebih dulu memutuskan tatapan nya.
"Tatap aku, Vy!" Seolah terhipnotis, Vyora pun menatap mata Kafka. "Katakan, apa benar kamu ada hubungan dengan bule songong itu?"
Vyora ingin sekali tertawa mendengar Kafka memberi julukan bule songong pada Nando. Namun Vyora tau ini bukan saatnya tertawa. Lalu Vyora menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Apa kamu mencintainya?" Tanya Kafka. Vyora hanya diam saja, perlahan matanya menunduk.
Nando sangat baik, perhatian, kaya raya dan tampan. Ketampanannya pun tidak kalah dari Kafka. Jika Kafka memiliki ketampanan seperti aktor China Chen Zhe Yuan, maka Nando memiliki ketampanan seperti Maxime Bouttier. Memiliki darah bule dari Daddy nya, sedangkan Mommy Nando berasal dari Indonesia.
Nando juga sangat menyayangi Khavi dan Khavya, namun untuk cinta? Vyora tidak bisa memberikan nya untuk Nando. Bersama Nando, Vyora hanya menepati janjinya saja, sedangkan cintanya? Hanya Kafka, Vyora seperti terpenjara oleh cinta mantan suaminya.
"Jawab aku, Vy! Apa kamu mencintainya?" lirih Kafka. Vyora menggelengkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca. "Lalu, kenapa kamu bersamanya?" Kafka menatap dalam mata Vyora, mata yang selalu menatapnya penuh cinta.
"Karena janji, Mas."
𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬
𝘚𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘭𝘶, 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘤𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘢𝘯. 𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘴𝘦𝘭𝘪𝘥𝘪𝘬𝘪, 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘣𝘳𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢. 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩, 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘳𝘢𝘯𝘴𝘧𝘶𝘴𝘪 𝘴𝘦𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢. 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘪 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘋𝘕𝘈 𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘺𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘢𝘯𝘥𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘶 𝘵𝘳𝘢𝘯𝘴𝘧𝘶𝘴𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘱𝘶𝘯.
𝘕𝘢𝘯𝘥𝘰 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢, 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘰𝘯𝘰𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘵𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘺𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘴𝘺𝘢𝘳𝘢𝘵, 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘕𝘢𝘯𝘥𝘰 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘫𝘢𝘩𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘧𝘢𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘵𝘶-𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘕𝘢𝘯𝘥𝘰 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢.
𝘈𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘴𝘺𝘢𝘳𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘕𝘢𝘯𝘥𝘰 𝘥𝘦𝘮𝘪 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘺𝘢, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘴𝘺𝘢𝘳𝘢𝘵. 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘕𝘢𝘯𝘥𝘰 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯.
𝘚𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘣𝘳𝘢𝘬 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘺𝘢. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘯𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘳𝘶𝘯𝘨 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪.
𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬 𝘰𝘧𝘧.
"Jadi ... kamu akan menikah dengan bule songong itu, Vy? Lalu, bagaimana dengan aku?"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
u r the best raga😂😂🤣
kalau emang si kakap udah yakin gak salah dan punya rencana sendiri gak mungkin donk dia merasa bersalah dan nyuekin Vyora berminggu-minggu
nggantung banget sihhhh