Terjerat Cinta Bos Gendut

Julya tiba dikamarnya lebih dulu, dan dia langsung mendudukan tubuhnya ditepi tempat tidur, sambil menatap pintu kamarnya dengan penuh kekesalan, seolah-olah pintu itu memiliki salah padanya.

"Dia sebenarnya kemana sih." kesal Julya yang sudah hampir lima belas menit menunggu Radit masuk kedalam kamarnya.

"Tau lama kaya gini, aku mandi dulu." ucap Julya lagi, yang memang menunda membersihkan diri, karena ingin berbicara dengan Radit lebih dulu.

Julya yang sudah merasa gerah dengan kebaya juga makeup yang dia kenakan, langsung bergegas masuk kedalam kamar mandi, namun baru Juga Julya memegang gagang pintu kamar mandi, Radit sudah membuka pintu kamarnya.

"Lama banget! dari mana dulu?" ucap Julya tentu dengan suara orang marah, membentak.

"Memangnya ada apa?" tanya Radit yang tidak tahu Jika julya sudah menungunya. "Tungu-tungu, Apa kamu sudah tidak sabar? Hemm." ucap Radit sambil tersenyum menggoda Julya dan Julya tentu langsung memutar bola matanya malas.

"Jangan aneh-aneh, Bukan itu,"

"Lalu apa?" ucap Radit bertanya sambil mendudukan tubuhnya dipinggir tempat tidur, seolah marahnya Julya bukanlah hal yang perlu dia khawatirkan.

"Aku ingin tahu kenapa harus ada surat nikah, kenapa gak jadi nikah siri?"

"Dasar aneh, dimana-mana orang itu marah karena cuma nikah siri, ini kamu kebalikkannya."

"Itu bedanya aku sama mereka, aku lebih seneng nikah siri, jadi kalau kita cerai gak ribet, gak perlu sidang bolak-balik kepengadilan." ucap Julya blak-blakan dan Radit yang sudah bisa menebak jika itu alasan Julya marah, hanya tersenyum.

"Kenapa malah senyum?" tanya Julya yang kesal ucapannya yang panjang hanya ditanggapi senyuman.

"Lucu lihat kamu marah."

"Dasar Gila, orang marah disebut lucu."

"Ya lucu, Biasanya kamu yang selalu aku marahi, dan maki, tapi lihat sekarang! posisi kita kebalik. kamu yang marahin aku dengan alasan tak jelas, lucu bukan?" Jelas Radit, yang secara tidak langsung memberitahu apa yang membuatnya merasa lucu.

"Tidak jelas kamu bilang? tapi sudahlah, itu tidak penting. Jadi kenapa harus ada surat nikah. kenapa tidak jadi nikah siri."

"Sayang, dari awal aku tidak berencana menikahimu secara siri." ucap Radit yang memang benar tidak berencana menikahi Julya secara siri.

"Sayang, sayang. mata lu peang." ucap Julya tidak sudi di panggil sayang oleh Radit. "Terus kenapa tadi pagi, kamu bilang jika kita akan nikah siri."

"Ya tapi aku juga bilang. Sementara sampai surat nikahnya jadi, satu bulan lagi, nah berhubung khawatir setelah nikah kamu langsung hamil dan butuh yang namanya KK, jadi aku maksa petugas KUA, dan berhasil, dengan uang semua yang tidak mungkin jadi mungkin." ucap Radit yang langsung tersenyum setelah memberikan penjelasan.

"Alasan, dan lagi siapa yang mau hamil anak kamu."

"Kamulah, kan kamu istri aku sekarang, mau tidak mau, kamu harus mau, karena kita nikah selain melindungi hawa nafsu agar tidak celap-clup sembarang, tentu tujuan lainnya adalah anak. buka?"

"Iya benar, sangat benar, pak Bos, tapi itu hanya berlaku untuk pasangan yang saling mencintai, bukan untuk aku yang terpaksa karena diancam."

"Benar juga. Tapi seperti yang aku bilang, mau tidak mau kamu harus mau, emm pasti anak-anak kita kelak, cantik kaya mamanya dan ganteng mirip papanya." ucap Radit sambil tersenyum karena sudah terbayang bagai mana tampan dan cantiknya anak mereka.

"Gil*," ucap Julya yang kini langsung masuk kedalam kamar mandi. Karena lelah terus berdebat dengan Radit.

Radit yang melihat kemarahan Julya hanya tersenyum, sambil menghirup dalam-dalam wangi kamar Julya yang sangat menenangkan, dan tanpa diduga Julya yang tadi sudah masuk kamar mandi keluar lagi, dan langsung berdiri dihadapan Radit yang telah merebahkan sebagian tubuhnya diatas tempat tidur.

"Pak!"

"Hem" Jawab Radit yang langsung mendudukkan tubuhnya lagi.

"Jadi sampai kapan kita akan menikah? apa sampai kita punya anak?" tanya Julya dengan wajah yang sangat serius.

"Tidak tahu." ucap Radit yang memang tidak tahu sampai kapan dia berjodoh dengan Julya.

"Ya ampun!, masa aku harus menebus kesalahan adikku sampai mati, itu tidak mungkin bukan?? Atau begini saja, jika bapak tidak bisa menentukan sampai kapan pernikahan kita. biar aku yang tentukan. Kita Nikah hanya sampai aku bertemu kekasihku lagi, Titik." putus Julya.

Radit yang tidak tahu Julya mempunyai kekasih tentu kaget, sampai langsung bertanya "Kamu punya kekasih?"

"Ya tentu saja punya."

"Tapi kenapa aku tidak tahu. Tante Merry juga pekerja kantor lainnya, tidak bilang jika kamu punya pacar."

"Tentu saja tidak akan ada yang bilang pada bapak, karena kami menyembunyikan hubungan kami."

"Kenapa?" tanya Radit penasaran karena akhirnya dia tahu alasan Julya yang sering menolak laki-laki yang datang melamarnya. dan tentu saja menolak cintanya saat masih menggunakan nama Riski. Tapi siapa?

"Karena kami satu kantor, dan bapak tentu tahu peraturan dikantor bapak seperti apa? tidak boleh ada yang terikat sebuah hubungan antara pekerja."

"Siapa?" tanya Radit penasaran.

"Bapak tidak mengenalnya, dia keluar sebelum Bapak menggantikan Bu Merry."

"Saya tidak tanya itu, yang saya tanyakan nama dia siapa?"

"Rahasia....." ucap Julya yang langsung pergi kekamar mandi, meninggalkan Radit yang masih penasaran.

"Apa saat aku tidak ada di kantor?" ucap Radit yang berpikir jika Julya memiliki kekasih saat dirinya tidak bekerja.