Apa jadinya bila seorang gadis yang baru lulus SMA harus menjadi seorang ibu pada anak kembar 7 yang tidak sengaja ia temukan. mampukah gadis itu merawat anak kembar 7 itu sendirian? Atau malah di titipkan kepanti asuhan? temukan jawaban nya di novel ini. kalau penasaran baca yuk.
Cerita ini hanya lah fiktif semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ram di culik. (part 1)
Monica Adora.
.
.
.
Untuk pertama kalinya, si kembar berangkat sekolah di antar Mommy dan Daddy nya.
Tak dapat di gambar kan betapa bahagianya perasaan si kembar. Karena sudah ada Daddy nya ia bisa pamer pada teman teman nya.
Si kembar berpamitan pada Oma dan Opa nya. Si kembar mencium tangan Oma dan Opa nya secara bergantian.
"Hati hati ya?" pesan Oma.
"Iya, Oma dadah," si kembar melambaikan tangannya.
Setelah mobil yang di tumpangi si kembar berangkat sekolah bersama Mommy dan Daddy nya, Vera hanya memandang sampai mobil itu menghilang dari pandangan nya.
Vera tak kuasa menahan air mata harunya lalu memeluk suaminya.
"Mommy sangat bahagia Dad, tidak di sangka sangka ternyata kita sudah punya cucu yang sangat menggemaskan," ucap Vera penuh haru.
"Katanya bahagia, tapi kok nangis?" Jordan menggoda istrinya.
"Ini air mata bahagia Dad."
"Air mata bahagia atau air mata buaya?"
Buuug... Vera memukul dada bidang suaminya.
"Nanti malam Daddy tidur di luar," Vera langsung pergi meninggalkan suaminya yang masih bengong.
"Mommy!" Tapi yang di panggil sudah berlalu masuk kamar.
"Bakalan puasa nih, nyesel aku menggoda nya." monolog Jordan dalam hati. Akhirnya Jordan hanya bisa mondar-mandir di depan pintu kamar.
Sejak Darmendra tau kalau anak nya kembar tujuh, Darmendra pun membeli mobil yang lebih besar, agar dapat menampung banyak orang. Darmendra memang telah mempersiapkan semuanya.
Mobil terus melaju di jalan raya, Senyum bahagia pun tidak pernah luntur dari bibir Darmendra, akhirnya si kembar juga ketularan tersenyum. hanya Ray yang jarang tersenyum. sifatnya yang dingin, membuat nya jarang tersenyum, terkecuali kalau bersama Mommy nya.
"Kalian sudah kelas berapa?" tanya Darmendra.
"Kelas enam," jawab si kembar serentak.
"Mommy kok diam saja, sariawan ya?" tanya Darmendra.
"Mommy lagi malas ngomong," jawab Diva.
Akhirnya mereka pun sampai di sekolah si kembar. Darmendra, Diva serta si kembar pun keluar dari mobil. Seperti biasa, si kembar jadi pusat perhatian.
"Belajar yang rajin ya," pesan Darmendra.
"Bukan kah itu kalimat yang sering Mommy ucap kan?" tanya Ram.
"Oya, benar kah?" si kembar mengangguk.
"Mommy selalu berpesan begitu," kata Rakha.
"Gak apa apa, Daddy mewakili Mommy," ucap Diva.
"Sekarang kalian masuk, sebentar lagi bel sekolah berbunyi." Darmendra.
Si kembar pun mengalami orang tua nya. saat Darmendra hendak mencium pipi mereka, si kembar malah lari. karena tidak mau di cium.
Diva tertawa melihat Darmendra berwajah masam.
"Mereka memang tidak mau lagi di cium, kata nya sudah besar. Kalau mau mencium mereka tunggu mereka tidur." kata Diva.
"Padahal aku ingin sekali mencium mereka, aku telah kehilangan momen saat mereka masih bayi." Darmendra.
"Sekarang nikmati masa masa bersama mereka."
"Iya, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. walaupun kami baru di pertemukan."
"Boleh antar aku kerumah? aku ingin ganti pakaian, dan ingin kekantor."
"Baik, aku antar kamu, setelah itu aku juga mau kekantor."
Darmendra pun melaju kan mobil nya meninggalkan sekolah si kembar. perjalanan sedikit macet, karena masih pagi orang orang pergi bekerja.
"Mengapa sekarang namamu menjadi Diva?"
tanya Darmendra.
"Memang nama ku Diva emang siapa lagi?" Diva malah balik bertanya.
