Kehidupan Brian yang menjadi pemuda begajulan dan merupakan anggota geng motor, tiba-tiba berubah total saat sang ayah mengusirnya dari rumah. Dia terpaksa belajar mandiri dengan menjadi kurir pengantar makanan untuk menyambung hidup.
Sialnya, malam itu dia terjebak dengan seorang perempuan mandiri bernama Naomi yang mendapat fitnah dari tetangganya. Mau tak mau Brian dan Naomi harus menikah karena fitnah itu.
Namun, baik Brian maupun Naomi tak ada yang mau mengumumkan pernikahan mereka dan merahasikannya sampai waktu berpisah tiba. Akankah mereka sanggup merahasiakan pernikahan itu sampai akhir?
cek visual di ig @ittaharuka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bad Boy | Bab 9
Tangan Brian masih menggantung tepat di depan wajah Naomi. Wanita itu tentu bingung harus melakukan apa dengan tangan suaminya itu. Namun, Brian langsung meraih tangan kanan Naomi dan menggenggamnya, lalu mengarahkan punggung tangan itu tepat di hidung Naomi.
Wanita itu baru paham apa yang Brian maksud. Meski dia baru mendapatkan gelar istri, tapi hal sederhana seperti mencium tangan suami adalah sesuatu yang sering Naomi lihat. Akan tetapi, dia tidak menyangka saja jika Brian ingin melakukan hal yang cukup mesra itu.
“Kamu lupa aku suamimu ya?” tanya Brian usai berhasil membuat Naomi mencium punggung tangannya.
Brian sengaja menekankan kata suami pada kalimatnya itu. Dia lalu mengajak Naomi masuk dengan merangkul pundaknya. “Permisi, Pak!” ucapnya dengan sinis.
“Pak?! Memangnya aku sudah setua itu? Cuma beda tujuh tahun aja dari Naomi!” gerutu suami Lisa yang merasa tersinggung karena dipanggil “pak” oleh Brian.
Sementara itu, Naomi dan Brian akhirnya masuk ke kamar dan menutup pintu dengan rapat. Naomi langsung melepaskan tangan Brian darinya dan menatap laki-laki itu dengan cemberut.
“Nggak usah peluk-peluk juga bisa, ‘kan?” omel Naomi sembari melemparkan tasnya begitu saja di kasur.
“Ya, aku terpaksa melakukannya. Daripada kamu digoda terus sama tetangga sebelah!” balas Brian tak mau kalah.
Naomi menatap handuk di tangan Brian yang baru saja dipakai untuk mengeringkan rambut. Sontak saja hal itu membuat Naomi geram dan langsung melotot pada suaminya itu.
“Kok kamu pakai handuk aku?” tanya Naomi yang jelas tidak terima Brian memakai barangnya tanpa izin.
“Ya, maaf, Mbak! Handuk aku ketinggalan di rumah lama. Lupa nggak bawa!” jawab Brian sembari mengulurkan handuk basah itu pada istrinya.
“Nyebelin banget!” balas Naomi yang tak mau menerima handuk itu, dan mengambil handuk lain dari lemari.
Rasanya tubuh sudah lelah karena bekerja, sampai rumah harus menghadapi orang asing menyebalkan yang berstatus suami. Saat masuk ke kamar mandi, lagi-lagi Naomi harus mengelus dada karena kelakuan suaminya.
Pasta gigi berceceran di lantai, dan parahnya Brian juga tidak menutup lagi pasta gigi itu. Kali ini, karena sudah terlanjur masuk kamar mandi, Naomi membiarkannya saja sambil terus menggerutu melampiaskan kekesalannya sendiri.
Sampai akhirnya, wanita cantik itu pun selesai mandi dan berganti pakaian. Yang pertama dia lihat adalah, Brian sedang tiduran di kasur dengan handuk basah yang tak jauh darinya. Benar-benar menguji kesabaran seorang gadis yang belum dua puluh empat jam menjadi istri itu.
“Brian!” panggil Naomi yang sudah siap meledakkan lahar amarahnya.
“Kenapa, Mbak!” tanya Brian tanpa menoleh pada Naomi.
“Kalau kamu masih mau tinggal di sini. Kamu harus dengar aturanku!”
Seketika itu Brian menoleh dan melihat istrinya yang sudah segar kembali, tapi tetap saja memasang wajah garang. “Kamu aslinya cantik loh, Mbak! Sayangnya galak!”
“Nggak usah sayang nggak apa-apa! Dengerin ya!” Naomi berpindah posisi dan kini duduk di depan Brian yang terpaksa ikut duduk bersila di atas kasur.
“Apa, Mbak Nomnom?”
Kening Naomi seketika berkerut mendengar panggilan aneh yang keluar dari bibir Brian, tapi ada satu hal yang lebih penting dan harus dia bahas sekarang juga.
“Kamar ini punyaku. Kamu di sini hanya numpang tinggal dan bayar setengah saja, ‘kan? Jadi, kamu harus ikuti aturanku! Pertama, jangan taruh benda basah di kasur, terutama handuk ini!” omel Naomi sembari memungut handuk itu dengan wajah sinis.
Brian hanya mencebik dan menerima aturan yang diberikan oleh Naomi. “Oke, apa lagi?”
“Yang kedua. Jangan buang-buang odol! Kamu itu harusnya kasih aku uang belanja. Bukannya malah buang barang-barang yang aku beli dengan percuma! Ingat Brian, kita ini orang asing yang kebetulan menikah aja!”
“Tunggu, Mbak Naomi istriku!” Brian menempelkan jari telunjuknya di bibir Naomi agar wanita itu berhenti mengomel. Dia juga mendekatkan wajahnya pada Naomi hingga kini jarak mereka terasa semakin dekat. “Kalau kamu minta uang belanja. Berarti aku boleh dong minta dilayani di kasur walaupun kita orang asing yang nggak saling mencintai?”
***
Aaaa, kan Nomnom jadi bingung mau jawab apa 🙃🙃😂😂