"Bukan kah dulu Tante Rora memanggil mu Dewi?"
"Dari mana kau tau?"
"Bukan kah aku dulu yang suka gendong kamu, sewaktu kamu masih bayi?"
"Aku terlalu kecil untuk mengingat semua itu."
"Ya, waktu itu kamu baru berusia satu tahun, dan aku delapan tahun."
"Apa kamu ingin mengunjungi makam istrimu?" Diva mengalihkan pembicaraan.
"Sekarang?"
"Tidak, tahun depan."
"Oh, aku kira sekarang?"
"Terserah kamu lah, lebih baik kamu kunjungi, walau bagaimanapun dia adalah istrimu, ibu dari anak anak mu."
"Baiklah kita kesana sekarang," Darmendra pun memutar haluan menuju ke makam istrinya.
...****************...
Sementara di belahan dunia lain, tepat nya di negara A. Monica yang mendengar bahwa Darmendra telah menemukan anak anak nya, mulai menyusun rencana.
"Aku harus kembali sekarang." gumam Monica.
Monica pun segera memesan tiket pesawat dan segera pulang hari ini juga. Tapi sebelum itu, ia memerintahkan kepada anak buahnya untuk menculik anak Darmendra. Monica akan menggunakan anak Darmendra untuk mendapatkan Darmendra supaya tunduk kepada nya.
"Halo, saya ada pekerjaan untuk kamu,"
"Apa bos?"
"Kamu culik anak dari Darmendra, nanti poto nya saya kirim ke kamu.?"
"Baik bos,"
Monica dapat poto si kembar dari mata mata yang di bayar nya. Monica tersenyum devil, merasa kali ini rencana nya pasti akan berhasil. Dia tidak tahu kalau yang ingin dia culik anak anak jenius.
Monica kini sudah berada di bandara. setelah sekian tahun berada di luar negeri, demi mengikuti partner ranjang nya. walaupun Monica Gonta ganti partner ranjang, tapi ambisinya untuk mendapatkan Darmendra belum juga surut.
Sementara si kembar masih belajar di sekolah nya. Anak buah yang Monica suruh untuk menculik si kembar, saat ini sedang mengawasi kegiatan si kembar. nanti bila mereka lengah, baru lah anak buah Monica itu bertindak. Mereka berada di lingkungan sekolah dengan menyamar. memang tidak ada yang mencurigakan.
"Kita tunggu waktu yang tepat, lalu kita culik bocah itu," kata salah satu dari mereka. mereka ada empat orang. yang lain menunggu di markas mereka.
Ya, Monica menggunakan koneksi dunia bawah untuk memperkuat kedudukan nya.
"Berapa lama lagi kita menunggu bocah itu keluar?"
"Masih dua jam lagi,"
"Kalau begitu kita beli makan dulu, menculik juga perlu energi. kalau kita lapar kita tidak punya tenaga."
"Dua orang beli makanan, dua lagi berjaga di sini."
"Baik lah."
Akhirnya dua beli makanan, dua orang lagi sedang berjaga.
"Awasi terus, jangan sampai lengah. kalau kita lengah bos akan marah."
"Iya kamu benar."
mereka terus mengawasi, sampai kedua teman nya yang pergi membeli makanan pun sudah datang. mereka berempat pun makan untuk mengisi perut mereka. daripada nanti mereka kelaparan.
Yang mereka tunggu tunggu pun akhirnya keluar dari sekolah. Keempat penculik itu tercengang melihat anak yang akan mereka culik ada tujuh dengan wajah yang sama. sedangkan poto yang mereka terima dari Monica hanya satu orang saja.
"Yang mana satu yang ingin kita culik?"
Bodoh, pilih salah satu dari mereka lah.
Ram tiba tiba ingin ke toilet. ia izin pada saudara nya karena sudah kebelet. Merasa ada celah, penculik itu pun mengikuti Ram sampai ke toilet. Saat Ram keluar dari toilet, mulut nya di bekap dengan sapu tangan yang sudah di beri obat bius. Ram pun akhirnya tidak sadar kan diri. penculik itu dengan mudah membawa Ram karena tubuh nya kecil.
Sedangkan saudara saudara nya belum menyadari bahwa Ram sudah di bawa lari oleh penculik itu.
"Kenapa Ram lama sekali?" tanya Ren.
.
.
.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil bersama, Dari sisi kemanusiaan toleransi terhadap sesama dan dari sisi ke Genius si Penulis Cerita aku suka banget,Tank you Author 👍👍👍💪💪💪🥇🥇🥇